Berita Selebritis

Disebut Ketua Influenzer Yosi Project Pop Dicaci Warganet, Begini Pembelaan Henry Subiakto

Sebenarnya Influencer tak semuanya mengarah ke politik namun bisa ke berbagai bidang.

Editor: Heri Prihartono
Regina Kunthi Rosary
  Hermann Josis Mokalu atau Yosi "Project Pop" ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Minggu (17/7/2016).  

TRIBUNJAMBI.COM - Sebenarnya Influencer tak semuanya mengarah ke politik namun bisa ke berbagai bidang.

Banyak artis yang jadi Influencer bukan berarti terkait politik,

Bahkan baru-baru ini akun media sosial Instagram milik  Yosi Project Pop 'diserbu' warganet.

Golkar Siapkan Sanksi Tegas Bagi Kader yang Nekat Membelot di Pilkada Serentak 2020

Pasalnya  Yosi Project Pop disebut oleh  Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Henry Subiakto sebagai "ketua influencer".

Sebagaimana diketahui, isu mengenai influencer dan buzzer akhir-akhir ini sedang marak setelah Indonesian Corruption Watch (IWC) membongkar penggunaan dana pemerintah lebih dari Rp90 miliar untuk program influencer.

Isu itu menjadi bahan perbincangan lantaran sejak beberapa tahun belakang masyarakat dan sejumlah tokoh oposisi mengeluhkan keberadaan para buzzer bayaran yang dianggap hanya memecah belah dan mengkerdilkan makna demokrasi yang sudah berjalan selama ini.

Akibatnya, tidak sedikit yang mengumpat Yosi dan menudingnya sebagai "pemecahbelah bangsa". Yosi dianggap sebagai buzzer.

Sebelumnya, nama Yossi disebut oleh Henry Subiakto saat ia terlibat perdebatan dengan Rocky Gerung di program Dua Sisi TV One. Mereka, kala itu, berdebat tentang penggunaan influencer oleh pemerintah.

Henry mengakui dirinya pernah menggunakan jasa influencer, tetapi tidak dibayar.

"Terus terang saya pakai influencer di sini, tapi saya enggak bayar.

"Saya pakai Ustaz Abdul Somad, saya pakai Ustaz Haikal untuk menyuarakan kepentingan waktu itu adalah supaya Idul Fitri tidak perlu mudik," paparnya.

Selain itu, ada pula sosok tokoh besar yang disebut mengajak selebriti-selebriti untuk membantu kampanye pemerintah, salah satunya adalah Yosi yang disebut memberikan pelatihan kepada para influencer.

Meskipun begitu, ada temuan ICW bahwa Kemenkominfo menyediakan anggaran Rp10,83 miliar untuk influencer.

Di tengah ramainya pembicaraan tentang Yosi, termasuk serangan warganet ke akun media sosialnya, Henry Subiakto memberikan klarifikasi di Twitter pribadinya.

Henry sebelumnya menerangkan bahwa peran influencer adn buzzer politik jauh sekali perbedaannya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved