Ustadz Syafiq Risa Basalamah Dukung Boikot Barang Perancis : Dibeli Terus Dibakar Tidak Urusan

Sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung umat Islam, muncul seruan memboikot produk Prancis menggema di seluruh dunia.

Editor: Rohmayana
Istimewa
Ustadz Syarif Risa Basalamah soal boikot barang Perancis 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung umat Islam, muncul seruan memboikot produk Prancis menggema di seluruh dunia. 

Selain gerakan memboikot barang Perancis, beberapa negara melakukan tindakan ekstrim dengan membakar barang buat Perancis.

"Kalau barang itu dibakar apakah merugikan Perancis? Tentu tidak, yang ada kita membakar harta," ujar Ustaz Syafiq Risa Basalamah yang dikutip Wartakota dari akun instagram syafiqrizabasalamah_official, Jumat (6/11/2020).

Baca juga: Curi Besi Pencetak Polongan, 3 Tukang Gali Sumur di Jambi Ditangkap Polisi, Ngaku Kesulitan Ekonomi

Baca juga: Pilpres AS 2020 Pecahkan Rekor Gemilang, Joe Biden Hampir Menang, Suaranya Melebihi Barack Obama

Dalam pandangan Ustaz Syafiq Risa Basalamah, ketika barang itu sudah dibeli misalkan produk air meneral lalu dibuang airnya mak engkau sudah bayar tak ada ruginya buat mereka.

Boikot produk Perancis ini, menurutnya, bagaimana perusahaan itu menjadi berfikir kembali karena barangnya nggak ada yang dibeli.

"Kalau sudah dibeli mau dibakar, dibuang gak urusan, mau engkau bakar, dilempar ke sungai, engkau mau kasih ke orang. Tidak merugikan," tuturnya.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Diabetes - Sering Haus, Penglihatan Buram, Kesemutan dan Muncul Bercak di Kulit

Pemboikotan itu sebaiknya menahan diri tidak membeli produk Perancis pada saat ini. 

Dengan harapan perusahaan Perancis ini ikut simpati kepada umat Islam dengan menekan pemerintah Perancis bahwasanya perbuatan Presiden telah membahayakan usaha mereka.

Presiden Emmanuel Macron sudah menghina Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. 

Namun bila sudah memiliki barang buatan Perancis sebelum kejadian silahkan saja dipakai tapi kalau untuk saat ini tidak perlu membelinya. 

Lalu jangan sampai pakai barang Perancis dalam rangka promosi misalkan seorang wanita punya tas dari Perancis yang dulu pernah dibeli karena tas itu bagus.

"Saya menyarankan untuk saat ini lebih baik jangan dipakai. Disimpan saja karena kalau engkau pakai membuat orang lain kepingin nantinya akhirnya jadi mengiklankan barang Perancis, jadi tak perlu dibakar," pungkas Ustadz Syafiq Risa Basalamah.

Baca juga: Travel Jambi - Bakal Ada Paralayang di Kerinci, Terbang Lihat Keindahan Bumi Sakti Alam

Seruan MUI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan pemboikotan semua produk Prancis. 

Lembaga ini juga mendesak Pemerintah Indonesia bersikap tegas dengan memberi peringatan keras kepada Pemerintah Prancis.

Di Indonesia, produk asal Perancis termasuk salah satu yang paling mendominasi di antara negara-negara Eropa lainnya. Pada tahun lalu saja, ekspor Prancis ke Indonesia mencapai 1,8 miliar dollar AS.

Saking besarnya ketergantungan Indonesia pada produk Prancis, neraca perdagangan Indonesia atas Prancis selalu minus atau defisit sejak beberapa tahun terakhir.

Pada tahun 2012, Indonesia bahkan pernah mencatatkan defisit perdagangan atas Prancis sebesar 796 juta dollar AS.

Baca juga: Rizieq Shihab Tiba di Indonesia Harus Karantina 14 Hari, Bagaimana Rencana Menikahkan Putrinya?

Sempat ramai seruan untuk boikot produk Prancis. 

Hal itu lantaran sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyinggung umat Muslim dunia. 

Di Indonesia, produk-produk Prancis juga bertebaran dijual.

Mulai dari produk prancis untuk kosmetik, makanan, hotel, ban, dan lainnya. 

Apa saja produk Prancis yang beredar di Indonesia, ini daftarnya : 

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Naik Jadi Rp 1.009.000 per gram, Buyback emas Antam Rp 902.000

FASHION DAN KECANTIKAN

Louis Vuitton,

Chanel,

Hermes,

Mont Blanch,

Givenchy,

Yves Saint Laurent, dan lainnya.

L’Oreal

Garnier

Lacoste

Baca juga: Sedang Berkasus Hukum, Syahrini Bocorkan Kejadian Lucu saat Reino Barack Ngomel-ngomel

MAKANAN

Danone

Kraft

Doux

OTOMOTIF

Renault

Peugeot,

Citroen

Baca juga: Donald Trump Marah Besar Gubernur Pennsylvania Dituding Curang Dukung Biden: Lihat yang Akan Terjadi

ENERGI

Total

Elf

HOTEL

Accor merupakan jaringan hotel yang beroperasi di ratusan negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, Accor hadir dalam jaringan hotel dengan nama Ibis, Fairmont, Pullman, Novotel, dan Mercure.

PESAWAT

Airbus merupakan perusahaan aviasi terbesar bersama dengan Boeing asal Amerika Serikat.

Produsen pesawat komersial ini bermarkas Tolouse yang juga jadi lokasi fasilitas produksi terbesarnya.

BAN

Michelin adalah konglomerasi yang memproduksi ban kendaraan. Kantor pusatnya berada di Clermont, Prancis.

ALAT TULIS

Bic

Baca juga: Promo JSM Alfamart 6-8 November 2020 - Beras, Minyak Goreng, Popok, Kebutuhan Rumah, Personal Care

Bank

BNP Paribas

PEMERINTAH INDONESIA TIDAK AKAN BOIKOT

Sementara itu, Pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan sikapnya terhadap pernyataan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Jokowi mengecam keras sikap dari Macron yang dinilai sudah menghina Nabi Muhammad dan menyinggung seluruh umat Islam di dunia.

Meski begitu, banyak pihak yang meminta kepada Jokowi untuk memberikan tindakan nyata atas kecaman tersebut.

Mulai dari desakan untuk melakukan aksi boikot produk-produk Prancis, hingga pengembalian duta besar Prancis di Indonesia.

Namun menurut Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, pemerintah disebut tidak akan pernah sampai pada tahap boikot-memboikot.

Baca juga: Di Jakarta, Gedung dan Hotel Boleh Ajukan Proposal Gelar Resepsi Pernikahan, Wajib Protokol Covid-19

Kepastian tersebut disampaikan Ali Ngabalin dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi 'tvOne', Selasa (3/11/2020).

Dalam kesempatan itu, Ali Ngabalin mulanya tidak memungkiri bahwa Macron dan Prancis mempunyai hubungan bilateral yang baik dengan Indonesia.

Meski begitu, dirinya tidak lantas memberikan pembelaan atas apa yang sudah dilakukan oleh Macron dengan menghina Nabi Muhammad.

Dan menurutnya hal itu sudah dibuktikan dengan pernyataan dari Jokowi yang dengan tegas memberikan kecaman.

 APRINDO Hormati Hak Konsumen, Mau Beli atau Tidak Silakan

Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (APRINDO) mendukung sikap Pemerintah RI yang tegas, mengecam pernyataan Presiden Perancis E.Macron yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia dan aksi-aksi 'kekerasan' yang tidak dapat di tolerir siapapun.

Menurut APRINDO, pernyataan Macron tersebut tidak sejalan dengan nilai keskralan dan simbol agama yang harus segera dihentikan.

“Kami meminta agar pemerintah RI, terus aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Perancis untuk menindaklanjuti sikap tegas, yang langsung disampaikan Presiden Joko Widodo, pada beberapa hari lalu,” jelas Roy N Mandey, Ketua Umum APRINDO melalui siaran pers, Rabu (2/11/2020).

Baca juga: Disindir Rangga Azof Soal Rambut Kusut Acakadut, Haico Van Der Veken Santai-santai Saja

Soal hubungan perdagangan antara Indonesia - Perancis yang telah berjalan selama ini dengan kontribusi baik dan tentunya berhubungan dengan penyediaan produk yang ada pada gerai ritel modern di Indonesia, APRINDO berharap mekanisme perdagangan tetap dapat berjalan wajar dan normal.

“Menyoal produk asal Perancis yang ada, kami menghormati keputusan konsumen, apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Perancis yang dijual di gerai ritel modern."

"Karena merupakan hak pilihan dan keputusan konsumen atau individu yang menentukan dalam berbelanja. Jadi biarlah perdagangan berjalan seperti biasanya dan normal,” tambahnya.

Baca juga: Di Jakarta, Gedung dan Hotel Boleh Ajukan Proposal Gelar Resepsi Pernikahan, Wajib Protokol Covid-19

APRINDO juga meminta ketegasan dari pihak berwenang agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat dan pelaku usaha atas hal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang memprovokasi dan cenderung anarkis.

“Aksi ini tidak memberikan suatu manfaat apapun, justru makin membebani perekenomian khususnya sektor perdagangan, yang saat ini sedang diupayakan Pemerintah agar dapat terjadi peningkatan dan kestabilan Konsumsi Rumah Tangga sebagai point kontributor sebesar 57.6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), di tengah lesunya demand dan market akibat pelemahan daya beli atau menahan konsumsi, di masa pandemi ini,” jelas Roy. (*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ustadz Syafiq Risa Basalamah Dukung Boikot Barang Perancis, Pesannya: Tidak Perlu Sampai Dibakar, 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved