Detik-detik Pegawai Hotel di Cianjur Dipukul Rombongan Anggota DPRD Jabar, Memar di Belakang Telinga
Seroang pegawai hotel Hotel Le Eminence Puncak di Cianjur mengalami memar di bagian belakang telinga.
TRIBUNJAMBI.COM, CIANJUR - Seroang pegawai hotel Hotel Le Eminence Puncak di Cianjur mengalami memar di bagian belakang telinga.
Kejadian ini terjadi setelah dipukul oleh seorang pria rombongan angota DRPD Jawa Barat yang menginap di hotel.
Diceritakan pegawai berinisial GE (33), kronologi detik-detik pemukulan yang dilakukan, diduga sopir anggota DPRD, terjadi setelah menegur anggota dewan yang tak memakai masker.
Seorang staf hotel di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjadi korban tindak kekerasan. Korban, inisial GE (33), pegawai Hotel Le Eminence Puncak dipukul tamu hotel di area resto lantai 15, Selasa (16/6/2020) saat jam sarapan.
• Penampilan Ayu Ting Ting saat Foto di Sebelah Cinta Laura Ini Bikin Netizen Salfok
• Abdullah Sani Kembalikan Formulir Penjaringan ke PAN
• Hendak Usir Kera Dekat Sungai, Mawi Kaget Injak Ular Piton Seukuran Tiang Listrik
Akibatnya, korban trauma dan mengalami memar di bagian belakang telinga kiri.
Kepada Kompas.com, korban menuturkan, saat kejadian ia ditugaskan untuk mengawasi area resto.
"Saya harus memastikan semua tamu mengenakan masker sesuai prosedur dan protokol kesehatan," kata GE, Selasa (16/6/2020).
Ditegur tak pakai masker malah mengancam Karena itu, saat ia mendapati ada tiga orang tamu tidak mengenakan masker, ia langsung mengingatkan dan meminta mereka untuk mengambil masker terlebih dahulu.
Namun, salahsatu dari tamu tersebut rupanya tidak terima dengan teguran korban.
"Dia malah mengeluarkan kata-kata ancaman ke saya," ujar GE.
• Pemuda Ini Ditangkap Karena Postingan Celotehan Gus Dur, Politisi Gerindra: Janganlah Dipersoalkan
Diterangkan korban, berselang kemudian seseorang datang menghampiri tamu tersebut untuk kemudian mendatanginya hingga aksi pemukulan itu terjadi.
"Dia tanya, katanya saya ngomong apa ke bapak itu. Setelah itu langsung memukul," tuturnya. GE mengaku sempat menghindari pukulan, sehingga kepalan tangan pelaku yang diarahkan ke wajah jatuh mengenai bagian belakang telinga kiri.
"Setelah kejadian itu, saya lalu pergi ke belakang untuk menenangkan diri," ujar dia.
Sementara itu, Marcomm Hotel Le Eminence Puncak M. Rizki Supriatna mengatakan, setelah ditelusuri, tamu yang melakukan pengancaman dan pemukulan terhadap staf hotel merupakan bagian dari rombongan anggota DPRD Jabar.
• Hari Donat Nasional Tiap Juni di Amerika, 5000 Donat Sehari, Ternyata Begini Sejarahnya Tahun 1917
"Setelah kami cek, pelaku yang mengancam adalah salah satu anggota dewan. Kalau yang mukul itu diduga sopirnya," kata Rizki kepada Kompas.com, Selasa (16/6/2020).
Pihak manajemen hotel pun melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Pacet.
"Korban sudah divisum. Ada bukti rekaman CCTV-nya juga. Kasus ini kita bawa ke ranah hukum," ujar dia.
Akan Dipanggil BK
Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Jawa Barat, Hasbullah Rahmat, mengatakan segera memanggil oknum anggota DPRD Jabar dan sopir pribadinya yang diduga terlibat kekerasan atau memukul pegawai hotel Le Eminence Puncak Hotel Convention & Resort, Kabupaten Cianjur.
Hasbullah mengatakan selama ini baru mengetahui hal tersebut dari media massa dan video rekaman CCTV.
"Saya akan secara formal memanggil secara kelembagaan melalui Badan Kehormatan DPRD Jabar. Saya tidak mau klarifikasi hal ini secara pribadi karena ini persoalan sesama dewan. Jadi kalau dipanggil di Badan Kehormatan, itu secara lembaga. Siapapun itu, mau pimpinan, anggota, mau komisi, saya akan panggil," ujar Hasbullah saat dihubungi, Kamis (18/6/2020).
• Narkoba Sudah Masuk ke Wilayah PETI di Sarolangun, Bupati akan Turun ke Lokasi
• Menuju New Normal, Kegiatan Posyandu Imunisasi di Muarojambi Telah Dibuka
Menurutnya, hal seperti ini tidak bisa diproses sepotong-sepotong karena pada akhirnya dirinya harus menentukan keputusan.
