Tragedi Pernikahan saat Pandemi, 7 Orang Tewas dan 177 Tamu Mendadak Terinfeksi Covid-19

Kronologi pernikahan berujung maut di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Editor: Heri Prihartono
(geengraphy)
Ilustrasi pernikahan Tragedi Pernikahan saat Pandemi, 7 Orang Tewas dan Ratusan Tamu Terinfeksi Covid-19 

Jadi bisa wabah terjadi tanpa ada orang yang sudah terpapar virus yang melakukan kesalahan, seperti melanggar aturan jaga jarak.

Bisakah Kita Jadi Superspreader?

Menurut Prof Mary-Louise McLaws, istilah 'superspreader' sebenarnya tidaklah terlalu tepat, karena hanya merujuk hanya pada satu orang yang bermasalah.

Menurutnya, siapa saja bisa menjadi 'superspreader' bila kita menjadi orang pertama yang membawa virus ke tempat di mana virus corona mampu mudah menyebar, seperti di ruangan dengan ventilasi buruk dan penuh orang.

Beberapa orang sudah mendapat ancaman dan dianiaya secara fisik karena dianggap sebagai 'superspreader'.

Ada kekhawatiran serangan serupa membuat beberapa orang tidak mau melakukan tes, jika mereka pernah melakukan kontak dengan orang banyak atau dengan orang yang kemungkinan sudah mengidap virus.

tribunnewsKOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Penumpang KRL Commuter Line tiba di Stasiun Bogor, Jumat (26/6/2020). Tim gugus tugas penanganan Covid-19 Jawa Barat melakukan rapid test dan tes usap pada penumpang KRL Commuter Line yang tiba di Stasiun Bogor untuk memetakan sebaran Covid-19.

 Dengan alasan itu, banyak pakar sekarang menggunakan istilah 'superspreading events' yang lebih mengacu pada waktu penyebara, bukan pada orangnya.

 Berapa banyak virus yang kita miliki?

Menurut Professor Peter Colignon, pakar penyakit menular dari Rumah Sakit Canberra di Australia, jumlah virus yang dimiliki seseorang ketika dia menyebarkan dapat membuat penyebaran yang sangat besar.

"Dalam banyak kasus penyakit, semakin banyak dosis virus yang masuk ke tubuh kita, semakin parah keadaan yang kita alami," katanya.

Dengan itu, kalau kita sakit, maka batuk dan bersin akan lebih sering dibandingkan mereka yang sakitnya ringan.

Jadi bila anda duduk di sebelah mereka yang memiliki virus corona yang kemudian batuk-batuk atau bersin, maka kemungkinan anda akan tertpapar virus lebih banyak, dibandigkan jika memegang permukaan yang terkontaminasi virus, seperti pegangan pintu.

 

Faktor Kekebalan Tubuh

Faktor genetik atau faktor biologis bisa menjadi faktor mengapa seseorang bisa menjadi penyebar virus ke lebih banyak orang.

"Kalau anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, sel kekebalan atau antibodi yang tidak bekerja dengan baik, maka anda bisa menjadi penyebar virus lebih banyak," kata Professor Colignon.

Sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah disebabkan karena kurang tidur, stress, atau kondisi kesehatan lain, kurang fit, serta efek penggunaan obat.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved