Kisah Militer RI
Hadapi Musuh yang Pakai Ilmu Hitam, Inilah Kisah Kopassus Dibantu 3 Pendekar Saat Bebaskan Sandera
Hadapi Musuh yang Pakai Ilmu Hitam, Inilah Kisah Kopassus Dibantu 3 Pendekar Saat Bebaskan Sandera
Mendapat ilmu 'rahasia'
Komando Pasukan Khusus terkadang menggunakan ilmu itu dalam atraksi.
Saat mempertontonkan aksi itu, tentara dan pasukan elite asing serta para jenderalnya keheranan. Mereka menyebut ilmu itu sebagai 'Ilmu hantu' atau sihir.
Pernah suatu kali jenderal Amerika Serikat di Pentagon mencurigai aksi yang dipertunjukkan Kopassus.
Seperti kebal benda tajam, memakan beling, sampai melakukan hal mengerikan seperti menyantap ular hidup.
Bahkan lewat aksi kanuragan itu, seorang anggota Kopassus pernah memecahkan sebuah rekor.
Aksi spektakuler dilakukan anggota Kopassus dua tahun lalu itu masuk rekor dunia dan mengundang decak kagum.

Dwi Andi yang saat itu berpangkat Sertu Prajurit Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, berhasil mematahkan 55 balok es. Aksi itu dilakukan di Lapangan Bhirawa Yudha Grup 2 Kopassus, Senin (4/4/2016).
Dia memecah balok es menggunakan kepala sehingga berhasil memecahkan rekor dunia.
Sertu Dwi Andi, anggota Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, Sukoharjo, melakukan atraksi spektakuler. Dia dalam waktu satu menit berhasil memecahkan 55 balok es menggunakan kepala.
Prestasi ini mendapatkan penghargaan khusus dari Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai aksi paling spektakuler.
Pematahan balok es rangkaian HUT ke-64 Kopassus ini berhasil diselesaikannya dalam waktu 1 menit.
"Saya latihan penuh selama empat bulan, mulai pagi, siang, dan malam," kata Sertu Dwi Andi.
• Bacaan Surat Yasin dan Tahlil Huruf Arab dan Latin, Lengkap dengan Artinya, Yasinan Malam Jumat
• BREAKING NEWS Gempa Besar Berkekuatan 7,1 SR Terjadi di Laut Daruba Maluku Utara
• Keberangkatan CJH Tanjabbar Dibatalkan, Kamenag: Persiapan Sebenarnya Sudah 80 Persen
Selain sebagai tantangan, Sertu Dwi Andi mengaku membutuhkan keahlian tinggi untuk bisa mematahkan balok es tersebut.
Ketepatan dalam menempatkan posisi kepala pada titik pematahan sangat diperlukan.
"Pernapasan dan fisik harus kuat. Kuncinya berlatih, berlatih dan berlatih," tegas dia.