Inilah Ilmu yang Digunakan Kopassus Sampai Bikin Takut Tentara Asing, Mampu Lakukan Hal Diluar Nalar
Ya, Itulah ilmu kanuragan, suatu ilmu leluhur yang kerap digunakan para pendekar di Tanah Air.
TRIBUNJAMBI.COM - Pasukan elit TNI AD Kopassus ternyata dikenal memiliki suatu ilmu bela diri, yang sampai kini ditakuti satuan elit asing.
Kemampuan seorang Kopassus di medan perang salah satunya ikut ditopang oleh ilmu tersebut, selain kelengkapan material seperti senjata api, senjata tajam, navigasi, dan lainnya.
Ya, Itulah ilmu kanuragan, suatu ilmu leluhur yang kerap digunakan para pendekar di Tanah Air.
Menurut wikipedia, ilmu kanuragan adalah ilmu yang berfungsi untuk bela diri secara supranatural.
• Jelang Penerapan Aspal Karet, Kualitas Produksi Karet Petani Harus Diperhatikan
• Pelayanan di Disdukcapil Kota Jambi Sudah Bisa Tatap Muka
Ilmu ini mencakup kemampuan bertahan terhadap serangan dan kemampuan untuk menyerang dengan kekuatan yang luar biasa.
Ilmu itu tidak dimiliki oleh pasukan elite asing dari negera lain.
Tidak unggul di teknologi dan persenjataannya, namun Tentara Nasional Indonesia (TNI) miliki ilmu yang buat tentara asing kesulitan meladeninya.
Bahkan menangani pasukan khusus sekelas Navy Seal milik Amerika Serikat, TNI bisa meladeninya.
Bagaimana tidak, bagi TNI pasukan khusus negeri Paman Sam terlalu mengandalkan teknologi.
Pasukan khusus Amerika Serikat dianggap terlalu 'mudah' dikalahkan saat tidak dibekali dengan peralatan teknologi maju.
Awal pembentukan pasukan khusus, TNI pun membandingkan beberapa pasukan khusus di berbagai negara untuk dijadikan role model.
Ketika tahun 1980-an ABRI/TNI hendak membentuk pasukan khusus yang antara lain memiliki kemampuan antiteror, satuan pasukan khusus dari berbagai negara pun dijadikan sebagai referensi.
Dari berbagai referensi yang diperoleh TNI pun melihat beberapa pasukan yang dinilai cocok.
Pasukan khusus yang memiliki kemampuan komplit tanpa terlalu tergantung dengan teknologi.
Pasukan khusus dari Jerman (GSG-9), Inggris (SAS), pasukan khusus antiteror Angkatan Laut Prancis, dan pasukan khusus Korea Selatan.