"Nanti kita akan panggil. Termasuk sopirnya akan kita panggil. Sebenarnya kan kewajiban Badan Kehormatan itu kepada anggota dewannya. Sopir kan di luar pantauan Badan Kehormatan karena itu bukan melekat ke DPRD tapi ke anggota dewannya. Tapi ini supaya semua jelas. Dan saya dengar pihak hotel melaporkan ini ke kepolisian, kita dukung dan monitoring saja proses hukumnya dalam konteks pidana seperti apa," katanya.
Hasbullah mengatakan jika benar kejadian yang terjadi adalah seperti yang dijabarkan pihak hotel melalui media massa, yakni adanya kekerasan dan ancaman.
Maka, hal tersebut sudah menyangkut masalah etika.
"Kalau itu memang betul dan diakui (mengancam) seperti itu, ya saya kira itu sudah menyangkut secara etika, tidak beretika dewan. Tidak boleh seperti itu dewan, sudah pelanggaran etika itu," tuturnya.
Hasbullah mengatakan seharusnya anggota dewan menjadi contoh bagi masyarakat, termasuk dalam hal penanganan Covid-19.
• Lockdown Wuhan Selesai, Berat Badan Pria Ini Naik 280 Kg, Bagaimana Nasibnya?
Dipanggil Hari Rabu
Anggota dewan sendiri, katanya, lebih dulu menjalani rapid test sampai tes swab untuk memastikan bebas virus corona.
"Di setiap rapat kita selalu pakai masker dan pakai hand sanitizer kan, ini diwajibkan disaat seperti ini. Begitu juga saat di tempat umum. Hotel juga kan punya protab yang ketat untuk masalah ini, untuk keselamatan kita semua. Karena virus menular tidak memandang jabatan," tuturnya.
Hasbullah mengatakan yang bersangkutan rencananya akan dipanggil Badan Kehormatan DPRD Jabar, Rabu (24/6).
Namun demikian, rapat di Badan Kehormatan ini harus mencapai kuorum dan dihadiri oleh lebih dari separuh anggota Badan Kehormatan.
• Guna Maksimalkan Pembelajaran Jarak Jauh, Disdik Tanjabtim Gelontorkan Anggaran Rp 134 Juta
Hal inilah, katanya, yang agak sulit terlaksana karena kini setiap anggota Badan Kehormatan memiliki tugas masing-masing.
Di DPRD Jabar sendiri, katanya, sedang ada lima panitia khusus yang tengah bertugas sehingga agak sulit menentukan jadwal yang tepat supaya anggota Badan Kehormatan mencapai kuorum dalam waktu bersamaan.
Hasbullah mencontohkan, pemanggilan seorang anggota DPRD Jabar yang memberikan rekomendasi saat Penerimaan Peserta Didik Baru yang harusnya dilakukan pada Senin (15/6) pun belum bisa terlaksana karena anggota Badan Kehormatan yang hadir belum mencapai kuorum saat itu.
"Kita kan kalau rapat pleno harus mencapai kuorum untuk menentukan tingkat pelanggaran dan sanksi. Kasus di Cianjur ini juga akan kita minta klarifikasi.
Karena seorang saja, anggota dewan dianggap tidak disiplin. Padahal mungkin dari 120 anggota dewan yang tidak disiplin mungkin cuma satu," katanya.
• Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Seorang Dokter Dilaporkan Pasien Ke Polisi
Sebelumnya diberitakan, gara-gara mengingatkan oknum anggota DPRD Jawa Barat untuk memakai masker, seorang karyawan hotel menjadi korban penganiayaan, Selasa (16/6).
"Setelah kami cek, pelaku yang melakukan pengancaman merupakan anggota dewan, sedangkan yang mukul sopirnya. Mereka tamu hotel yang menginap," kata Marcomm Hotel Le Eminence Puncak M Rizki Supriatna, Selasa (16/6).
Rizki menjelaskan, karyawannya mengalami luka memar belakang telinga sebelah kiri. Insiden itu, menurut penjelasan Rizki, terjadi saat oknum anggota DPRD dan sopirnya hendak masuk ke area restoran hotel tanpa memakai masker.
Korban lalu mencoba mengingatkan oknum anggota DPRD tersebut. Namun, teguran korban disambut ancaman dan kata-kata kasar.
Setelah itu terjadi pemukulan yang diduga dilakukan sopir dari anggota DPRD tersebut. (Sam)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kronologi Sopir Anggota DPRD Jabar Pukul Staf Hotel Menurut Korban"
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul BK DPRD Jabar Akan Panggil Oknum Anggota Dewan dan Sopir yang Diduga Memukul Staf Hotel di Cianjur
