Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Ratumas Siti Aminah Curu Raden Mattaher: Teladani Mulai dari Diri Sendiri

10 November 2020 lalu, pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada pejuang asal Jambi, Raden Mattaher.

Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI/MAREZA SUTAN
Ratumas Siti Aminah yang juga cucu dari Raden Mattaher, beberapa waktu lalu, di makam pahlawan berjulukan Singo Kumpeh itu. 

Ratu: Tahun 1999 saya mulai tulis-tulis buku. Lama sekali sampai akhirnya jadi satu buku. Itu saya kirim ke mana-mana, sampai saya ajukan ke pusat, tapi waktu itu belum ada tanggapan.

Ratumas Siti Aminah yang juga cucu dari Raden Mattaher, beberapa waktu lalu, di makam pahlawan berjulukan Singo Kumpeh itu, November 2020
Ratumas Siti Aminah yang juga cucu dari Raden Mattaher, beberapa waktu lalu, di makam pahlawan berjulukan Singo Kumpeh itu, November 2020 (TRIBUNJAMBI/MAREZA SUTAN)

Saya tidak putus asa. Apa yang sudah ditakdirkan Allah, tidak ada yang bisa mengubahnya. Tiba-tiba dari Kepulauan Riau datang, tanya tentang riwayat datuk Raden Mattaher.

Akhirnya, Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Kepri adakan seminar. Habis dari sana, kami terus berjuang. Bikin film, bikin lagu. Dari hasil yang ada ini, saya laporkan ke Bapak Fasha, Wali Kota Jambi.

Saya sampaikan persyaratannya, sampai ke bagaimana area makamnya. Saya pengin datuk jadi pahlawan. Alhamdulillah, satu per satu persyaratannya diselesaikan.

Termasuk juga sejak tahun 2017, Pemerintah Kota Jambi mulai upacara Hari Pahlawan di sini. Sudah empat tahun berturut-turut.

Tribun: Apa saja persyaratannya, dan kapan persyaratan itu lengkap sampai akhirnya dikirim?

Ratu: Pemkot waktu itu mengadakan seminar nasional, dihadiri dari Kementerian Sosial. Ada ahli sejarah juga. Dari sana, ditugaskanlah Dinas Sosial Kota Jambi untuk melengkapi dokumen persyaratan yang diperlukan. Itu tahun 2019 kemarin. Kami lengkapi, kami ajukan.

Alhamdulillah, akhirnya datuk Raden Mattaher dianugerahi gelar sebagai pahlawan nasional.

Tribun: Bagaimana upaya selanjutnya menjaga nama baik dan makam beliau?

Ratu: Untuk menjaga makam beliau, itu seharusnya pemerintah. Selama ini sudah cukuplah anak cucunya.
Alangkah naifnya kalau pemerintah tutup mata, dan biayanya juga sekarang ada dari pusat

Tribun: Apa harapan kepada masyarakat Jambi, bagaimana mereka mengenal dan meneladani pahlawan?

Ratu: Anak milenial sekarang pintar-pintar. Saya sudah berjumpa dengan Pjs Gubernur, dengan Pak Sekda, beliau berencana menerbitkan buku untuk SMK.

Kalau untuk SD sama SMP itu wacananya sudah lama, dan kemungkinan sudah selesai. Itu nanti akan dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal.

Ke depan mereka mesti lebih peduli lagi, karena jasa para pejuang pahlawan itu kita bisa bercermin. Apa yang dilakukan pahlawan itu cambuk untuk kita, karena diri kita sendirilah yang akan mengubah hidup kita sendiri.

Kalau mau meneladani apa yang dilakukan Raden Mattaher, dimulai dari sendiri. Mulai perbaiki diri sendiri, baru menjadi contoh pada orang lain.

(Tribunjambi.com/ Mareza Sutan A J)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved