Kesehatan
Ketahui 5 Hal Penting Sebelum Mengkonsumsi Nasi Merah, Harus Segera Dikonsumsi
Unsur kimia yang secara alami ditemukan dalam tanah ternyata ditemukan paling banyak kadarnya pada beras merah.
TRIBUNJAMBI.COM – Nasi merupakan makanan pokok orang Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Ibaratnya jika tidak makan nasi berarti belum makan.
Nasi yang biasa dikonsumsi adalah nasi putih.
• Fasha Tokoh Jambi Potensial di Tingkat Nasional, Indometer Rilis 34 Nama Tokoh Daerah Potensial
• Kim Jong Un Bikin Kebijakan Sadis Cegah Covid, Tentara Disuruh Tembak Mati Warga China di Perbatasan
Selain itu ada yang lebih memilih nasi merah karena dianggap lebih sehat.
Hal ini dikarenakan nasi merah mengandung lebih banyak nutrisi, serat dan memiliki Indeks Glikemik (GI) yang lebih rendah.
Diketahui GI yang yang tinggi pada nasi putih sering kali dikaitkan dengan pemicu gula darah naik yang menyebabkan penyakit diabetes melitus.
Meski begitu, siapa sangka nasi merah juga ternyata tidak sepenuhnya baik bagi tubuh.
Bahkan nasi merah disebut lebih beracun daripada nasi putih, loh.
Dikutip Grid.ID dari Sajian Sedap, hal itu diketahui berdasarkan laporan dari Consumer Reports.org yang meneliti berbagai jenis beras dan biji-bijian lain.
Dimana unsur kimia yang secara alami ditemukan dalam tanah ternyata ditemukan paling banyak kadarnya pada beras merah.
Riset yang meneliti 128 jenis beras, termasuk beras putih, basmati, dan beras melati, yang diteliti oleh Consumer Reports juga hasil penelitian FDA tahun 2012, dengan total 697 sampel.
Faktor geografi sangat berpengaruh terhadap level toksisitas pada arsenik.
Misalnya, beras basmati dari California memiliki level arsenik paling rendah, sementara beras dari Texas menduduki level teratas.
Karena arsenik terakumulasi di bagian luar beras, maka beras merah mengandung 80 % arsenik lebih banyak dibanding beras putih.
Proses pencucian beras sebenarnya bisa mengurangi kadar nutrisi di dalamnya, tetapi setelah dicuci, kadar arsenik bisa turun sampai 30 %.