Berita Internasional
Kembali Bakar Api Permusuhannnya, Amerika Serikat Nyatakan Hong Kong Bukan Lagi Daerah Otonomi China
Kembali Bakar Api Permusuhannnya, Amerika Serikat Nyatakan Hong Kong Bukan Lagi Daerah Otonomi China
TRIBUNJAMBI.COM - Kerenggangan hubungan antara Amerika Serikat dengan China sudah tak terbantahkan lagi.
Bak cerita dalam game First Person Shooter (FPS) yang pasti tak asing dengan game Battlefield 4.
Ya, di game Battlefield 4 itu diskenariokan Amerika Serikat (AS) sedang berperang dengan China habis-habisan.
Bahkan dalam sebuah Chapter di Battlefield 4, Carrier Battle Group US Navy bersama Marinir AS sudah berperang melawan China.
Kini AS nampaknya sedang mempersiapkan skenario pertempuran sungguhan dengan Beijing.
• Korem 042/Garuda Putih Siap Laksanakan Kebijakan New Normal
• Ribuan Hektare Sawah di Provinsi Jambi Gagal Panen Akibat Banjir, Terparah di Kabupaten Batanghari
• Mau Nyelam Virtual di Raja Ampat? Kunjungi Ini, Kamu Tetap Di Rumah Aja
Hong Kong kini mendapat pukulan keras dari Amerika.
Pemerintahan Trump menginformasikan kepada Kongres AS pada hari Rabu (27/5/2020) bahwa negara kota itu bukan lagi daerah otonom dari China.
Melansir South China Morning Post, penilaian ini merupakan langkah penting AS dalam memutuskan apakah Hong Kong akan terus menerima perlakuan ekonomi dan perdagangan istimewa dari Washington.
"Tidak ada orang yang memiliki alasan yang dapat menyatakan hari ini bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi tingkat tinggi dari China, mengingat fakta di lapangan," jelas Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan.
• Bagaimana Jika Ariel NOAH di Operasi Plastik ala FaceApp? Nikita Mirzani Masih Mengidolakan Nggak Ya
• Info Hotel Berbintang 3, 4 dan 5 di Kota Jambi Beserta Fasilitasnya
• Mobil Tertusuk Besi Pembatas, Begini Dugaan Kronologi Keajdiannya, Kecepatan Diatas 80 kpj?
“Keputusan ini tidak membuat saya senang. Akan tetapi penentuan kebijakan yang sehat membutuhkan pengakuan berdasarkan realita.”
Sertifikasi Departemen Luar Negeri adalah sebuah rekomendasi dan tidak serta-merta mengarah ke langkah berikutnya.
Para pejabat AS, termasuk Presiden Donald Trump, sekarang harus memutuskan sejauh mana sanksi atau tindakan kebijakan lain harus ditujukan kepada Hong Kong.
"Sementara Amerika Serikat pernah berharap bahwa Hong Kong yang bebas dan makmur akan memberikan model untuk China yang otoriter, sekarang jelas bahwa China menjadi contoh bagi Hong Kong," kata pengumuman Pompeo.
Di bawah Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong yang disahkan oleh Kongres AS pada bulan November, pemerintah harus memutuskan setiap tahun apakah pemerintahan Hong Kong berbeda dengan China atau tidak.
• Daftar Harga HP Samsung Terbaru - Galaxy Note 20, Galaxy M31 & Galaxy A50s Rp 3 Jutaan
• Dapat Emas Batangan Mendadak, Ini Perbuatan Tak Terduga Tukang Sapu Ini
• VIDEO: Youtuber Jambi Bongkar Alasan M Nuh Ikutan Lelang Motor Jokowi
Opsi sanksi yang tersedia bagi pemerintah AS -yang menurut analis sebagian besar mungkin tergantung pada reaksi Beijing- termasuk tarif perdagangan yang lebih tinggi, aturan investasi yang lebih ketat, pembekuan aset, dan peraturan visa yang lebih berat.