Masa Lalu Ayah Rini Soemarno dan Soekarno,Terungkap Hubungan Puluhan Tahun Lalu
Puluhan tahun lalu, Soekarno mempunya banyak orang penting, satu di antaranya pria bernama Mr Soemarno. Dia merupakan satu di antara andalan
Keenam Waperdam dan diketuai oleh Dr. Johammes Leimaena yang susunannya terdiri dari Waperdam bidang Umum yang dikepalai oleh Leimaena sendiri, Waperdam a.i bidang Hubungan Lembaga-Lembaga Negara Tertinggi, Waperdam bidang Lembaga-lembaga politik, Waperdam bidang Ekonomi – Keuangan dan Pembangunan, Waperdam a.i bidang Pertahanan dan Keamanan, dan Waperdam bidang Sosial Politik.
Pada masa ini Waperdam bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan di kepalai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX yang bertugas mengatur Kementerian-Kementerian yang masing-masing Kementerian membawahi Departemen yang dikepalai oleh Deputi Menteri.
Pada Departemen Keuangan sendiri dikepalai oleh Menteri Sumarno SH yang merangkap sebagai Deputi Menteri. Departemen Urusan Bank Sentral dikepalai oleh Deputi Menteri Radius Prawiro, Departemen Urusan Anggaran dikepalai oleh Deputi Menteri H. Pandelaki, Departemen Urusan Perasuransian dikepalai oleh Deputi Menteri Sutjipto S. Amidharmo, Departemen Urusan Penertiban Bank dan Modal Swasta dikepalai oleh Deputi Menteri Brigdjen Suhardi.
Setelah Kabinet Dwikora III berakhir, Kabinet Ampera I hanya dipimpin oleh Presidium sampai Soeharto dilantik menjadi Pejabat Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Maret 1967 sedangkan Menteri Keuangan yang sebelumnya dipegang oleh Sumarno digantikan oleh Frans Seda.

Jejak Rini Soemarno
Rini Soemarno lahir di luar negeri, di Maryland Amerika Serikat, pada 9 Juni 1958.
Saat kecil, Rini Soemarno pernah berpindah dari Amerika Serikat, Jakarta dan Belanda karena tugas ayahnya.
Rini mendalami studi ekonomi di Wellesley College, Masschusetts, Amerika Serikat pada 1981.
Setelah lulus, Rini sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat.
• Soekarno Pernah Selamat dari Aksi Penembakan saat Sedang Sholat, Padahal Hanya Berjarak 7 Meter
Setelah itu dia memutuskan kembali ke Indonesia, bekerja di Citibank Jakarta. Kariernya terus melesat hingga menggapai kursi Vice President yang menangani Divisi Coorporate Banking, Marketing and Trainning.
Sukses di Citibank tak membuat Rini lantas berpangku tangan malah menginginkan tantangan yang lebih besar.
Pada 1989 ia kemudian memilih pindah ke PT Astra Internasional untuk dapat terus mengembangkan diri.
Pada 1990 kariernya di Astra Internasional berbintang terang. Tahun itu ia dipercaya William Soeryadjaya, komisaris perusahaan itu, menduduki kursi Direktur Keuangan Astra Internasional sampai 1998.
Ditarik jadi menteri
Awal 1998, Rini ditarik ke jajaran birokrasi. Ia dipilih Menteri Keuangan saat itu, Fuad Bawazier, untuk membantunya menjadi asisten bidang Hubungan ekonomi Keuangan Internasional.