Komunitas

Pernah Berburu Ular Berwarna Hitam Putih di SD di Sulanjana. Butuh Waktu 3 Hari Menangkapnya

Komunitas Ralu Jambee terbentuk pada 6 Januari 2020. Komunitas ini membantu menyelamatkan ular jika ditemukan di rumah warga.

Penulis: Nurlailis | Editor: Fifi Suryani
ISTIMEWA
Satu diantara puluhan ekor ular yang telah diselamatkan anggota Komunitas Raluu Jambee. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Komunitas Ralu Jambee terbentuk pada 6 Januari 2020. Komunitas ini membantu menyelamatkan ular jika ditemukan di rumah warga.

Ada 5 bidang dalam komunitas Ralu Jambee yaitu bidang konservasi dibagi menjadi penyelamatan, perawatan, pelestarian, bidang humas, bidang organisasi dan kaderisasi, bidang wirausaha, bidang penelitian dan keilmuan.

Biasanya penyelamatan ular berdasarkan laporan warga. Setelah ditangkap ular dirawat terlebih dahulu kemudian dilepaskan kembali.

Sektretaris Ralu Jambee, Boslan Tobing menjelaskan sebelum dirilis ular dilihat dulu kondisinya apakah bisa bertahan di alam atau tidak.

"Pemeriksaan ular menggunakan cara yang dipelajari otodidak. Biasanya kami rendam air sirih, endapkan ditempat gelap karena sifat ular penyembunyi sejati, lebih kurang selama tiga hari. Kalau setelah itu kondisinya baik maka kami rilis," ungkapnya.

Ia menceritakan pernah menangkap ular di salah satu SD di Sulanjana. Ular tersebut tidak bisa langsung ditangkap dan membutuhkan waktu 3 hari untuk menangkapnya.

Berdasarkan laporan warga ular tersebut berwarna hitam putih, termasuk jenis ular yang berbahaya.

"Kebelutan saat ditemukan cuaca sedang hujan. Cuaca termasuk faktor penentu ular untuk keluar," ujarnya.

Ia mengatakan saat pemantauan juga memperhatikan waktu kapan ular makan, berjemur, serta cuaca yang mempengaruhi. Ralu Jambee juga melakukan patroli tiap hari.

Hasil tangkapan terbesar Ralu Jambee pernah menangkan ular berukuran 5,5 meter. Sampai saat ini belum dirilis karena kondisi ular yang hamil.

Saat mau menangkap ular perlu diketahui jenis ularnya apa karena beda jenis beda cara menangkapnya. Yang terpenting adalah safety, biasanya berupa kaca mata pelindung, grab stick.

Namun terkadang anggota Ralu Jambee menangkap dengan tangan kosong karena tidak ingin melukai ular.

Setelah menangkap ular Ralu Jambee tidak menyiksa ular seperti melakban mulutnya.

Kecuali urgent saat menangkap king kobra tapi tidak memiliki peralatan yang memadai. Menurutnya pada dasarnya hewan itu lestari.

"Kendala tentunya alat safety, dan karena ini relawan jadi segala perlengkapan untuk ular dari kita yang menyediakan," paparnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved