G30S PKI

Letkol Untung Syamsuri, Disebut Otak di Lapangan Tragedi G30S PKI, Benar Orang Dekat Soeharto?

Letkol Untung Syamsuri, Disebut Otak di Lapangan Tragedi G30S PKI, Benar Orang Dekat Soeharto?

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Istimewa
Letkol Untung Syamsuri saat dampingi Soekarno melewati pasukan Cakrabirawa, pasukan khusus yang memiliki tugas mengawal Presiden Soekarno 

Kemudian Kusman pergi ke Madiun dan bergabung dengan teman-temannya.

PROMO KFC Terbaru Hingga 30 September, 5 Ayam Plus Nasi, Nikmati Sederet Promo Menggiurkan

Marak, Pencurian Tanaman Hias di Kota Jambi, Korban Terbaru di Jelutung, Ini Tanaman yang Diincar

Alasan Prabowo Subianto Tunjuk Langsung Ahmad Dhani Jadi Wasekjen Gerindra, Rekam Jejak Ini Disorot

Setelah peristiwa Madiun (Pemberontakan PKI 1948), Kusman berganti nama menjadi Untung Sutopo dan masuk TNI melalui Akademi Militer di Semarang.

Letkol Untung Sutopo bin Syamsuri, tokoh kunci Gerakan 30 September 1965 adalah salah satu lulusan terbaik Akademi Militer.

Pada masa pendidikan ia bersaing dengan Benny Moerdani, perwira muda yang sangat menonjol dalam lingkup RPKAD.

Mereka berdua sama-sama bertugas dalam operasi perebutan Irian Barat dan Untung merupakan salah satu anak buah Soeharto yang dipercaya menjadi Panglima Mandala.

Untung dan Benny tidak lebih satu bulan berada di Irian Barat karena Soeharto telah memerintah gencatan senjata pada tahun 1962.

Sebelum ditarik ke Resimen Cakrabirawa, Untung pernah menjadi Komandan Batalyon 454/Banteng Raiders yang berbasis di Srondol, Semarang.

Batalyon ini memiliki kualitas dan tingkat legenda yang setara dengan Yonif Linud 330/Kujang dan Yonif Linud 328/Kujang II.

Kelak dalam peristiwa G30S ini, Banteng Raiders akan berhadapan dengan pasukan elite RPKAD di bawah komando Sarwo Edhie Wibowo.

Setelah G30S meletus dan gagal dalam operasinya, Untung melarikan diri dan menghilang beberapa bulan lamanya sebelum kemudian ia tertangkap secara tidak sengaja oleh dua orang anggota Armed di Brebes, Jawa Tengah.

Letkol Untung Sutopo rupanya tidak seberuntung namanya, Tgl 11 Oktober 1965 dia yang saat itu sedang berusaha melarikan diri ke arah Semarang dengan menumpang kendaraan Bus justru mengalami nasib yang di luar perhitungannya.

Dia dikenali mukanya oleh dua tentara yang sama-sama sedang menumpang bus.

Karena kaget dan ingin menghindar akhirnya dia melompat keluar bus.

Karena kecurigaan kedua tentara yang ada di dalam bus, Untung akhirnya dikejar hingga akhirnya tertangkap warga di sekitar Asem Tiga Kraton, Tegal.

Ketika tertangkap, ia tidak mengaku bernama Untung.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved