5 Tokoh Penting Dibalik Suksesnya Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada 17 Agustus 1945
Kemerdekaan Indonesia tidak diraih hanya dengan satu atau dua orang saja. Mungkin sebagian masyarakat hanya mengenal Soekarno Hatta
TRIBUNJAMBI.COM- Kemerdekaan Indonesia tidak diraih hanya dengan satu atau dua orang saja. Mungkin sebagian masyarakat hanya mengenal Soekarno Hatta saja dibalik peristiwa pembacaan Proklamasi Kemerdekaan.
• Haico Van Der Veken Unggah Foto Bareng Ibu Tiri, Fans Malah Heboh Siapa yang Fotoin, Rangga Azof?
• 1.782 Pasien Positif Hari Ini Dinyatakan Sembuh Dari Covid-19, Total Yang Sembuh 93.103 Orang
• Link dan Cara Download Logo HUT ke-75 RI, Ini Latar Belakang dan Arti Logo Kemerdekaan RI
Faktanya, jauh sebelum mengumandangkan Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, terdapat beberapa peristiwa dan tokoh yang mengiringi tercapainya Kemerdekaan Republik Indonesia itu.
Dari buku Tokoh-tokoh Penting Detik Detik Proklamasi (2019), berikut lima tokoh penting detik-detik Proklamasi, sebagai berikut:
Shodanco Singgih
Shodanco Singgih merupakan anggota PETA yang sangat berperan dalam penculikan Sukarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok.
Bahkan dirinyalah yang kemudian menyuruh Bung Karno untuk memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
• Kabar Nikahi Ariel NOAH KW, Pedangdut Putri Jamila Tak Kapok Terus Halukan Eks Luna Maya
• Meski Sudah Digaji Pertamina Rp 170 Juta, Mengapa Ahok Tetap Merasa Lebih Enak Jadi Gubernur?
• Undangan Pemberkatan Pernikahan Nella Kharisma dan Dory Harsa Beredar, Ini Kata Pendeta Gereja
Dirinya rela bolak-balik hanya untuk mengamankan perjalanan Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok dengan aman.
Sebagai anggota PETA, dirinya menggunakan fasilitas PETA seperti mobil sedan untuk menjadi kendaraan Sukarno beserta keluarganya dan Hatta untuk menuju ke Rengasdengklok.
Di dalam PETA sendiri terdapat jarak antara bawahan (Shodanco) dan atasan (Codanco). Biasanya Codanco dianggap lebih dekat dengan Jepang karena mereka tinggal di luar asrama atau memiliki rumah dinas sendiri, tidak seperti Shodanco yang tinggal di asrama.
Setelah mendapatkan izin dan semua yang diperlukan dari PETA, Singgih segera menjemput Hatta dan Sukarno. Karena Rengasdengklok berada di kawasan PETA wilayah Purwakarta, maka Singgih meminta teman-temannya untuk pengamanan.
Sesampainya di Rengasdengklok, Sukarno tak berbicara sepatah katapun. Namun dengan kata-kata Singgih, Suakrno bersedia untuk memproklamasikan kemerdekaan.
Berikut kata-kata Singgih kepada Sukarno:
"Pak, rakyat dan pemuda sudah tak sabar lagi. Kalau tidak, akan terjadi pertumpahan darah sebelum tengah hari."
Kasman Singodimedjo