Virus Corona

Uji Pertama Berhasil untuk Manusia, Vaksin China Ini Beri Harapan pada 100 Orang

Vaksin bernama Ad5-nCoV itu dikembangkan oleh Beijing Institute Biotechnologies dan perusahaan bioteknologi asal China, CanSino Biological.

Editor: Tommy Kurniawan
STR/AFP/China OUT
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Baru-baru ini negara CHina telah berhasil melakukan uji klinis atau uji coba ke manusia untuk tahap awal vaksin SARS-CoV-2.

Hasilnya, vaksin cukup aman dan efektif bagi manusia, karena para peserta penelitian menunjukkan pembentukan antibodi Covid-19 atau virus corona.

Vaksin bernama Ad5-nCoV itu dikembangkan oleh Beijing Institute Biotechnologies dan perusahaan bioteknologi asal China, CanSino Biological.

Ini merupakan salah satu vaksin virus corona yang memasuki percobaan pada manusia di Maret 2020.

Dilansir Live Science, Sabtu (23/5/2020), vaksin Ad5-nCoV menggunakan versi yang lebih lemah dari virus flu biasa, yang menginfeksi sel manusia tetapi tidak menyebabkan penyakit.

Kesal Ditegur Tak Pakai Masker, Polisi Ini Caci-maki Anggota Satlantas Mentang-mentang Naik Fortuner

Cara Tak Biasa Nagita Slavina Usir Andre Taulany Saat Pamer Mobil: Gue Tahu Modusnya, Pulang Aja Pak

Kabar Buruk, Pemudik akan Sulit Kembali ke Jakarta, Anies Baswedan Tak Izinkan Masuk Selama PSBB

Via Vallen Marah-marah Sambil Unggah Hasil Lab Adiknya yang Positif Corona: Keluargaku Panik!

Versi flu biasa ini digunakan untuk mengirimkan fragmen materi genetik dari SARS-CoV-2.

Materi genetik ini memberikan instruksi untuk membuat "protein lonjakan" di permukaan SARS-CoV-2.

Idenya adalah sistem kekebalan tubuh seseorang akan menciptakan antibodi terhadap protein lonjakan, yang akan membantu melawan virus corona jika seseorang terkena virus tersebut.

Hasil studi uji klinis tahap awal tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada 22 Mei 2020.

Uji coba dilakukan pada 108 orang berusia 18-60 tahun yang dalam kondisi sehat.

Peserta dibagi menjadi tiga kelompok yakni yang menerima dosis rendah, menengah, dan tinggi.

Hari ke-28 setelah vaksinasi, para peserta tersebut menunjukkan beberapa tingkat kekebalan terhadap virus. Hampir semua peserta telah mengembangkan antibodi yang terikat pada SARS-CoV-2.

Sementara sekitar setengah dari peserta dalam kelompok dosis rendah dan menengah, serta tiga perempat dari peserta dalam kelompok dosis tinggi mengembangkan "antibodi penawar," yang mengikat dan menonaktifkan virus untuk mencegahnya menginfeksi sel.

Meski demikian, vaksin ini tetap menghasilkan efek samping yang beragam pada peserta.

Paling umum adalah nyeri ringan di tempat suntikan, demam ringan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved