Unggah Guyonan Gusdur Soal 3 Polisi Jujur,Pria di Maluku Diperiksa Polisi,Begini Reaksi Yenny Wahid
Berawal dari unggahan soal guyonan Gus Dur ( almarhum KH Abdurrahman Wahid) soal 3 polisi jujur, pria ini diperiksa polisi.
TRIBUNJAMBI.COM - Berawal dari unggahan soal guyonan Gus Dur ( almarhum KH Abdurrahman Wahid) soal 3 polisi jujur, pria ini diperiksa polisi.
Unggahan pria tersebut diposting di Facebook, diperiksa polisi.
Dia adalah Ismail Ahmad, seorang warga Kepulauan Sula, Maluku Utara, dibawa ke Polres Kepulauan Sula untuk dimintai keterangan.
Adapun Ismail mengunggah guyonan Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang berbunyi, “Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng”.
• Pakai Celana Dalam Suami Sebagai Pengganti Bra, Ternyata Ini Alasan Vanessa Angel
• Tulis Ungggahan Romantis Hingga Pamer Cincin di Jari,Benarkah Tara Basro dan Daniel Adnan Menikah?
• Unja Siap Menyongsong Tatanan Normal Baru
• VIRAL Pria Pamer Celana Dalam Hasil Curian di Media Sosial, Benarkah Pertanda Gangguan Jiwa?
Dia tidak menyangka bahwa unggahan itu akan berakhir di kantor polisi untuk dimintai klarifikasi.
"Hari Jumat itu saya buka Google, baca artikel guyonan Gus Dur. Di situ ada kata yang saya anggap menarik,” kata Ismail saat dihubungi Kompas.com, Kamis.
• Di Provinsi Jambi, Merangin Daerah Terbanyak yang Sembuhkan Pasien Covid-19
• Doa dan Amalan yang Dianjurkan Diperbanyak pada Malam Jumat,Di Antaranya Membaca Selawat Nabi
• Dikira Boneka, Dedi Sipayung Temukan Mayat di Tumpukan Sampah Sungai Batanghari
• Update Virus Corona di Jambi 18 Juni 2020, Jumlah Kasus Lebih 100 Orang
“Saya tidak berpikir kalau mereka tersinggung, soalnya saya lihat menarik saya posting saja.
Saya juga tidak ada kepentingan apa-apa,” katanya lagi.
Setelah mengunggah guyonan itu, Ismail lantas ke masjid melaksanakan salat Jumat.
Begitu pulang, dia melihat WhatsApp dari Sekda yang meminta agar unggahannya dihapus.
"Saya langsung hapus tanpa melihat lagi komentar-komentar,” ujarnya.
• 7 Wilayah di Jambi Masuk Zona Kuning Covid-19, Ini Daftarnya
• Harga Bawang dan Ayam Turun, Daftar Harga Bahan Pokok di Pasar Angso Duo Hari Ini
• Tak terima Organ Intim Disentuh saat berobat, Mahasiswi di Aceh Laporkan Seorang Dokter ke Polisi
• Tak Mau Warga Resah, Pemkot Surabaya Pilih Beberkan Alamat Pasien Covid-19
Tak lama, sejumlah polisi datang ke rumah Ismail, memanggilnya ke kantor untuk dimintai klarifikasi soal unggahan tersebut.
"Sampai di kantor tanya alasan postingan itu dan saya cerita sesuai yang saya alami,” ujar Ismail.
Setelah dimintai keterangan, Ismail dipersilakan kembali ke rumah dan sempat wajib lapor selama dua hari.
Dia juga diminta menyampaikan permohonan maaf terkait dengan unggahannya tadi.
“Setelah saya sampaikan permohonan maaf pada Selasa (16/6/2020), maka masalah itu sudah selesai dan sejak saat itu saya tidak lagi wajib lapor,” ucap Ismail.
Sementara Kabid Humas Polda Maluku Utara AKBP Adip Rojikun menjelaskan bahwa masalah itu sudah diselesaikan oleh Polres Kepulauan Sula.
“Itu mengedukasi, tapi sudah selesai,” kata Adip singkat.
Begini Komentar Yenny Wahid
Menurut Yenny, kedewasaan bangsa Indonesia diukur dari sikap dalam menanggapi ekspresi humor semacam itu.
"Kedewasaan kita diukur dari sikap kita menanggapi ekspresi-ekspresi humor semacam itu. Humor itu sudah berputar-putar di tengah masyarakat lama sekali," ujar Yenny, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (18/6/2020).
Dia mengatakan institusi negara di Indonesia itu memang kerap menjadi bahan humor dari zaman dahulu hingga sekarang.
Bahkan institusi kepresidenan hingga pemuka agama juga tak lepas menjadi bahan humor masyarakat.
"Yang namanya institusi negara di Indonesia itu memang sering menjadi bahan humor dari dulu sampai sekarang. Nggak usah institusi kepolisian, anggota DPR jadi bahan komika, institusi kepresidenan sering jadi bahan lelucon. Kemudian para menteri, pemuka agama pun sering dijadikan bahan lelucon," kata dia.
Menurutnya, humor adalah mekanisme atau cara bangsa Indonesia untuk menghadapi kegetiran, kekecewaan yang ada dan untuk tetap saling mengingatkan.
"Jadi bangsa Indonesia itu suka melucu. Karena itu cara kita untuk menjaga semangat, begitu kita sudah bisa tertawa mengenai kekecewaan kita, maka kita bisa semangat lagi dalam berkarya," ungkapnya.
Tak hanya itu, humor juga menjadi sarana introspeksi tanpa menyinggung perasaan. Sehingga humor diibaratkan Yenny sebagai kekuatan bangsa Indonesia sejak dahulu.
Bahkan, Yenny juga pernah mendengar humor dari almarhum ayahnya dikutip oleh jenderal polisi dengan tanpa beban.
"Saya pernah mendengar seorang petinggi kepolisian, jenderal, pernah mengutip humor tersebut. Mengutipnya dengan bebas saja tanpa beban. Artinya ada semangat otokritik di sana, ada semangat kedewasaan di sana," tandasnya. (Kompas.com/Tribunnews)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pria Ini Diperiksa Polisi Gegara Unggah Guyonan Gus Dur soal 3 Polisi Jujur di Facebook, https://surabaya.tribunnews.com/2020/06/18/pria-ini-diperiksa-polisi-gegara-unggah-guyonan-gus-dur-soal-3-polisi-jujur-di-facebook?page=all.