Raden Mattaher Kembali Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Arief: Semua Persyaratan Sudah Diserahkan
Mulai dari h DKT/FGD, buku biografi, hingga ada pengakuan dari daerah semacam penamaan untuk Rumah Sakit daerah, bandara atau bangunan penting lain.
Penulis: Zulkipli | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Proses pengajuan pahlawan nasional terbaru di Jambi terus berproses.
Walaupun di tengah kondisi saat ini pihak Dinas Sosial Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dinsosdukcapil) Provinsi Jambi mengakui pihaknya sudah menyerahkan persyaratan yang diminta Kementerian Sosial RI.
Kepala Dinsosdukcapil Provinsi Jambi Arief Munandar mengatakan, pihaknya sempat terkendala masalah tak bisa berangkat ke Jakarta untuk mengantarkan berkas.
• Malaysia Pernah Jadi Olok-olok Dunia Karena Ingin Saingi Indonesia Dalam Membuat Senjata Militernya
• PPDB di Kabupaten Tanjab Barat akan Dilaksanakan Bulan Depan
Tetapi sudah bisa diatasi dengan pengiriman berkas via pos. Selain itu juga ada masalah kekurangan poto kopi berkas di Kemensos.
"Saat itu ada masalah persyaratannya harus dipotocopy 17 rangkap, dan sudah diperbanyak di Jakarta," sampainya, Senin (8/6/2020).
Setelah itu kata dia proses kini mulai berjalan dan pihaknya memantau terus. Untuk nama yang diusulkan Arief mengakui hanya mengusulkan Raden Mattaher, dan tak memungkiri ini kelanjutan dari usulam tahun sebelumnya.
"Tahun lalu memang terlambat dimasukkan berkasnya, dan tahun ini sudah dikirim semua berkasnya tergantung panitia nasional yang menentukan gelar ini," ujarnya.
Arief mengajak masyarakat Jambi untuk berdoa agar usulan ini disetujui pusat.
"Mudah-mudahan setelah sultan taha ada pahlawan nasional lagi dari Jambi," sebutnya.
Disinggung terkait persyaratan yang diminta di daerah kata dia sudah dilakukan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT/FGD) dan pembuatan buku sudah selesai dilakukan.
"Sudah semua, kini tergantung pusat yang menilai layak atau tidak layak, kita mau berurusan tetapi tak bisa berangkat," paparnya.
Sebelumnya ada beberapa syarat dan tahapan yang harus dilewati untuk menjadi pahlawan nasional.
Mulai dari h DKT/FGD, buku biografi, hingga ada pengakuan dari daerah semacam penamaan untuk Rumah Sakit daerah, bandara atau bangunan penting lain.
Diakuinya, kenyataan saat ini Provinsi Jambi baru memiliki satu pahlawan nasional yang tersemat pada nama besar Sultan Taha Saifuddin.
Bukan tanpa usaha, tetapi selalu predikat pengakuan pejuang tertinggi senasional ini selalu gagal di tingkat nasional karena belum lengkapnya persyaratan dan keterlambatan pengusulan.
Sementara untuk nama lain pejuang Jambi lainnya belum diusulkan pada tahun ini. Sebelumnya dikabarkan ada nama Depati Parbo dari Kerinci, Abunjani dan Selempang Merah dari Tanjung Jabung Barat yang akan diusulkan.
"Nama yang kita usulkan baru satu, dan juga sudah melewati pengkaji gelar pahlawan di daerah sebelum persyaratan-persyaratan nya di bawa ke Kementerian," pungkasnya.