Seorang Pria Menangis dan Ceburkan Diri Kesungai, Beruntung Ada TNI yang Membantu
Sambil memegangi anak tangga, pria yang basah kuyup tersebut menangis dengan suara keras.
TRIBUNJAMBI - Aksi tak biasa pria yang tak diketahui identitasnya itu pun menarik perhatian warga.
Kejadian yang diduga terjadi di Siring, Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu menjadi viral di media sosial.
Viral video seorang pria sedang menangis hingga mengamuk di sungai.
• VIDEO Mobil Terbang Pertama di Jepang Sukses Diuji Coba
• Desa Agung Koto Iman Raih Juara Umum Jambore PKK Tingkat Kecamatan Tanco
• 7 Tips Menghemat Kuota saat Menggunakan Zoom, Jangan Aktifkan Kualitas Video HD
Dikutip TribunnewsBogor.com, dalam video tampak seorang pria berbaju kuning sedang menangis di pinggir sungai.
Sambil memegangi anak tangga, pria yang basah kuyup tersebut menangis dengan suara keras.
Melihat pria tersebut bertingkah tak lazim, warga pun mengerumuninya.
Tak peduli dengan keadaan, pria tersebut tetap menangis.
"Kasihan mungkin dia lagi galau berat," tulis akun ismaliana12.
Tak cuma menangis, pria tersebut juga sempat mengamuk.
Pria tersebut juga sempat menceburkan dirinya ke sungai.
Beruntung, aksi nekat pria tersebut bisa terhalau oleh bantuan TNI.
Sejumlah TNI berseragam pun langsung menolong pria tersebut.
Sambil mengangkat pria tersebut ke anak tangga, TNI bergotong royong menenangkannya.
"Akhirnya bisa naik juga guys. Untung ada TNI yang bantuin dan tadi sempat ngamuk-ngamuk," pungkas akun ismaliana12.

Pasca diangkat ke pinggir sungai oleh TNI, pria tersebut langsung terduduk.
Tanpa disangka, pria tersebut langsung mengambil gitar dan bernyanyi.
"Dia masih sempat nyanyi. Mungkin ada yang kenal sama dia," tulis akun pengunggah.
Aksi pria galau tersebut spontan menjadi perbincangan.
Kepada khalayak, sang pengunggah video mengungkap bahwa pria tersebut adalah seorang pengamen.
Adapun identitas pria tersebut hingga kini belum diketahui.
Pun dengan penyebab mengapa ia nekat melakukan tindakan aneh di sungai tersebut.
"Dia seorang pengamen jadi mungkin dia sudah memiliki beban hidup yang sangat berat jadi dia sudah tidak bisa menghadapinya sendiri. Jadi tolong jika tidak membantu jangan berkomentar negatif," imbuh akun pengunggah video.
Dampak Galau Menurut Dokter Saraf
Galau dan kesepian bisa dialami semua orang. Tanpa disadari, perasaan tertekan karena dua hal itu dapat menyebabkan stres dan depresi.
Namun, dampak dari kesepian tak cuma stres dan depresi. Rasa kesepian juga bisa menjadi faktor risiko Anda mengalami pikun atau demensia lebih cepat.
Hal ini disampaikan oleh dokter Saraf, dr. Yuda Turana di Unika Atma Jaya Jakarta.
"Loneliness atau kesepian itu juga biasanya mereka merasa tidak dihargai, tidak diperhatikan. Ini menjadi faktor risiko demensia," kata Yuda, Kamis (5/3/2020).
Dijelaskan Yuda, kesepian dan kegalauan cenderung membuat orang tersebut mengalami stres dan depresi.
Stres dan depresi itu juga menjadi persoalan yang sangat kompleks.
Karena seiring dengan sel-sel yang cenderung menua, hal ini juga bisa memicu berbagai penyakit seperti stroke, tekanan darah tinggi atau hipertensi, serta daya imunitas yang menurun.
Semua risiko di atas seperti tekanan darah tinggi dan daya imunitas yang menurun pada akhirnya memicu demensia atau kepikunan lebih cepat muncul.
"Loneliness itu kan biasanya mereka stres dan depresi, ini bisa menyebabkan penurunan fungsi otak," ujar dia.
Untuk diketahui, kepikunan atau demensia itu disebabkan oleh adanya gangguan pada syaraf yang ada di otak.
Yuda menjelaskan, dalam beberapa penelitian menemukan bahwa kesepian lebih sering dialami oleh mereka yang tinggal di negara maju dibanding negara berkembang.
Penelitian yang dilakukan lebih kepada melihat ikatan sosial antara anak dan orang tua yang demensia.
Yuda menerangkan, anak di negara maju jika ditanya apakah akan merawat orangtua yang mengalami kepikunan atau tidak, mereka kebanyakan akan menolak atau memilih menitipkan orangtua ke institusi perawatan khusus lansia.
Hal ini berbeda dengan anak yang tinggal di negara berkembang. Jika ditanya dengan pertanyaan yang sama, kata Yuda, kebanyakan masih memilih untuk merawat orangtua mereka.
"Makanya setiap anak muda akan lebih banyak tantangannya menghadapi demensia. Juga untuk calon-calon lansia harus mempersiapkan diri, upayakan diri sesehat mungkin,"ujar dia.
Saat usia semakin tua, dengan anak yang sedikit ataupun anak yang jauh dari rumah, kata Yuda, ini cenderung membuat orang tersebut semakin merasakan kesepian yang memicu stres dan depresi, di mana juga ini menjadi penyebab cepatnya orang itu mengalami kepikunan.
• Berapa Jumlah Penghasilan Atta Halilintar per Bulan dari Youtube? Jangan Kaget
• Simak! Bandara Sultan Thaha Jambi Mulai Buka Rute Jambi-Batam di Tanggal ini
• Siapa Brotoseno, Mantan Suami Angelina Sondakh yang Pacari Tata Janeeta?AKBP yang Terjerat Pemerasan
"Jadi harus tetap sehat sejak muda, biar produktif di usia tua. Daya ingat itu ditunjang oleh otak, dan fungsi otak itu mulai dari usia muda, bukan bicara pada usia 50 tahun ke atas saja,"tuturnya.
Sumber : Tribunambon.com , https://ambon.tribunnews.com/2020/09/01/viral-video-pria-menangis-tersedu-sedu-sambil-ceburkan-diri-di-sungai-sempat-nyanyi-setelah-mentas?page=all.