Dampak Buruk Kebiasaan Menguyah Es Batu, Merusak Gigi hingga Sebabkan Anemia

Tanpa disadari mungkin di antara kita ada yang memiliki kebiasaan mengunyah es batu.

Editor: Heri Prihartono
Shutterstock
Es batu 

Anemia defisiensi besi

Peneliti mengaitkan hubungan antara anemia defisiensi besi dan  ketagihan es, tetapi alasan yang mendasari tetap tidak jelas.

Menurut penelitian, sekitar 4 persen peserta tanpa anemia defisiensi besi mengunyah es secara kompulsif atau sering untuk  mengatasi kecemasan.

Sementara 56 persen dari mereka menderita anemia.

Penderita anemia memiliki kadar sel darah merah rendah.

Peran sel darah merah penting untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Pada orang dengan anemia defisiensi besi, kekurangan zat besi bertanggung jawab atas rendahnya tingkat sel-sel darah merah ini.

Penderita anemia mengalami kelelahan, kulit pucat, pusing, palpitasi jantung, dan sesak napas.

Selain itu, mereka juga mengalami nyeri dada, lidah bengkak, tangan, kaki, atau keduanya yang dingin.

Satu studi yang mengamati orang dengan anemia defisiensi besi menemukan bahwa 13 dari 81 partisipan memiliki gejala pagophagia.

Mereka mengonsumsi suplemen zat besi untuk menghilangkan keinginan mengidam es batu.

Penelitian lain menunjukkan bahwa suplemen zat besi juga dapat meredakan gejala pica lainnya.

Satu teori tentang hubungan antara anemia dan pagophagia adalah mengunyah es membuat penderita anemia defisiensi besi merasa lebih waspada.

Studi tahun 2014, orang-orang anemia defisiensi besi yang mengunyah es bekerja lebih baik saat tes perhatian dan waktu respon.

Para peneliti mengatakan bahwa kedinginan bisa meningkatkan aliran darah ke otak, menyempitkan pembuluh darah, dan mengaktifkan sistem saraf.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved