Virus Corona
Pemakaman tak Pakai Protokoler, Warga Boyolalli yang Meninggal di Jakarta Ternyata Positif Corona
Setidaknya ada empat warga Boyolali kena teror Corona setelah tak sengaja buka kain kafan dan mandikan jenazah pasien positif covid-19.
TRIBUNJAMBI.COM, BOYOLALI - Pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.
Setidaknya ada empat warga Boyolali kena teror Corona setelah tak sengaja buka kain kafan dan mandikan jenazah pasien positif covid-19.
Mereka wajib diagendakan untuk menjalani tes swab.
Tes swab itu guna memastikan penularan virus kepada 4 orang tersebut.
• Terjadi Lagi, Istri Tentara Nyinyir di FB Inginkan Rezim Jokowi Tumbang, KSAD Langung Gelar Sidang
• Terungkap Total Dana yang Dihabiskan Sandiaga Uno di Pilgub DKI & Pilpres Usai Dicecar Refly Harun
• Pelaku Pembunuhan Gadis Yatim Piatu Saat Solat Akhirnya Ditangkap, Foto Pelaku Viral di Medsos
Kejadian itu berawal saat pemulasaraan seorang warga Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali.
Proses itu tidak menggunakan protokoler kesehatan Covid-19 yang dianjurkan pemerintah.
Adapun hasil swab PCR warga tersebut baru keluar selang dua hari setelah pemulasaraan dan menunjukkan hasil positif Covid-19.
Akibatnya, sebanyak kurang lebih 19 orang kini menjalani karantina mandiri dan sedang menanti giliran uji rapid test serta swab PCR.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina menyampaikan warga tersebut sempat dirawat Rumah Sakit Mitra Keluarga Jakarta.
"Itu orang asal Sambi, tapi posisinya tinggal di Jakarta, tanggal 11 Mei 2020 itu sakit kemudian diperiksakan di poliklinik daerah sana," jelas Ratri kepada TribunSolo.com, Senin (18/5/2020).
"Setelah itu, 13 Mei 2020, fisiknya menurun, kemudian 14 Mei 2020 meninggal dunia saat perjalanan ke rumah sakit," imbuhnya membeberkan.
• Ini Jawaban Ganjar Pranowo saat Disindir Keras Fadli Zon Jangan Ambil Alih Pekerjaan Tukang Parkir
• Begini Nasib Anak dari Kasino Warkop Kini, Pilih Hidup di Dunia Kuliner dengan Berjualan Kue Ini
• Promo dan Diskon Super Wow dari Alfamart dan Indomaret, hingga 23 Mei & 31 Mei, Yuk Belanja Murah!
Ratri menuturkan warga tersebut belum berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) saat dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
"Dari Jakarta statusnya tidak PDP terus langsung di bawa ke Boyolali untuk dimakamkan," tuturnya.
Sebanyak kurang lebih 19 orang menghadiri acara pemulasaraan warga tersebut, termasuk di antaranya anak-anak.
"Sekitar ada 19 orang yang datang, dan yang membuka jenazahnya hanya 4 orang, yang menyaksikan ada anggota keluarga juga anak-anak," kata Ratri.