Candi Muarojambi
Jejak Ratusan Tahun di Candi Kedaton Muaro Jambi, Arkeolog Ungkap Fungsi Pentingnya di Jaman Dulu
Candi Kedaton Muaro Jambi diduga sebagai tempat tinggal para guru spiritual terlihat dari komponen arsitektur yang sama dengan candi di India.
Penulis: A Musawira | Editor: Nani Rachmaini
Menurut Retno, inskripsi yang melekat pada makara dapat dibaca, dengan lafal pamursitanira Mpu Kusuma.
“Tulisan tersebut menggunakan aksara kwadrat kediri dari Abad 11 hingga 12 masehi, dapat diartikan sebagai tempat mengheningkan ciptanya (samadi) Mpu Kusuma,” kata Retno.
Sementara itu, Candi Kedaton memiliki banyak ruang dan dibatasi pagar pembagi, di dalam ruang tentu terdapat prasarana dan sarana pendukung untuk kegiatan di dalamnya.
Menurut Kepala BPCB Jambi, Agus Widiatmoko menerangkan bahwa Candi Kedaton tidak hanya berperan sebagai tempat untuk beribadah.
Tetapi juga digunakan untuk tempat tinggal dan tempat untuk mempelajari filsafat Buddha.
“Dugaan Candi Kedaton sebagai tempat tinggal diperkuat dengan temuan arkeologis terkait dengan kebutuhan sehari-sehari."
"Temuan yang dimaksud misalnya, keramik dan sumber air bersih,” jelas Agus Widiatmoko.
Lanjut Agus dikatakannya, di ruangan menemukan sumber air bersih.
Di saat dilakukan pemugaran ada temuan keramik dari pecahan wadah.
Artinya Candi Kedaton bukan hanya sebagai tempat ibadah.
Jauh lebih dari itu, juga sebagai tempat tinggal.
“Penghuni Candi ini kemungkinan adalah para guru (biksu) spiritual yang mengajarkan tentang filsafat Buddha."
"Zaman dahulu namanya Acharya,” ungkapnya.
Menurut Agus sebagian ruangan dan pondasi atap di Candi Kedaton dahulu juga ada yang berbahan kayu.
Karena sudah terurai, bagian itu tidak bisa ditemukan.