Kisah Kopassus
Kisah Kopassus, Miliki Kemampuan Rahasia yang Tidak Dimiliki Pasukan Negara Lain
Itu sebabnya, rahasia kekuatan Kopassus belum bisa dipecahkan militer negara lain hingga kini.
TRIBUNJAMBI.COM - Menelusuri sejarahnya sangat menarik, karena pasukan ini dibentuk berdasarkan berbagai masukan.
Itu sebabnya, rahasia kekuatan Kopassus belum bisa dipecahkan militer negara lain hingga kini.
Memang pasukan elite TNI ini memiliki kemampuan rahasia yang tidak dimiliki pasukan asing negara lain.
Baca juga: Sosok 3 Jenderal Kopassus Didikan Sintong Panjaitan yang Jadi Orang Pilihan, Ngeri Spesialisasinya
Baca juga: Kopassus Jadi Guru Menembaknya, Tentara Brunei Dibuat Pingsan, Namun Berubah Jadi Penembak Handal
Baca juga: Letnan Ginting Geleng Geleng Lihat Sniper Kopassus Beraksi, 49 Peluru Kena Musuh, Kebal Ular
Ada kemampuan rahasia pasukan elite TNI AD yang membuat pasukan khusus Amerika Serikat tak berkutik.
Untuk memperoleh 'kekuatan super' ini, prajurit Kopassus memerlukan latihan berat.
Perpaduan olah pernapasan dan kemampuan fisik menghasilkan kemampuan dahsyat.
Selain itu, kemampuan Kopassus bukan hanya sekadar fisik yang kuat, namun juga kecerdasan.
Secara garis besar, ada keseimbangan antara kecerdasan dan kemampuan fisik.
Dari mana ide pembentukan kemampuan tingkat tinggi Kopassus ini?
Pada 1980-an, ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang memiliki kemampuan antiteror.
Saat itu, satuan pasukan khusus dari berbagai negara dijadikan sebagai referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh, seperti ilmu pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis dan pasukan khusus Korea Selatan.
Satuan-satuan di atas banyak mempengaruhi pembentukan pasukan khusus di lingkungan TNI.
Teknik pelatihan pasukan khusus dari sejumlah negara itu kemudian direkomendasikan Asisten Intelijen Hankam/Kepala Pusat Intelijen Strategi Letjen TNI, LB Moerdani, untuk segera diterapkan dalam pembentukan pasukan khusus TNI di kesatuan Kopassus.
Pasalnya semua teknik yang diramu dari berbagai ‘aliran’ pasukan khusus itu, diyakini mampu membentuk tiap personel pasukan khusus TNI menjadi pasukan tempur yang sangat profesional.
Profesional yang dimaksud oleh Letjen Benny adalah tiap personel pasukan khusus yang sudah terlatih baik, bisa melaksanakan misinya hingga tuntas meski hanya bermodal peralatan dan persenjataan yang sangat terbatas.
Dengan kata lain, kehebatan pasukan khusus tidak ditentukan oleh teknologi yang digunakan dalam pertempuran.
Melainkan, oleh kemampuan personel dalam penguasaan ilmu beladiri, penggunaan senjata tajam, dan ketrampilan penggunaan senjata api yang tidak dilengkapi teknologi serba canggih.
Oleh karena itu demi mencetak pasukan khusus yang dalam misi tempurnya tidak terlalu tergantung pada teknologi, Letjen LB Moerdani melarang pasukan-pasukan khusus AS untuk dipergunakan sebagai referensi.
Hingga saat ini pasukan-pasukan khusus AS seperti Green Berets, Navy Seal, Delta Force, SWAT, dan lainnya memang selalu tergantung kepada teknologi militer untuk mendukung operasi tempurnya.
Misalnya, untuk melakukan pertempuran malam hari, semua pasukan khusus AS sangat tergantung kepada teropong pelihat malam (Night Vision Google/NVG) sehingga bisa melihat targetnya dalam gelap.
Tapi bagi pasukan khusus seperti Kopassus, untuk melihat dalam gelap tidak perlu NVG.
Kopassus sudah dibekali ilmu beladiri pernapasan Merpati Putih sehingga bisa ‘melihat’ dalam gelap.
Setiap prajurit Kopassus juga mampu menembak tepat layaknya sniper tanpa dibantu teropong dalam jarak minimal 300 meter.
Sedangkan, pasukan khusus AS umumnya bisa melakukannya dengan bantuan teropong.
Pasukan khusus AS yang umumnya berbadan besar kadang merasa superior dibandingkan pasukan khusus TNI yang berbadan lebih kecil.
Tapi para pasukan khusus AS itu menjadi tidak berkutik ketika ilmu debus pasukan khusus TNI mulai dikeluarkan.
Selain menjadi kebal oleh sabetan senjata tajam, berkat ilmu debus yang dikuasai Kopassus, seorang pasukan khusus AS yang berbadan raksasa hanya bisa kebingungan.
Pasalnya ketika pasukan khusus AS itu di suruh berdiri di atas selembar kertas koran, kemudian diangkat oleh dua pasukan khusus TNI sambil mengerahkan negara dalamnya, dia bisa terangkat dengan mudah.
Namun, yang paling mudah untuk membuat klenger para pasukan khusus AS, ketika dalam latihan jungle survival disuguhi buah durian.
Tak seorang pun pasukan AS berani makan durian, sementara pasukan khusus TNI bisa menyantap semua durian penuh gairan dan suka cita.
Berkat kemampuan pasukan khusus Indonesia yang tiap personelnya menguasai ilmu beladiri dan tenaga dalam itu, telah membuat para jenderal di markas besar militer AS, Pentagon ketakutan.
Para jenderal di Pentagon yakin, pasukan khusus Indonesia menguasai ‘ilmu hantu’, sementara pasukan khusus AS sama sekali asing dengan ilmu kebatinan tersebut.
Oleh karena itu, jika dalam latihan bersama para pasukan khusus TNI mulai menerapkan ilmu kanuragannya (beladiri dan tenaga dalam).
Misalnya makan beling sewaktu mempraktikkan ilmu debus, benar-benar membuat para pasukan khusus AS sama sekali tak berkutik.
Maka menjadi masuk akal jika dalam pertempuran melawan pasukan khusus TNI, para pasukan khusus AS yang bertempur tanpa menggunakan teknologi militer canggihnya, bisa dengan mudah dikalahkan.
Tulisan ini bersumber dari buku Sintong Panjaitan: Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, PBK, 2009.
Grup-grup di Kopassus.
Grup 1/Parakomando: berlokasi di Serang, Banten
Grup 2/Parakomando: berlokasi di Kartasura, Jawa Tengah
Grup 3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus: berlokasi di Batujajar, Jawa Barat
Grup 4/Sandhi Yudha: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Grup 5/Anti Teror: berlokasi di Cijantung, Jakarta Timur
Menarik kan kisah pasukan elite TNI AD ini.
Baca kisah-kisah Kopassus dan pasukan elite TNI di tribunjambi.com. (*)
Baca juga: Kisah Anggota Kopassus, Siapkan 17 Peti Mati Saat Jalani Misi Pembebasan Sandera, Segini yang Terisi
Baca juga: VIDEO Taktik Letkol Sintong Kopassus, Berpura Operasi Gagal, Anak Buah Tertipu, Hasil Mencengangkan
Baca juga: Kala Sintong Tugaskan Hendropriyono Buru Sosok Penembak Anggota Kopassandha, Kisah Kopassus vs PGRS