Virus Corona

Terjawab Sudah, China Mengakui Menghancurkan Sampel Virus Corona Tahap Awal Wabah, Diduga Tekan WHO

Walaupun begitu, China menampik tuduhan Amerika Serikat ( AS) dan Eropa jika hal tersebut dilakukan untuk menutup-nutupinya.

Editor: Tommy Kurniawan
Sputnik News
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan) dan Presiden China Xi Jinping (kiri). 

TRIBUNJAMBI.COM - Baru-baru ini China memberikan pengakuan mengejutkan.

Negara China akhirnya mengakui jika sudah menghancurkan beberapa sampel virus corona sejak awal kemuncul pandemi tersebut.

Walaupun begitu, China menampik tuduhan Amerika Serikat ( AS) dan Eropa jika hal tersebut dilakukan untuk menutup-nutupinya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Liu Dengfeng seorang pengawas di divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan Nasional China, dalam konferensi pers pada Jumat (15/5/2020) di Beijing.

Akibat Lupa Matikan Kamera, Seorang Pria Viral Kepergok Tak Berbusana di Rapat Presiden via Zoom

Presiden Ajak Masyarakat Berdamai dengan Corona, Rocky Gerung: Mestinya Mereka Berdamai dengan Anies

Gagalkan Perampokan, Aksi Heroik Polisi Tembak Pelaku hingga Tewas karena Lempar Bom Ikan ke Petugas

Luna Maya Mendadak Minta Maaf ke Karen Vendela, Boy William Dimarahi Pacarnya: Saya Gak Tahu Kalian

Liu Dengfeng menyampaikan, pemerintah China sudah mengeluarkan perintah pada 3 Januari untuk membuang sampel Covid-19 di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.

Hal ini dikarenakan penyakit ini menular dan sampelnya dibuang untuk "mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium, dan mencegah bencana sekunder yang disebabkan oleh patogen tak dikenal".

Dilansir dari Newsweek Jumat (15/5/2020), Liu menjelaskan, keputusan tersebut diambil usai SARS-CoV-2 digolongan sebagai Kelas II menurut penelitian dan rekomendasi para ahli.

Liu juga mengungkapkan jika hal tersebut mengharuskan "persyaratan yang jelas tentang pengumpulan, transportasi, penggunaan eksperimen, dan penghancuran patogen" guna menghindari kemungkinan kecelakaan atau kebocoran.

Namun, menurut Menteri Luar Negeri AS,  Mike Pompeo, perintah China pada 3 Januari itu adalah upaya untuk menutupi tingkat penyebarannya.

Dia menuding negara yang dipimpin Xi Jinping tersebut menyensor penelitian mengenai Covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.

Sebuah gambar ilustrasi satire muncul di sebuah surat kabar di Denmark yang mengubah lima bintang bendera China dengan virus corona (Ida Marie Odgaard/Ritzau Scanpix via https://www.thelocal.dk/)

"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," kata Pompeo.

Liu langsung membela China, dengan menyebut jika UU kesehatan masyarakat China dengan jelas menetapkan bahwa lembaga yang tidak memenuhi persyaratan untuk menangani sampel semacam itu, harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan atau dihancurkan.

Dalam sebuah konferensi pers tersebut, Liu juga menerangkan jika pernyataan yang disebarkan pejabat AS murbi di luar konteks dan membuat bingung banyak orang.

"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," ujar Liu .

Badan Intelijen Pertahanan merevisi penilaiannya mengenai asal-usul pandemi virus corona pada 27 Maret, dengan memasukan kemungkinan bahwa hal tersebut dapat dimulai dari kecelakaan lab di Institut Virologi Wuhan, di samping teori awal yang berkembang bahwa virus bermula dari hewan.

Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved