Masa Lalu Ayah Rini Soemarno dan Soekarno,Terungkap Hubungan Puluhan Tahun Lalu

Puluhan tahun lalu, Soekarno mempunya banyak orang penting, satu di antaranya pria bernama Mr Soemarno. Dia merupakan satu di antara andalan

Editor: Duanto AS
Presiden Soekarno menerima Batalyon 454 pada perayaan untuk veteran pembebasan Irian Barat di Istana Negara, 19 Januari 1963. Tampak Mayor Untung (kiri, Komandan Batalyon 454) dan Jenderal Soeharto. (http://3.bp.blogspot.com) 

Saat itu, Sumarno dianggap memenuhi syarat menjadi Gubernur Bank Indonesia pada 26 Oktober 1960 untuk menggantikan Sutikno Slamet.

Padat 25 Agustus 1961, dalam menghadapi pelaksanaan pembangunan nasional semesta berencana tahap pertama periode 1961-1969, Bank Indonesia dipersiapkan sebagai pusat seluruh alat pemeliharaan Keuangan Negara.

Paspampres Mendadak Kicep, Mobil Soekarno Mogok Mendadak dan Sang Sopir Datang: Pak Akinya Tak Ada

Hal ini menjadikan Gubernur Bank Indonesia, Sumarno ditetapkan sebagai Pembantu Presiden dengan kedudukan sebagai Menteri/ Deputi Menteri Keuangan.

Selain itu pada 17 Oktober 1961 Sumarno menjabat juga sebagai Menteri Perdagangan sementara, menggantikan tugas Arifin Harahap yang berada di luar negeri.

Pada masa Kabinet Kerja III, tepatnya 6 Maret 1962, Sumarno diangkat menjadi Menteri Urusan Bank Sentral Indonesia.

Bank Senteral ini di bawah pengawasan Wakil Menteri Pertama Urusan Keuangan dan Menteri Urusan Anggaran Negara yaitu Notohamiprodjo.

Namun pada 5 Mei 1962, Sumarno dan Arifin Harahap mendapatkan amanah untuk menjalankan tugas Notohamiprodjo yang sakit. 
Sumarno diangkat sebagai Wakil Menteri Pertama Urusan Keuangan Sementara sedangkan Arifin Harahap diangkat menjadi Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, Dan Pengawasan (P3) sementara.

Pada masa pembentukan Kabinet Kerja IV 23 November 1963, Sumarno diberhentikan dari Gubernur Bank Indonesia dan digantikan oleh Jusuf Muda Dalam.

 

Sumarno dipercaya menjadi Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan.

Pada masa kabinet ini, Sumarno menjadi Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan membawahi Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan, dan Pengawasan (PPP), Menteri Urusan Negara, Menteri Urusan Bank Sentral, dan Menteri Urusan Bank dan Modal Swasta.

Pada masa ini pula Sumarno dianggap sebagai Menteri Koordinator Perekonomian yang pertama.

Setelah Kabinet Kerja IV berakhir, pada Kabinet Dwikora I, ia tetap menjabat sebagai Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan yang membawahi Menteri Urusan Bank Sentral, Menteri Urusan Anggaran Negara, Menteri Iuran Negara, dan Menteri Urusan Perasuransian. Sumarno sempat bertukar posisi dengan Menteri Urusan Perencanaan Pembangunan Nasional (Uppenas) pada perombakan Kabinet pada 21 Februari 1966.

Kemudian pada 22 Februari 1966 saat terbentuknya Kabinet Dwikora II atau sering disebut Kabinet 100 Menteri, Presiden Soekarno masih mempercayakan Soeharto Sastrosoeyoso sebagai Menteri Koordinator Kompartimen Keuangan dan Soemarno sebagai Menteri Uppenas.

Pada Kabinet Dwikora II terjadi penambahan Gubernur Bank selain Bank Indonesia, JD Massie diangkat menjadi Gubernur Bank Negara Indonesia (BNI).

Pada 27 Maret 1966 Kabinet disempurnakan lagi (Dwikora III) oleh Presiden Soekarno, pada masa ini Kabinet lebih banyak diserahkan pada Wakil Perdana Menteri (Waperdam) atau Presidium/ kabinet inti. Presiden Soekarno menunjuk 6 orang Waperdam.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved