Virus Corona

222 Pasien Virus Corona di Korea Selatan yang Dinyatakan Sembuh Kembali Tertular, Bagaimana Bisa?

Dikabarkan 222 orang kembali dinyatakan positif virus corona padahal sempat dinyatakan sembuh, bagaimana bisa?

Editor: Heri Prihartono
YONHAP / AFP
Sebelumnya Korea Selatan Laporkan Pasien Kembali Positif Covid-19 Setelah Dinyatakan Sembuh, kini 222 pasien kembali terjangkit virus corona 

Sementara Korea Selatan mengekspor test kit senilai 48,6 juta dolar AS pada bulan Maret 2020.

"Beberapa peneliti berpikir bahwa ini sebenarnya adalah kasus infeksi ulang atau masalah ketepatan dalam test kit," terang Hwang Seung Sik, Ahli Epidemiologi Spatio-temporal di Seoul National University.

"Banyak yang melihat ini lebih sebagai reaktivasi virus," kata Hwang Seung-sik. "Sebenarnya, Korea Selatan juga menerapkan standar yang lebih ketat untuk apa yang merupakan pemulihan lengkap, dibandingkan dengan negara lain," paparnya.

"Mengingat keakuratan yang tinggi dari test kit dan volume pengujian yang dilakukan, ini banyak kasus infeksi ulang atau reaktivasi bukan jumlah yang tinggi," tambahnya. 

 

Para Ahli Percaya Mungkin Masalah Fungsi Kekebalan Tubuh Seseorang

Sebaliknya, para ahli percaya kasus ini mungkin masalah fungsi sistem kekebalan tubuh seseorang.

Beberapa pasien yang telah terinfeksi Covid-19 mungkin mengalami 'kambuh', karena kondisi kesehatan lain yang mendasarinya dan sistem kekebalan yang lemah.

Para peneliti juga berpikir bahwa beberapa pasien mungkin masih membawa virus lebih lama dari periode 14 hari yang diharapkan. 

Untuk alasan privasi, pemerintah Korea Selatan menjaga identitas warga negara dengan 'coronavirus anonim'.

Termasuk sekelompok kecil individu yang telah dites positif setelah pulih.

Korea Selatan mengidentifikasi pasien hanya dengan jumlah yang ditentukan. 

Sekitar 20 persen dari mereka yang diketahui sakit lagi berusia 20-an.

Mereka yang berusia 50-an merupakan kelompok terbesar kedua dari mereka yang kambuh atau terinfeksi kembali. 

"Daripada kesalahan dalam test kit, saya pikir masalah ini mungkin berasal dari perbedaan fungsi sistem kekebalan tubuh antara individu," ungkap Dr Roh.

"Kami berada dalam situasi di mana masih belum ada pengobatan atau penyembuhan yang efektif untuk virus ini," tegasnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved