Covid 19

Presiden Jokowi Minta Kepala Daerah tak Paksakan New Normal Jika Syarat Ini Belum Terpenuhi

Bangkit dari pandemi Covid-19, sejumlah daerah memulai menerapkan tatanan baru atau adaptasi kebiasaan baru (new normal)

Editor: Heri Prihartono
Tangkap layar channel YouTube KompasTV
Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerjanya di Jawa Timur 

TRIBUNJAMBI.COM - Bangkit dari pandemi Covid-19, sejumlah daerah memulai menerapkan  tatanan baru atau adaptasi kebiasaan baru (new normal)

Meskipun demikian new normal belum bisa diterapkan di daerah dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi.

Presiden Jokowi mengingatkan kepala daerah dan gugus tugas daerah agar new normal harus berdasarkan data ilmiah dan saran para pakar.

Ditinggal Cerai Orangtua, Bocah Malang Ini Bernasib Pilu Setelah Diperkosa Ayah Kandung sejak 2014

Hal itu disampaikan Presiden saat mengunjungi Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Jawa Tengah (Jateng) di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng, Selasa, (30/6/2020).

"Saya titip jangan sampai membuka pada tatanan baru new normal tetapi tidak melalui tahapan-tahapan yang benar. Setiap kita membuat kebijakan setiap kita membuat policy betul-betul tolong yang namanya data science itu dipakai," ujar Presiden.

Apabila belum layak dan memungkinkan secara ilmiah dan saran pakar, maka new normal jangan diterapkan.

"Jangan sampai kita berani membuka masuk ke new normal tetapi keadaan datanya masih belum memungkinkan, jangan dipaksa sehingga tahapan-tahapan, harus betul-betul disiapkan," katanya.

Tahapan tersebut diantaranya yakni adanya fase prakondisi, mulai dari sosialisasi hingga simulasi.

Setelah prakondisi maka selanjutnya yakni penentuan atau timing new normal. 

"Timingnya harus tepat. jangan sampai Rt nya masih tinggi diatas 1, R0  masih tinggi kita sudah berani buka, hati-hati jangan membuat kebijakan tanpa sebuah data science yang jelas," katanya.

Setelah timing, maka selanjutnya yakni penentuan prioritas sektor penerapan new normal.

Apakah sektor industri terlebih dahulu, sektor pariwisata, atau sektor lainnya yang memungkinkan. 

Setelah Bentrok Tanpa Senjata India vs China, Rusia Kirim Pesawat Tempur & Senjata Pesanan India

"Tetapi juga mungkin masih dibatasi kalau kapasitas biasanya 1000, ya 500 dulu. Tidak usah tergesa-gesa yang karena yang kita hadapi ini dua, kesehatan dan ekonomi yang semuanya harus berjalan dengan baik," katanya.

Setelah semuanya dilalui, menurut Presiden harus ada evaluasi yang dilakukan setiap minggu atau dua minggu sekali.

Kalau penerapan new normal membuat kasus positif melonjak, maka harus dicabut kembali. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved