Demi Menghargai, Anggota Kopassus Ini Tahan Nafas Saat Minum Air yang Diberikan Warga
Cara itu dilakukan di mana saja Kopassus bertugas, termasuk saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri konflik, Mengambil hati masyarakat merup
TRIBUNJAMBI.COM - Anggota Kopassus dikenal jago mengambil hati masyarakat.
Cara itu dilakukan di mana saja Kopassus bertugas, termasuk saat menjadi pasukan perdamaian di negeri-negeri konflik.
Cara ini sangat efektif. Satu di antaranya yang dikisahkan perwira Kopassus yang ditugaskan di Sudan pada 2006, Mayor Umar.
Nukilan dari Buku Kopassus untuk Indonesia karya Iwan Santosa dan EA Natanegara, mengisahkan saat itu Mayor Umar ditugaskan di Sudan.
Sudan merupakan negara yang dilanda perang saudara berkepanjangan.
Negeri ini hancur karena perang saudara dan keamanan menjadi satu di antara permasalahan.Hampir setiap hari terjadi kekerasan, pemerkosaan dan pembunuhan.
Rakyat merasa khawatir dan terancam keselamatannya saat pergi keluar rumah.
Akibatnya, sekedar butuh kayu bakar untuk memasak pun tak ada yang berani mencarinya ke pinggiran hutan.
Umar pun pernah satu kali menyambangi rumah warga, Sudan yang warganya mayoritas muslim memang mudah didekati oleh orang Indonesia yang mayoritas muslim.
Kunjungan tersebut disambut dengan tangan terbuka oleh masyarakat Sudan.
Namun karena tak memiliki apapun untuk disuguhkan, warga mengambil air minum yang disuguhkan untuk Umar.
Saat melihat kondisi airnya, Umar kaget, warnanya keruh dan yang membuatnya kaget air tersebut diambil dari wadah yang sama untuk memberi minum kuda.
Di negeri yang berada di benua Afrika dan sedang bertikai air menjadi satu diantara sumber daya yang susah untuk dicari.

Saking ingin menghormati tamunya, warga memberikan satu-satunya hal berharga yang mereka miliki, yakni air.
Karena tak ingin mengecewakan tuan rumah, sambil menahan nafas ia pun terpaksa meminumnya.