Ahmad Yani Pastikan Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Takkan Gabung Partai Masyumi, Apa Alasannya?

Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani mengatakan, Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tidak akan bergabung dengan Partai Masyumi yang baru saja aktif.

Editor: Rohmayana
Istimewa via WartakotaLive
Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Partai masyumi sudah diaktifkan kembali, apakah  anggota Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) akan ikut bergabung?

Ketua Komite Eksekutif KAMI Ahmad Yani mengatakan, Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tidak akan bergabung dengan Partai Masyumi yang baru saja aktif kembali.

Hal itu berdasarkan pernyataan Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo kepada Yani.

"Tidak, dipastikan Pak Din, Pak Din juga sudah mengatakan tidak (gabung Partai Masyumi)."

Baca juga: VIDEO Kemenangan Joe Biden Diharapkan Bisa Redakan Ketegangan AS-China

Baca juga: Suasana Prosesi Pelantikan dan Sumpah Jabatan 140 Pejabat oleh Wali Kota Jambi

Baca juga: Cegah DBD, Kelurahan Pasir Putih Fogging Beberapa RT

 "Dan Pak Gatot juga tidak," kata Yani saat dihubungi Tribunnews, Senin (9/11/2020).

Namun, Yani tidak mengetahui apakah ke depannya Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tetap tidak akan bergabung, atau justru akan berjuang bersama di Partai Masyumi.

Jika keduanya bergabung, Yani beranggapan hal itu merupakan sikap individu, tidak mewakili KAMI.

Baca juga: Sejarah Partai Masyumi Ternyata Pernah Dibubarkan Presiden Soekarno, Kini Harus Dikemas Ulang

"Untuk sementara, tapi kita tidak tahu nanti kemudian."

"Saya memastikan gerakan KAMI tidak akan terlibat dalam partai, tidak hanya Masyumi, seluruh partai lain, juga ormas," ujarnya.

Yani mengakui beberapa dari deklarator KAMI memang bergabung dengan Partai Masyumi.

Baca juga: LPSDK Ketiga Paslon Pilkada Batanghari Tak Ada yang Mencapai Rp 1 Miliar

Namun, Yani tidak menyebut rinci siapa saja anggota KAMI yang bergabung dengan Partai Masyumi.

"Dari hampir 200 orang deklarator KAMI, yang di Masyumi tidak sampai 0, sekian persennya," paparnya.

Sebelumnya diberitakan, Partai Masyumi hidup lagi setelah dideklarasikan di aula Masjid Furqon, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020).

Baca juga: Berikut Dampak Negatif dan Positif Kepulangan Habib Rizieq Shihab Bagi Pemerintahan Jokowi-Maruf

Acara deklarasi disiarkan secara virtual via aplikasi Zoom.

Dalam kesempatan itu, Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A Cholil Ridwan yang memimpin jalannya deklarasi, sedikit bercerita mengapa Partai Masyumi kembali bangkit.

Baca juga: Luna Maya Kabarnya Akan Menikah Tahun Depan, Siapa Pria yang Ajak Luna Maya ke Pelaminan?

Awalnya, Cholil menyinggung soal kemenangan Jokowi pada Pilpres 2019, yang didukung oleh ormas Nahdlatul Ulama (NU).

Menurutnya, Maruf Amin sangat berjasa besar dalam kemenangan Jokowi, karena membawa NU mendukung Jokowi.

"75 tahun kita merdeka, ada organisasi NU yang anggotanya puluhan juta, ormas Muhammadiyah anggotanya jutaan."

Baca juga: Motor Matik Bekas Rp 7 Jutaan - Yamaha Mio Soul, Honda BeAt, Honda Vario

"Sampai-sampai kalau ada apa-apa, yang diundang hanya Muhammadiyah dan NU."

"Dulu yang diundang juga Dewan Dakwah. Ketahuan Dewan Dakwah bukan ormas," ujar Cholil, Sabtu (7/11/2020).

"Tapi apa makna dua ormas besar ini, bila sedang berhadapan dengan masalah, Pak Maruf Amin memberikan jasa yang sangat besar pada kemenangan Jokowi."

