Bijak Menggunakan Medis Sosial dan Menjaring Informasi, Bagian Dari Mencegah Aksi Radikalisme
Mencegah radikalisme yang mengarah ke tindakan terorisme, perlu keterlibatan semua pihak.
Penulis: Rahimin | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Mencegah radikalisme yang mengarah ke tindakan terorisme, perlu keterlibatan semua pihak. Hal ini muncul dalam diskusi Ngopi Coi (ngobrol pintar cara orang Indonesia), Kamis (13/8/2020) pagi di Hotel Luminor.
Kegiatan ini bertemakan pelibatan masyarakat dalam pencegahan terorisme melalui forum koordinasi pencegahan terorisme (FKPT) Jambi.
Menghadirkan DR Devi Rahmawati, Direktur Kemahasiswaan UI, Ahadi Wijayanto, Kasubag Tata Usaha Deputi I BNPT. Diikuti Babinsa dan Babinkamtibmas se Kota Jambi, dan jurnalis.
• Curhat Nora Alexandra Istri Jerinx SID, Jerinx Takut Ditinggal Istri, Sampai Nora Bilang Begini
• Rizky Febian Dikompori Raffi Ahmad, Asmara Masa Lalu Anya Geraldine Terungkap
• Deretan Promo Spesial HUT RI ke-75 di Lima Resto Cepat Saji, Mulai KFC hingga Pizza
DR Ahmad Syukri, Ketua FKPT Provinsi Jambi bilang, ini kita laksanakan di tengah pandemi Covid-19, walaupun ada pertambahan kasus di Kota Jambi.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari program FKPT. FKPT Jambi termasuk yang aktif menjalankan program. Yang kita laksanakan sekarang ini untuk program bidang media massa, hukum dan humas," ujarnya.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, M Khairil Anwar diwakili Ahadi Wijayanto, Kasubag Tata Usaha Deputi I bilang, hasil survei daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme, penggunaan media sosial sanga tinggi untuk mengetahui soal radikalisme.

Katanya, sudah budaya masyarakat dengan mudah membagikan informasi yang dapat yang didapatnya tanpa melakukan penyaringan atau telaah terlebih dahulu soal informasi tersebut.
Apalagi, banyak kejadian ledakan bom, penangkapan terduda teroris Detasemen khusus 88 antiteror Polri. Dan banyak lagi kejadian.
Dijelaskannya, Kebijakan menggunakan media sosial patut diperhatikan. Sebab, kondisi inilah yang apabila tidak diantisipasi dengan baik dapat ditunggangi oleh para pelaku teroris untuk ikut menyebarluaskan apa yang diyakininya, dan membangkitkan kebencian terhadap negara pemerintah dan masyarakat lainnya
• Terlibat Narkoba, Tiga Warga Kota Jambi Dibekuk Tim Polresta Jambi, Seorang Wanita Ikut Diciduk
• Ratusan Buruh Geruduk DPRD Jambi, Tuntut Klaster Ketenagakerjaan Dikeluarkan dari RUU Omnibus Law
• Peran Jaksa Pinangki pada Pelarian Djoko Tjandra
"Oeh karena itu dibutuhkan kedewasaan pada diri kita untuk bijak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Membuka diri pada setiap informasi dan lelah dan tidak lelah memverifikasi setiap informasi yang didapatkan," ujarnya.
Menurutnya, dalam proses penanggulangan terorisme tidak bisa dilaksanakan hanya oleh aparatur keamanan saja. Apakah itu, TNI dan polisi sebagai lembaga negara yang mendapat mandat untuk menjalankan program ini dibutuhkan energi yang kuat antara aparatur keamanan dengan masyarakat. Sebab, bahaya terorisme menyasar tanpa memandang pangkat jabatan status sosial.
"Dalam konteks inilah pelibatan aparatur kelurahan dan desa serta Babinsa dan Babinkamtibmas, humas dan pegiat media massa dan media sosial di provinsi Jambi khususnya itu diperlukan. Kami mendorong aparatur kelurahan dan desa untuk memahami apa dan bagaimana bahaya terorisme menjadi ancaman nyata, mengetahui bagaimana melaksanakan pencegahannya dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut kepada masyarakat," katanya.
"Sekali lagi kami terangkan, tugas penjagaan paham radikal dan terorisme tidak semata-mata ada di tangan aparat keamanan. Masyarakat dengan berbagai elemen didalamnya memiliki tugas dan peranan yang sama untuk bersama-sama mencegah terorisme," katanya lagi.
• Ratusan Buruh Geruduk DPRD Jambi, Tuntut Klaster Ketenagakerjaan Dikeluarkan dari RUU Omnibus Law
• Terungkap! Ini Alasan Sebenarnya Polisi Tidak Menahan Pelaku Pencemaran Nama Baik Ahok
• Lagi Cari Motor Matik Retro, Harga Bekas Honda Scoopy Ternyata Hanya Segini, Kondisi Bagus