Hari Ini, 75 Tahun Lalu Soekarno Hatta Diculik ke Rengadengklok Begini Kisah Lengkapnya

Sehari sebelum kemerdekaan Indonesia, hari ini, 16 Agustus tahun 1945 lalu terjadi peristiwa bersejarah yang dikenal dengan Peristiwa Rengasdengklok.

Editor: rida
(Wikipedia)
Soekarno membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah diketik oleh Sayuti Melik dan telah ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. 

Dalam pertemuan resmi tanggal 12 Agustus itu, Jenderal Terautji berkata, "Terserah kepada Tuan-tuan akan menetapkan kapan Indonesia akan merdeka."

Waktu kembali, di Singapura, ketiga utusan tersebut secara kebetulan bertemu dengan Mr. Teuku Hasan, Dr. Amir, dan Mr. Abbas yang semuanya adalah anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari Sumatera. Secara bersama-sama, mereka juga akan bertolak ke Jakarta.

Selain itu juga mereka mendengar kabar bahwa Rusia sudah mengumumkan perang kepada Jepang dan sudah menyerbu ke Mancuria.

Setelah bertukar pikiran, "Kami semua berkeyakinan bahwa kalahnya Jepang tidak akan berbilang bulan lagi.

Melainkan berbilang minggu. Karenanya, pernyataan Indonesia Merdeka harus dilakukan secepatnya."

Setelah tiba di Jakarta, tanggal 14 Agustus 1945, masih di Lapangan Terbang Kemayoran, Bung Karno berpidato di depan masyarakat yang menyarnbutnya:

"Kalau dulu saya berkata, sebelum jagung berbuah Indonesia akan merdeka, sekarang saya dapat memastikan Indonesia akan merdeka sebelum jagung berbunga."

Sore hari itu juga, Sjahrir datang kepada Bung Hatta menyampaikan berita bahwa Jepang telah meminta damai kepada Sekutu, lalu ia bertanya bagaimana soal kemerdekaan kita.

"Jawab saya, soal kemerdekaan kita adalah semata- mata di tangan kita," tulisnya.

Sjahrir mengusulkan, pernyataan kemerdekaan Indonesia janganlah dilakukan oleh Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia, sebab Indonesia Merdeka yang lahir semacam itu akan dicap oleh Sekutu sebagai Indonesia buatan Jepang.

Sebaik baiknya, Bung Karno sendiri saja menyatakannya sebagai pemimpin rakyat atas nama rakyat dengan melalui corong radio.

Ternyata Bung Karno tidak setuju dengan usul Sjahrir, karena sebagai Ketua Badan Persiapan, ia tidak bisa bertindak sendiri dengan melewati saja badan tersebut.

Selanjutnya Bung Kamo menyatakan ingin mendapat keterangan dulu dari Gunseikanbu tentang berita Jepang menyerah itu.

"Setelah keesokan harinya, tanggal 15 Agustus, ternyata Jepang memang meminta berdamai," tulis Bung Hatta selanjutnya, "Kami putuskan mengundang Panitia Persiapan berapat tanggal 16 Agustus pukul 10 pagi di kantor Dewan Sanyo Pejambon 2."

Pernyataan Indonesia Merdeka harus dilakukan secepatnya, Undang-Undang Dasar harus dimufakati dengan tiada banyak berdebat dan susunan pemerintahan Indonesia di pusat dan di daerah harus dapat diselenggarakan dalam beberapa hari saja.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Batam
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved