Kisah Korban Tragedi 1965, Suyatmi Dipermalukan Dicap Keluarga PKI, Gimin Makan Nasi Campur Beling

Tragedi 30 September 1965 masih jelas dalam ingatan Suyatmi (65). Perempuan renta itu masih merasakan kesedihan saat mengenang

Editor: rida
Repro: Liputan Khusus Tempo, 1 - 7 Oktober 2012
Salah satu tahanan politik dilakukan interogasi oleh militer. Tak jarang mereka disiksa. 

TRIBUNJAMBI.COM- Tragedi 30 September 1965 masih jelas dalam ingatan Suyatmi (65).

Perempuan renta itu masih merasakan kesedihan saat mengenang sang suami yang menjadi korban peristiwa kelam itu.

Bayi di Pasaman Meninggal Gigit Biawak, Diduga Sengaja Dibuang Setelah Dilahirkan

Sudah 100 Lebih ASN Pemprov Jambi Menukar Tabung Gas Subsidi Menjadi Non Subsidi

VIDEO Akan Ada Perbub Protokol Kesehatan, Dandim: Pelaku Usaha Tidak Patuh, Kita Tutup

Suyatmi (65) mengenang cerita sang suami yang menjadi korban tragedi 1965.
Suyatmi (65) mengenang cerita sang suami yang menjadi korban tragedi 1965. ()

Meski usianya tak lagi muda, Suyatmi terus aktif memperjuangkan hak dan pertanggungjawaban atas penderitaan yang dirasakan para penyintas dan keluarga korban tragedi 1965.

Suaminya, Gimin Harto Sugiarto, merupakan mantan tahanan polisi (tapol) Pulau Buru yang sudah ditahan selama 13 tahun 8 bulan.

Air mata Suyatmi tampak menetes ketika menceritakan penangkapan sang suami.

"Pagi itu, suami saya berangkat ke sawah seperti biasa," terang Suyatmi kepada TribunJakarta.

Saat itu Gimin tiba-tiba ditangkap dan dipukuli menggunakan rotan.

Gimin dipaksa untuk mengakui apa saja yang dia sudah perbuat di PKI.

Padahal, Gimin sama sekali tidak terlibat dengan partai mana pun.

Kapolres Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat di Polres Batanghari

VIDEO Laka Maut di Jalan Lintas Sumatera Bungo Arah Bangko, Dua Orang Meninggal di Tempat

Kini Sembuh dari Corona, Nunung Mendadak Sindir Sule Soal Kedekatannya dengan Nathalie Holscher

Lelaki itu hanya aktif di organisasi Barisan Tani Indonesia (BTI) dengan kegiatan fokus pada masalah pangan dan kesejahteraan petani.

Setelah itu, Gimin dan tapol lainnya ditahan di Karanganyar selama tiga bulan, sebelum akhirnya dipindahkan ke Lapas Nusakambangan selama lima tahun dua bulan.

Selama itu, dia diberi makan gulbul, yang kini dipakai sebagai makanan kuda.

Setiap seminggu sekali, Gimin diberi makan nasi dengan campuran serpihan beling kaca.

Penderitaan yang dialami Gimin di Nusakambangan sama beratnya dengan yang ditanggung oleh Suyatmi.

Selama menunggu suaminya pulang, dia bersama tiga anaknya mendapatkan perlakuan diskriminatif dari tetangga sekitar.

Bukan PAN Reformasi, Ini Nama Partai Baru Amien Rais yang Baru Diumumkan

Download Lagu MP3 DJ Remix Terbaru 2020 Nonstop, Ada Video Live DJ Breakbeat, DJ Tiktok, DJ Opus

BTS Masuk Nominasi Untuk Dua Kategori Pada Billboard Music Awards 2020

VIDEO Satu Warga Merangin Meninggal dengan Penyakit Mirip Corona

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved