Tragedi G30S PKI

TRAGEDI G30S PKI, Teori Campur Tangan CIA dalam Gerakan 30 September PKI, Benar Ada? Ini Kisahnya

TRAGEDI G30S PKI, Teori Campur Tangan CIA dalam Gerakan 30 September PKI, Benar Ada? Ini Kisahnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
IST via Tribunjogja.com
Pengangkatan jasad Brigjen Soetojo dari sumur di Lubang Buaya, 4 Oktober 1965 

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap memasuki bulan September, biasanya cerita kekejaman G30S PKI sudah mulai mendengung di media sosial hingga media mainstream.

Bahkan banyak sekali bermunculan teori soal peristiwa G30S PKI, mulai dari keterlibatan Amerika Serikat hingga yang paling sulit dipahami.

Bisa dikatakan, teori ini sangat jauh berbeda dengan narasi Orde Baru yang “mengkambinghitamkan” PKI seutuhnya.

Keberadaan Soeharto Saat G30S PKI Jadi Misteri, Tersiar Kabar Lagi Semedi, Permintaan Seorang Dukun?

INI Profil Sosok Purn TNI yang Pernah Hentikan Pemutaran Film G30S PKI di Masa Orde Reformasi

Sosok Penting Dalam Peristiwa G30S PKI, Salah Satu Lulusan Terbaik Akademi Militer

Perlu diingat, saat itu Amerika tengah berebut pengaruh dengan Uni Soviet yang menyebarkan komunisme.

Tim Weiner dalam bukunya Legacy of Ashes: The History of the CIA (2011) menuturkan, saat itu AS mengkhawatirkan sikap Presiden Soekarno yang cenderung memihak komunisme.

Apalagi, Soekarno juga pernah menghina AS dengan menolak bantuan keuangan dari IMF. "Go to hell with your aid!" begitu ungkapan Soekarno yang menolak bergabung dengan Blok Barat.

CIA pun diberi tugas untuk menyingkirkan Soekarno.

Sejak dekade 1950-an, CIA mencoba berbagai operasi rahasia mulai dari membuat film porno dengan Soekarno palsu hingga menyuplai senjata untuk pemberontakan.

Amerika mencoba mendekati militer, kendati militer sendiri terpecah menjadi beberapa faksi.

Satu yang diyakini bisa digunakan Amerika Serikat adalah Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal (Letjen) Ahmad Yani.

"Duta Besar Amerika yang baru untuk Indonesia, Howard Jones, mengirim pesan telegram kepada Menlu, mengabarkan bahwa Jenderal Nasution adalah antikomunis yang dapat dipercaya dan para pemberontak tidak memiliki peluang untuk menang," tulis Weiner.

Kebakaran Bedeng di Desa Sarang Burung, Kerugian Ditaksir Rp 90 juta

Sinopsis Warkop DKI Reborn 4 yang Tayang Hari Ini di Disney+ Hotstar, Dono, Kasino, Indro ke Maroko

VIDEO Kayu Menumpuk di Pangakalan Ojek Ketek di Sungai Batanghari Kawasan Kecamatan Pelayangan

 

tribunnews
Bendera PKI berlambang palu dan arit. (SHUTTERSTOCK) (Kompas.com)

Bahaya PKI

Teknisi telekomunikasi asal Jerman, Horst Henry Gerken dalam bukunya A Magic Gecko, Peran CIA di Balik Jatuhnya Soekarno (2011) bercerita, keresahan politik saat itu sudah tersebar di mana-mana.

Partai Komunis Indonesia (PKI) tumbuh besar dan diisi atau terafiliasi dengan sejumlah politisi penting, tokoh militer, dan pengusaha.

Konon, jika kudeta terjadi, harta milik semua orang akan disita atau dilikuidasi. Kondisi politik saat itu amat membingungkan.

Pengganti Howard Jones, Marshall Green, dan agen CIA Edward Masters baru membeberkan keterlibatan CIA dua dekade kemudian.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved