Tragedi G30S PKI

Soeharto Semedi Kala Para Jenderal Diculik Saat G30S PKI, Sebut Diminta Seorang Dukun, Ini Faktanya

Soeharto Semedi Kala Para Jenderal Diculik Saat G30S PKI, Sebut Diminta Seorang Dukun, Ini Faktanya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Soeharto saat pecahnya G30s PKI 

TRIBUNJAMBI.COM - Kala tragedi kelam G30S PKI 55 tahun silam, sosok Soeharto pernah jadi sorotan karena keberadaannya yang masih jadi misteri.

Bahkan sampai tersiar kabar bila Soeharto sedang bersemedi menjelang para jenderal ABRI dibantai oleh PKI.

Sehingga muncul berbagai isu dan salah satunya adalah Soeharto dikabarkan sedang bersemedi saat pemberontakan itu terjadi

"Ia tidak mendengarkan radio, dan juga tidak dekat televisi.

Macam-macam pendapat tersebar kemudian tentang di mana ia berada di malam kejadian itu," tulis OG Roeder.

Satu di antaranya adalah adanya kabar yang menyebutkan Soeharto berada di sebuah tempat di mana air sungai bertemu.

"Bahwa pada malam itu ia berada di suatu tempat di mana air sungai bertemu, bersemedi menyembah Tuhan, atas nasihat mendadak seorang dukun," tulis OG Roeder.

Roeder melanjutkan, menurut cerita tersebut, dukun itu meminta Soeharto supaya tidak pulang sebelum jam dua menjelang dini hari.

"Ini tentunya akan menimbulkan malapetaka, oleh karena detik-detik sekitar jam empat pagi itu adalah saat-saat pemimpin-pemimpin TNI diculik dan dibunuh oleh gerombolan Gerakan 30 September," lanjut Roeder.

Masih menurut Roeder, cerita lainnya menyebutkan Soeharto juga mengikuti nasihat dukunnya.

Baca Niat Mandi Wajib Sesuai Sunah Nabi SAW, UAS Jelaskan Tata Cara Mandi Junub

Apa Itu Shalat Sunah Rawatib? Tata Cara & Bacaan Niat Qobliyah Badiyah dalam Arab/Latin & Keutamaan

Kampanye di Kota Jambi Akan Dibubarkan Jika Langgar Protokol Kesehatan, Maulana: Tidak Ada Ampun

Tepatnya, untuk menghabiskan waktu di tempat pertemuan dua arus air.

"Oleh karena itu ia mengajak anaknya pergi memancing ke suatu tempat di mana air sungai bermuara ke laut," ungkap Roeder.

Meski demikian, menurut Roeder semua cerita itu hanyalah isapan jempol.

Sebab, Roeder berpendapat sebenarnya Soeharto sedang berada di RSPAD.

Fakta keberadaan Soeharto saat peristiwa G30S/PKI dikisahkan di dalam buku otobiografi Ibu Tien Soeharto berjudul 'Siti Hartinah Soeharto Ibu Utama Indonesia'

Ibu Tien, istri Seoharto sengaja berkumpul di markas Persit untuk mendengarkan penjelasan dari Menteri/Panglima AD Achmad Yani.

tribunnews
Soeharto (Kolase Kolase IST dan Kompas.com)

"Pak Yani dalam pertemuan tersebut menjelaskan situasi politik pada waktu itu yang makin gawat.

Selama saya menjadi istri prajurit, baru pertama kali itulah saya menerima uraian politik yang menyangkut nasib negara dan bangsa.

Seusai mengikuti acara itu, Ibu Tien pulang ke rumahnya di Jalan H Agus Salim.

Melihat ibunya pulang, anak-anaknya meminta dibuatkan sup kaldu tulang sapi.

Ibu Tien lalu membuatkannya.

Namun, ketika dirinya sedang membawa panci berisi sup panas yang hendak ditaruh di ruang makan, tiba-tiba Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) yang saat itu berusia empat tahun, menabrak tangan ibunya.

Akibatnya, sup itu tumpah dan mencelakai Tommy.

"Air sup tumpah dan mengguyur sekujur tubuhnya. Kulitnya terbakar dan melepuh-lepuh. Saya ingat pelajaran PPPK di Kostrad.

Kalau luka bakar obatnya leverstraan salf. Kebetulan ada persediaan di rumah. Maka obat itulah yang saya oleskan ke kulitnya.

Setelah itu saya bawa Tommy ke RS Gatot Subroto untuk dirawat," tuturnya sambil menambahkan Soeharto sempat menjaga Tomy bersama dirinya.

Sekitar pukul 00.00, Ibu Tien meminta Soeharto agar segera pulang ke rumah karena pada waktu itu Mamiek, putri bungsu Soeharto sedang sendirian di rumah.

6 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Mobil bekas

Ini Pisau Andalan Kopassus yang Mematikan, Jika Terkena Ditubuh Bisa Menghasilkan Luka Parah

Letkol Untung Syamsuri, Disebut Otak di Lapangan Tragedi G30S PKI, Benar Orang Dekat Soeharto?

tribunnews
Suharto dan Bu Tien (WIKIMEDIA.ORG)

Apalagi ketika itu usia Mamiek baru satu tahun.

Saat Soeharto berada di rumah, tiba-tiba seorang pria bernama Hamid mengetuk rumah Soeharto yang kebetulan menjadi Ketua RT.

Hamid adalah seorang juru kamera. Ia mengaku baru saja mengambil gambar tembak-tembakan yang terjadi di sejumlah tempat.

Tak lama kemudian datang Mashuri SH, tetangga Soeharto. Kepada Soeharto, Mashuri mengaku mendengar suara tembakan.

Soeharto pun mulai bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi. Di tengah tanda tanya itu, muncul Broto Kusmardjo. Lelaki itu mengabarkan bahwa telah terjadi penculikan terhadap sejumlah jenderal.

Sekitar pukul 06.00 Letkol Soedjiman datang ke rumah Soeharto. Lelaki itu mengaku diutus Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah, Panglima Kodam V Jaya.

Kepada Soeharto, Soedjiman memberitahukan bahwa ada konsentrasi pasukan di sekitar Monas.

Mendengar cerita itu, Soeharto bergegas mengenakan pakaian loreng lengkap, bersenjata pistol, pet dan sepatu.

Sebelum berangkat ke markasnya Soeharto berpesan kepada Soedjiman, "Segera kembali saja lah dan laporkan kepada Pak Umar saya akan cepat datang ke Kostrad dan untuk sementara mengambil pimpinan Komando Angkatan Darat."

Tak lama kemudian Soeharto terlihat berjalan menuju Jeep Toyota, kendaraan dinasnya.

Tanpa seorang pengawal, Soeharto tancap gas menuju markas Kostrad di Jl Merdeka Timur.

tribunnews
G30S PKI (Tribun Timur)

Di sisi lain, Bu Tien masih menjaga anak kesayangannya Tommy di RSPAD. Sementara suasana di RSPAD terlihat agak berbeda dari hari biasanya.

Tak lama kemudian Ibu Tien baru mengetahui kalau semalam telah terjadi penculikan terhadap jenderal-jenderal yang dilakukan pasukan Cakrabirawa.

"Mendengar berita ini saya jadi gelisah dan ingin pulang ke rumah dengan segera. Saya pamit pada dokter kepala rumah sakit, tapi beliau berkeberatan jika tidak ada izin dari Pak Harto. Saya bilang tidak usah menunggu perintah. Pokoknya saya mau pulang," kenang Ibu Tien.

Hingga 1 Oktober sore, Soeharto belum memberikan kabar kepada istrinya apa yang sesungguhnya terjadi di Jakarta. Sementara detik demi detik, pikiran Ibu Tien semakin gelisah.

"Maka saya nekad saja untuk pulang karena saya gelisah dan tidak betah lebih lama di rumah sakit. Saya pikir, nanti kalau terjadi hal-hal yang lebih gawat anak-anak di rumah, saya di RS, nanti saya tidak bisa berbuat apa-apa."

Hari itu juga, Ibu Tien membawa Tommy pulang ke rumahnya diantar Probosutedjo dan ajudan Soeharto bernama Wahyudi.

Mengatisipasi keselamatan istri Pangkostrad, Probosutedjo meminta izin kepada Bu Tien untuk membawa senjata.

 "Saya minta permisi pada ibu apakah boleh senjata-senjata yang ada di rumah, kita bagi pada Ibnu Hardjanto dan Ibnu Hardjojo. Ibu setuju. Saya sendiri pegang dua jenis senjata," kenang Probosutedjo.

Sesampainya di rumah, Bu Tien tak melihat suami tercintanya. Kabarnya, Soeharto masih berada di markas Kostrad.

Sementara Soeharto sendiri hanya memberikan amanat untuk disampaikan kepada istrinya, agar segera mengungsikan anak-anaknya ke rumah ajudannya di Kebayoran Baru.

Mendapat amanah itu, Bu Tien semakin penasaran. Ia tanya kepada ajudan senior Pangkostrad Bob Sudijo yang ikut mempersiapkan pengungsian. "Ini rahasia Bu," jawab Bob.

Karena Bob dianggap tidak mau terbuka, Probosutedjo sempat ngamuk.

VIDEO : 31 Karyawan LG Tangerang Positif Covid-19

Kisah Makam Malam Terakhir Driver Ojek Oline Wanita, Berujung Tewas Ditangan Suaminya

Tim Gabungan Tertibkan Seluruh APS di Tanjabbar, Sampai ke Pelosok Desa

"Bob kamu jangan begitu. Kalau terjadi apa-apa pada Bapak yang akan menderita dan kehilangan adalah istrinya dan semua keluarga termasuk saya," jelas Probo.

Akhirnya Bob buka kartu bahwa Soeharto saat ini berada di markas Kostrad. Setelah itu, keluarga Soeharto boyongan ke Kebayoran Baru.

Sedangkan Probosutedjo tidak ikut. Selama sehari semalam berada di rumah ajudannya, Ibu Tien mendadak mendapat kabar yang mengelisahkan hatinya.

"Waktu saya di pengungsian, tiba berita dan diberitahukan kepada saya bahwa ada seorang anak perempuan sedang mencari ayahnya yang bernama Soeharto. Ia sedang menunggu di rumah Chaerul Saleh," tuturnya.

Seketika itu juga Bu Tien angkat kaki menuju ke rumah Chaerul Saleh. Mengenakan jaket tentara dan dikawal ajudannya, ia berangkat dari Kebayoran Baru menuju ke Jalan Teuku Umar.

*Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul TERJAWAB Teka-teki Lokasi Soeharto Berada Saat Malam G30S/ PKI Beraksi, Kabar Bersemedi Pun Terkuak

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Misteri Kabar Soeharto Semedi Menjelang Para Jenderal ABRI Dibantai PKI, Ternyata Begini Faktanya, https://surabaya.tribunnews.com/2019/11/17/misteri-kabar-soeharto-semedi-menjelang-para-jenderal-abri-dibantai-pki-ternyata-begini-faktanya?page=all

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved