Siapa Sangka Tanaman Genjer 7 Hektare Tak Mampu Penuhi Permintaan Pasar, Simak Cara Mengolahnya
Genjer yang biasanya tumbuh liar di dekat tanaman padi justru dinilai gulma yang bisa menghambat pertumbuhan. Cukup jarang petani yang menanam genjer.
TRIBUNJAMBI.COM, BEKASI - Genjer yang biasanya tumbuh liar di dekat tanaman padi justru dinilai gulma yang bisa menghambat pertumbuhan.
Cukup jarang petani yang memilih Genjer untuk ditanam dan dijadikan komoditas sayur-mayur.
Bahkan 7 hektar lahan Genjer yang ditanam Sudarsa belum mampu memenuhi permintaan pasar.
Meski tergolong sebagai gulma, Sudarsa mengatakan Genjer sejatinya sama seperti tanaman lain yang membutuhkan media tanah gembur.
"Sama seperti tanaman lain, tanahnya harus gembur dan bewarna hitam. Kemudian dia harus lembek dan di lahan basah seperti padi," kata Sudarsa di lahan Genjer miliknya, Jalan Kaliabang Tengah, Bekasi Utara, Sabtu (17/10/2020).
Baca juga: Penampakan Souvernir Pernikahan Nikita Willy Terkuak, Ada Benda Bertahtakan Mutiara
Baca juga: VIDEO: Bosan Jadi Karyawan Neni Triana Mendirikan UMKM Drama Jaya Snack
Baca juga: Cantik dengan Bunga, Buah dan Sayur, Menggarap Halaman Rumah 15 Meter Persegi jadi Kebun dan Taman
Tak rumit untuk membudidayakan Genjer karena tanaman ini tak harus dipupuk sesering mungkin.
Sudarsa menjelaskan pemupukan hanya dilakukan sebanyak 2 minggu sekali saja.
"Dipupuk juga, tapi jangan keseringan. Khawatir justru membuat tingkat keasaman tanahnya jadi tinggi.
"Nanti bisa membuat daunnya kuning dan menjalar ke tanaman lain," ucapnya.
Hal yang juga harus diperhatikan adalah sistem pengairannya yang harus merata agar pertumbuhan antara tanaman satu dengan lainnya seimbang.
"Kemudian kalau sudah sering dipanen, harus dibatasi plastik di pinggir lahan, biar enggak dimakanin tikus.
"Ya secara garis besar sebenarnya sama seperti padi," kata Sudarsa.
Baca juga: ACT Gelar Talkshow Bangkit Bangsaku dan Launching Gerakan Wakaf Usaha Mikro
Sudarsa menambahkan masih sangat sedikit petani yang berani untuk menanam Genjer.
Padahal Genjer bisa dipanen seminggu sekali.
Selain itu, harganya pun cukup tinggi.