Demi Menghargai, Anggota Kopassus Ini Tahan Nafas Saat Minum Air yang Diberikan Warga
Cara itu dilakukan di mana saja Kopassus bertugas, termasuk saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri konflik, Mengambil hati masyarakat merup
Bukan hanya soal perang melulu, Konga III juga mengajarkan masyarakat setempat untuk mengolah berbagai macam tumbuhan yang berada di sekitar mereka untuk dijadikan makanan, seperti cara mengolah daun singkong sehingga enak dimakan.
Suatu hari, terjadi serangan mendadak di markas Konga III yang dilakukan oleh pemberontak yang diperkirakan berkekuatan 2000 orang.
Markas Konga III dikepung oleh para pemberontak tersebut.
Tembak menembak terjadi dari jam 24.00 malam hingga dini hari,.
Tidak ada pasukan Garuda yang meninggal pada kejadian itu, hanya beberapa luka ringan dan segera ditangani oleh tim medis.
Sedangkan para pemberontak setelah melakukan serangan itu langsung mundur ke wilayah gurun pasir yang gersang.
Tak mau berdiam diri saja, seluruh pasukan perdamaian di Kongo dari semua negara peserta langsung melakukan rapat koordinasi untuk melakukan pengejaran terhadap gerombolan pemberontak.
Hasilnya, dibentuk tim berkekuatan 30 orang yang berasal dari RPKAD/Koppasus untuk melakukan pengejaran hingga ke markas pemberontak sekalipun.
Raut wajah bersemangat tinggi berkobar di tiap-tiap personel prajurit RPKAD yang terpilih untuk melakukan pengejaran itu.
Iringan doa dari semua pasukan perdamaian menyertai ke 30 prajurit itu karena mereka akan berada di wilayah yang disebut "no man’s land" alias wilayah tak bertuan.
Itu merupakan daerah terlarang bagi pasukan PBB, karena di kawasan itu pasukan dari india pernah ditembaki sampai habis tak bersisa.

Ke 30 pasukan RPKAD yang menyusup ke sarang pemberontak itu dipimpin seorang kapten dan 5 orang letnan.
Mereka menyamar layaknya penduduk setempat. Badan dan wajah digosok arang sehingga hitam menyerupai kulit penduduk setempat, ada juga personel yang berpakaian layaknya wanita membawa bakul sayuran.
Menurut informasi, pemberontak berkekuatan 3.000 orang bersenjata lengkap termasuk kendaraan lapis baja.
Personel RPKAD yang menyusup itu juga mendengar informasi bahwa penduduk setempat termasuk pemberontak sangat takut dengan apa yang dinamakan Hantu Putih.