Baca juga: Luna Maya Kabarnya Akan Menikah Tahun Depan, Siapa Pria yang Ajak Luna Maya ke Pelaminan?

"Atas nama ormas NU, jika massa puluhan juta ormas NU mendukung Jokowi, menjadikan Jokowi menang mengalahkan Prabowo, capres dari ulama dan Umat Islam," imbuhnya.

Namun, ketika Jokowi sudah menjabat sebagai Presiden kembali, Cholil mempertanyakan posisi Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang tak diisi oleh perwakilan NU dan perwakilan Muhammadiyah.

Posisi tersebut justru diisi oleh Fachrul Razi pada Menteri Agama, dan Nadiem Makarim pada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Baca juga: Kisah Ibu Asal Bungo, Mendaki Gunung Dempo, Kenang Kepergian Anaknya 4 November 2019 Lalu

Keduanya dianggap tak memiliki afiliasi, baik kepada NU ataupun Muhammadiyah.

Menurutnya, ada kebiasaan kursi Menteri Agama akan diberikan kepada perwakilan NU.

Sementara, kursi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diberikan kepada perwakilan Muhammadiyah.

Baca juga: IDI Jambi Tekankan Upaya Bersama, Penanganan Covid-19 Tidak Bisa One Man Show

"Dalam situasi ini, wajib kita mendirikan partai Islam ideologis kaffah," jelas Cholil.

Selain itu, alasan Partai Masyumi bangkit kembali disebut Cholil, tak lepas dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tak menanggapi permintaan untuk menampung massa 212 dan massa dari eks Partai Bulan Bintang (PBB).

Cholil mengungkap dirinya pernah dijenguk oleh politikus PKS Hidayat Nur Wahid sewaktu sakit.

Di sana, dia meminta PKS agar menampung kedua massa tersebut.

Namun, lantaran permintaan itu tidak ditanggapi, Cholil percaya Partai Masyumi akan menjadi satu-satunya tumpuan untuk menampung kedua massa itu.

"Insyaallah Masyumi satu-satunya yang menjadi tumpuan kita, karena kita pernah berdiskusi dengan Hidayat Nur Wahid ketika saya sakit."

"Ngobrol 2 jam dan saya minta PKS menampung massa 212, massa eks PBB."

"Beliau berpikir lama, akan musyawarah, akhirnya sekarang tidak ada kabar."

"Maka saya berkesimpulan PKS tidak bersedia menampung massa umat Islam 212 dan mantan aktivis PBB."

Baca juga: IDI Jambi Tekankan Upaya Bersama, Penanganan Covid-19 Tidak Bisa One Man Show

"Tidak ada jalan lain, kita mendirikan Partai Masyumi yang dulu pernah berjaya," beber Cholil.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Partai Masyumi hidup lagi, setelah dideklarasikan kembali, Sabtu (7/11/2020).

Deklarasi Partai Masyumi ini bertepatan dengan HUT ke-75 partai yang didirikan pada 1945 silam.

Deklarasi tersebut disiarkan secara virtual via aplikasi Zoom.

"Kami yang bertanda tangan di bawah ini, mendeklarasikan kembali aktifnya Partai Politik Islam Indonesia yang dinamakan 'Masyumi'," ujar Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A Cholil Ridwan, yang memimpin deklarasi, Sabtu (7/11/2020).

Dalam deklarasinya, Cholil mengatakan Partai Masyumi akan berjihad agar ajaran dan hukum Islam di Indonesia terlaksana.

Peserta deklarasi yang hadir pun langsung meneriakkan takbir mendengar deklarasi tersebut.

Tak hanya deklarasi, dalam acara itu rencananya akan diumumkan pula Majelis Syuro dari Partai Masyumi.

Adapun calon-calon Majelis Syuro Partai Masyumi di antaranya adalah mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua.

Ada pula mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi, hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.

Dalam deklarasi itu, terlihat pula kehadiran Amien Rais. (Chaerul Umam)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ahmad Yani Pastikan Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Takkan Gabung Partai Masyumi,

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved