Peringatan 17 Agustus Ditengah Pandemi Covid-19, Ini Naskah Lengkap Proklamasi Kemerdekaan RI
Sebentar lagi Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 akan tiba.
TRIBUNJAMBI.COM - Sebentar lagi Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945 akan tiba.
Tahun ini peringatan 17 Agustus berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena sedang pandemi Covid-19. Namun semoga tidak mengurangi makna dari peringatan tersebut.
• Kejari Jambi Temukan Indikasi Korupsi di BPPRD Kota Jambi, Sejumlah Pegawai Dipanggil
• Jadi Tersangka Kasus Ujaran Kebencian Anggota DPR Dari Sumbar, Ini Kata Bupati Agam
• Kepercayaan Mistis Malam 1 Suro - Kembalinya Arwah Leluhur hingga Larangan Keluar Rumah
Teks proklamasi adalah dokumen bersejarah yang sangat menentukan arah negara Republik Indonesia.
Dokumen ini merupakan peninggalan penting dan menjadi bukti akan eksistensi bangsa Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Lantas, Tahukah kamu isi teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ?
Teks Proklamasi Mengutip Kemdikbud RI, teks proklamasi adalah buah pikiran tiga tokoh nasional yaitu Soekarno, Moh Hata dan Achmad Soebardjo yang ditulis tangan oleh Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik.
• Ternyata Pendaftaran Kartu Pra Kerja Bisa Dilakukan Offline, Begini Cara Daftarnya
• Mirip Mata, Ini Fenomena Misteri Penampakan Awan Raksasa di Nagan dan Aceh Barat Diungkap BMKG
• Film Berbasis Internet Menjamur di Indonesia, LSF: Pilah Sesuai Klasifikasi
Berikut ini teks proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno pada 17 Agustus 1945:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia, dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.
Kisah Di Balik Teks Proklamasi
Namun ada peristiwa penting sebelum Proklamasi dibacakan.
Peristiwa itu seperti yang disampaikan oleh Fatmawati.
Proklamasi kemerdekaan Indonesia sendiri dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Saat itu, berita kekalahan Jepang dari pasukan Sekutu menjadi angin segar bagi Indonesia.
Golongan muda yang bersifat agresif-progresif segera bergerak dengan "menculik" Soekarno dan Mohammad Hatta ke Rengasdengklok untuk segera mengumumkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka tak mau kalau terlalu lama menunggu malah menjadi permasalahan yang panjang.
• Ini Amalan-amalan yang Dianjurkan Rasulullah SAW Dalam Menyambut Tahun Baru Islam
• Bupati Agam Tersangka Ujaran Kebencian, Gerindra Protes Kirim Surat Keberatan ke Kapolri
• Terapkan Customer Identity and Access Management XL Axiata Permudah Akses Layanan Digital
• Bandingkan Pacar Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Sebelum Menikah, Ternyata Jumlahnya Jauh
Dengan membacakan Proklamasi kemerdekaan, maka posisi Indonesia akan lebih kuat di mata dunia.
Setelah peristiwa ini, Soekarno dan Hatta harus segara menyiapkan segala sesuatu terkait Proklamasi.
Mereka harus menyiapkan rumusan teks untuk menandai kemerdekaan Indonesia.
Ketika itu, 16 Agustus 1945, bertepatan dengan 8 Ramadan 1364 Hijriah atau dalam suasana bulan suci penuh berkah.
Segera dari Rengasdengklok, Achmad Soebardjo membawa kedua pemimpin negara itu menuju rumah Laksamana Maeda.
Di sinilah akan dirumuskan naskah Proklamasi kemerdekaan.
Dalam buku Kilas Balik Revolusi karya Abu Bakar Loebis disebutkan jatuhnya pilihan pada rumah Laksamana Maeda karena rumah tersebut punya hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang, sehingga kedua pemimpin itu tetap aman.
Di ruang makan Laksamana Maeda dirumuskan naskah Proklamasi kemerdekaan yang merupakan pemikiran tiga tokoh, yaitu Soekarno, M Hatta, dan Achmad Soebardjo.
Proses penyusunan naskah ini juga disaksikan golongan muda yang diwakili oleh Sukarni, Sudiro, dan BM Diah.
Sementara, dari pihak Jepang ada S Miyoshi dan S Nishijima.
Ruang makan itu menjadi saksi bisu penyusunan teks Proklamasi.
Sementara itu, sebelum naskah proklamasi dibacakan, Soekarno sebenarnya sempat menyusun naskah pidato yang juga akan dibacanya.
Namun, naskah itu dirobek oleh Soekarno.
Itu seperti yang disampaikan oleh Fatmawati dalam buku "17-8-45, Fakta, Drama, Misteri", karya Henri F Isnaeni, 2015 lalu.
Dalam buku itu disebutkan, Fatmawati menjadi saksi Soekarno merobek naskah tersebut.
"Nampaknya Bung Karno memaksakan diri menulis sesuatu. Sedangkan aku berbaring kecapaian di dekatnya," ungkap Fatmawati dalam buku itu.
Fatmawati melanjutkan, Soekarno merobek naskah itu berkali-kali.
"Hari sudah hampir terang. Berkali-kali Bung Karno menulis sesuatu kemudian dirobek-robel lalu dibuang ke keranjang sampah," tandas Fatmawati.
Berikut ini adalah isi lengkap naskah tersebut.
"Saudara-saudara sekalian.
Saya telah meminta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan suatu peristiwa mahapenting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun!
Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naik dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.
Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti.
Di dalam jaman Jepang itu tampaknya saja kita menyandarkan diri pada mereka.
Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.
Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri.
Hanya bangsa yang berani mengambil dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya.
Maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
Permusyawaratan ini sela-sela berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara. Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarklah proklamasi kami."
Artikel ini terlah terbit di tribunpekanbaru.com dengan judul Bacaan Teks Proklamasi Lengkap dan Kisah Di Balik Pembuatan Naskah Proklamasi