Virus Corona
Bertahan di Tengah Pandemi Virus Corona, Airbus Pertimbangkan Pemangkasan Karyawan
135.000 karyawan Produsen pesawat asal Eropa, Airbus terancam jadi pemangkasan karyawan di tengah pandemi virus corona.
TRIBUNJAMBI.COM - 135.000 karyawan Produsen pesawat asal Eropa, Airbus terancam jadi korban pemangkasan karyawan di tengah pandemi virus corona.
Pasalnya kondisi perusahaan Airbus tersebut saat ini sangat dipertaruhkan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Ia juga menyebut, baru-baru ini terjadi penurunan produksi lebih dalam dan ini akan terus ditinjau.
Menurut Faury, Airbus telah mulai menerapkan skema cuti yang dimulai dengan meliburkan sementara 3.000 pekerja di Prancis.
Kendati demikian, ia berpikir bahwa perusahaan mungkin memerlukan perencanaan langkah-langkah yang lebih jauh untuk menghadapi situasi sulit ini.
• Dari Rp 101 Miliar Baru Segini Dana Penanganan Covid-19 yang Dicairkan Pemkab Tanjabbar
"Kelangsungan hidup Airbus dipertanyakan jika kita tidak bertindak sekarang," tulis Faury, dalam surat pernyataannya.
Airbus memang tengah melakukan diskusi aktif dengan pemerintah Eropa tentang skema untuk membantu industri yang kesulitan, termasuk mengajukan pinjaman yang dijamin oleh negara.
Perusahaan ini pun telah memperluas jalur kredit komersialnya dengan bank.
Raksasa kedirgantaraan Eropa itu mengatakan bahwa bulan ini perusahaan akan mengurangi produksi jet dengan bodi sempit hingga sepertiga menjadi 40 jet per bulan.
Selain itu, Airbus juga akan memangkas produksi untuk jet berbadan lebar, dengan pemangkasan hingga 42 persen.
"Dengan kata lain, hanya dalam beberapa pekan, kami telah kehilangan sekitar sepertiga dari bisnis kami. Dan terus terang, itu bahkan bukan skenario terburuk yang kita hadapi selama pandemi ini," kata Faury.
Sebagian besar Analis dan maskapai penerbangan, sejauh ini memprediksi kelesuan industri penerbangan akan berlangsung sekitar 3 hingga 4 tahun.
Namun menurut Faury, masih terlalu dini untuk menilai seberapa cepat pemulihan akan terjadi.
Dampak Virus Corona Paling Parah di Singapura dan Jepang
Dampak virus corona yang paling parah di antaranya adalah dampak buruk terhadap kondisi ekonomi suatu negara.
Di kawasan Asia, perekonomian Jepang dan Singapura dipandang paling parah terdampak pandemi virus corona.
Hal ini diungkapkan oleh ekonom dari Moody's Analytics, Selasa (28/4/2020).
• Kisah Pasien Virus Corona yang Mampu Sembuh Tanpa Obat Tapi Hanya Melakukan Hal Sederhana Ini!
Kebijakan lockdown yang diperketat untuk mencegah penyebaran virs corona pun kemungkinan besar bakal memperparah permasalahan ekonomi kedua negara.
Data ekonomi teranyar yang dirilis pemerintah Jepang menunjukkan, ekonomi Negeri Sakura tersebut terkontraksi 6,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada periode Oktober-Desember 2019.
Sementara itu, data awal menunjukkan pertumbuhan ekonomi Singapura minus 2,2 persen pada kuartal I 2020.
"Jepang sudah berada di dalam resesi sebelum ini. Pada kuartal I 2020, Singapura sangat lemah. Saya rasa kuartal ini akan lebih sulit bagi Singapura karena ada lockdown," kata Cochrane.
• Singapura & Jepang Hancur Berantakan Ekonominya Dampak Corona, Cochrane: Jepang Masuk Jurang Resesi
"Kemudian ada potensi di Jepang, jika virus corona menyebar lebih lanjut, akan ada kebijakan lockdown yang sebenarnya dibandingkan lockdown lunak seperti yang diterapkan Jepang saat ini," imbuh dia.
Kedua negara, menurut data Johns Hopkins University, melaoorkan lebih dari 13.000 kasus positif virus corona. Ini adalah salah satu yang tertinggi di Asia.
Namun, tidak seperti China yang telah mengendalikan penyebaran virus corona dalam beberapa minggu terakhir, Jepang dan Singapura malah melaporkan lonjakan kasus baru virus corona.
• Alami Mimpi Basah di Siang Hari Bikin Batal Puasa Ramadhan? Ini Penjelasannya
Untuk merespons kondisi penyebaran virus corona yang semakin parah, pemerintah Singapura memperpanjang kebijakan lockdown parsial atau circuit breaker.
Ini termasuk menutup sekolah-sekolah dan gedung-gedung perkantoran.
Di Jepang, pemerintah mengumumkan keadaan darurat untuk mendorong masyarakat tetap tinggal di rumah, namun sejumlah bisnis tetap diperbolehkan beroperasi.
• Sudah Dibuka Pendaftaran Kartu Pra Kerja Gelombang III, Ini 9 Syarat Swafoto Kartu Pra Kerja
Menurut Cochrane, memburuknya kondisi ekonomi yang dihadapi Jepang dan Singapura adalah sejumlah alasan kawasan Asia Pasifik akan mengalami kuartal II 2020 yang berat.
"Kombinasi ditutupnya ekonomi di Asia Tenggara dan tren ekspor yang sangat lemah di Asia Utara akan berdampak pada kondisi kuartal II 2020 yang berat bagi keseluruhan kawasan Asia Pasifik," ujar dia.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekonomi Jepang dan Singapura Bakal Paling Parah Terdampak Corona?"
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Airbus Pertimbangkan Pengurangan Karyawan Demi Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19, https://www.tribunnews.com/bisnis/2020/04/28/airbus-pertimbangkan-pengurangan-karyawan-demi-bertahan-di-tengah-pandemi-covid-19?page=all