Tragedi Pernikahan saat Pandemi, 7 Orang Tewas dan 177 Tamu Mendadak Terinfeksi Covid-19

Kronologi pernikahan berujung maut di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Editor: Heri Prihartono
(geengraphy)
Ilustrasi pernikahan Tragedi Pernikahan saat Pandemi, 7 Orang Tewas dan Ratusan Tamu Terinfeksi Covid-19 

Gubernur Maine Janet Mills pada Kamis (17/9/2020) mengeluarkan peringatan kepada 1,3 juta penduduk negara bagian tersebut.

Gejolak seperti itu "terancam merusak kemajuan yang kami dapat dengan cepat."

"Covid-19 tidak berada di sisi lain pagar, itu di halaman kami," terangnya beranalogi.

Sejak dimulainya pandemi awal tahun ini, kasus-kasus superspreader banyak dilaporkan di seluruh dunia.

Pertama di AS adalah konferensi bioteknologi di Boston pada Februari yang dihadiri sekitat 175 orang, dan pemakaman di Georgia yang membuat lebih dari 100 orang tertular.

Kemudian dalam beberapa pekan terakhir kelompok infeksi seperti itu muncul di kampus-kampus, yang membuat mahasiswa kembali dipulangkan.

Universitas Oneonta di utara negara bagian New York misalnya, memiliki lebih dari 670 kasus Covid-19 dalam sebulan. 

 

Tentang Superspreader

Angka penularan virus corona belum berhenti di dunia, termasuk di Indonesia dan Australia. Kini mulai diketahui sejumlah orang bisa menyebarkan virus ke lebih banyak orang dibandingkan yang lain.

Mereka ini disebut sebagai superspreader dan bisa menciptakan klaster wabah yang besar.

Contoh yang banyak disebut di Australia adalah saat seorang pria asal Melbourne yang mengunjungi Crossroads Hotel di Sydney, kemudian menyebarkan virus ke 40 orang lainnya.

Seorang karyawan di rumah perawatan lansia Newmarch House di Sydney juga menjadi contoh lainnya, setelah membuat tempat tersebut menjadi klaster baru dan 19 penghuninya meninggal.

Sampai sekarang masih belum jelas mengapa 'superspreader' bisa menularkan dalam jumlah lebih besar, namun kemana mereka pergi dan apa yang mereka lakukan bisa berdampak penting.

Menurut Professor Mary-Louise McLaws, salah seorang penasehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kemungkinan besar ada berbagai faktor yang menyebabkan hal ini terjadi.

Menurutnya, lingkungan tempat penyebaran menurut lebih punya peran penting ketimbang keberadaan orang yang menularkan.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved