50 Persen Siswa SD dan SMP di Kota Jambi Hadir di Hari Pertama Sekolah, Ini Kata Walikota Jambi
Pengecekan tersebut dilakukan baik di sekolah pemerintah, maupun sekolah swasta. Dimana sebelumnya Pemkot Jambi mendapati bahwa protokol kesehatan sud
Penulis: Miftahul Jannah | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi bersama Forkopimda mengecek langsung kesiapan dan proses relaksasi pendidikan di satuan-satuan pendidikan tingkat SD maupun SMP, Senin, (13/7/2020).
Pengecekan tersebut dilakukan baik di sekolah pemerintah, maupun sekolah swasta. Dimana sebelumnya Pemkot Jambi mendapati bahwa protokol kesehatan sudah dijalankan maksimal.
Namun, masih terdapat beberapa di antaranya SMP yang tidak full belajarnya, seperti meja yang belum dibersihkan karena tidak ada siswanya. Terkait hal itu Pemkot Jambi mintak diselesaikan semua.
• Proses Lelang Sekda Provinsi Jambi Masih Menunggu Hasil Assesment untuk Mentapkan Nama Tiga Besar
• Pentingnya Kartu Indentitas Anak, Ini Penjelasan Dukcapil Muarojambi
• VIDEO Artis FTV HH Terlibat Prostitusi, Penyewanya Karyawan Swasta, Info dari Muncikari Jakarta
Selain itu diketahui juga bahwa terdapat SMP yang salah informasi memberlakukan belajarnya berdasarkan hari. Dimana seharusnya SMP tersebut melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis).
"Yang ada hari ini harus masuk, masuknya yang mau offline silakan masuk, tetapi kelas 7, 8, 9 harus masuk semua, itu harus ada pembenahan kembali untuk Minggu depannya," ujar Walikota Jambi Sy Fasha, saat diwawancara media.
Dirinya juga menjelaskan terkait dengan fasilitas sekolah sudah lumayan cukup, protokol Kesehatannya dijalankan semua, dan tingkat anak-anak yang masuk sudah di atas 50 persen. Ia berharap sampai akhir Juli dan awal Agustus nanti akan meningkat setiap harinya.
"Kami menghimbau kepada masyarakat kota Jambi, yang ada anaknya masih satuan pendidikan tingkat SD dan SMP, silahkan datang berkunjung ke sekolah, dan melihat langsung kondisi sekolah, bagaimana apakah protokol kesehatan bisa dijalankan atau belum jadi tidak perlu takut lagi," kata Fasha.
"Tapi kalau anak-anaknya punya gejala-gejala sakit asma, dan lain sebagainya kami sarankan untuk tidak dulu ikut belajar tatap muka, tetapi online juga akan tetap dilayani juga," sambungnya.
Dirinya mengatakan keputusan-keputusan tersebut di lakukan dengan melihat potensi-potensi yang ada. Dan tidak bisa disamaratakan dengan pulau Jawa terkait kebijakan ini.
"Pertimbangan yang di lakukan karena analisis kami, pasien pasien sudah banyak yang sembuh, dimana pasien dari 32 hingga saat ini tinggal dua lagi. Selain itu pasien pasien penambahan covid juga minim," sebutnya.
Ia menerangkan bahwa hal ini merupakan uji coba, dan dalam masa uji coba ini jika dalam satu sekolah hanya terdapat 1 siswa masuk maka akan tetap dilayani.
"Ada 500 anak SMP yang tidak bisa mengikuti online, karena dia keluarga tidak mampu. Dia tidak punya android. Apakah kita mau biarkan mereka ini," tuturnya.
Diketahui lebih dari Separuh sekolah di kota Jambi melakukan relaksasi pendidikan ini, danjika satuan pendidikan masih minim protokol kesehatannya maka pihaknya tidak memperbolehkan untuk melaksanakan belajar dengan tatap muka.
"Jadi Jangan berpikir klaster sekolah segala macam, ya niat kita ini kan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan, hubungan ini dengan semua pertimbangan analisis dari sekian bulan," tutupnya.