Sejarah Indonesia

Pernah Heboh Isu Wafatnya Ibu Tien karena Tertembak, Mantan Kapolri Zaman Soeharto Ini Buka Suara

Pernah Heboh Isu Wafatnya Ibu Tien karena Tertembak, Mantan Kapolri Zaman Soeharto Ini Buka Suara

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ibu Tien Soeharto (bombastis.com) 

TRIBUNJAMBI.COM - Siapa yang tak kenal dengan Bu Tien, istri dari Presiden RI kedua, Soeharto.

Nama Bu Tien sangat begitu dikenal karena sosoknya yang rendah hati kala menemani sang suami selama menjadi Presiden RI.

Akan tetapi, nasib Bu Tien untuk mendampingi sang suami terus memimpin Indonesia tidaklah tercapai.

Pasalnya sang ibu negara wafat pada tahun 1996 dua tau sebelum masa orde baru usai. Atau kala Soeharto mundur dari kursi presiden.

Aksi Paspampres Soeharto saat Nyaris Duel dengan Pengawal PM Israel di Dalam Lift, Mendebarkan

Soekarno Pernah Hampir Ciptakan Perang Dunia III Lewat Ganyang Malaysia, Tapi Digagalkan Soeharto

Cuma Sosok TNI Ini yang Berani Gebrak Meja Rumah Soeharto, Ternyata Dia Jenderal TNI Idolanya Ahok

Sempat beredar kabar di masa wafatnya istri Presiden RI kedua, Soeharto, yaitu Ibu Tien.

Penyebab wafatnya Ibu Tien Soeharto bagi masyarakat awam menjadi teka-teki.

Sempat muncul desas-desus wafatnya Bu Tien karena karena adanya perebutan harta, bahkan isu liar yang berkembang di masyarakat Bu Tien meninggal karena ditembak.

Kabar yang sempat santer beredar Ibu Tien wafat karena tertembak oleh anaknya sendiri.

Lalu seperti apa kebenaran kabar tersebut?

Mantan Kapolri yang juga sempat menjadi ajudan dari Soeharto menceritakan desas desus itu tidak benar adanya.

Mantan Kapolri, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto rupanya menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto, pada tahun 1996 silam.

Itu seperti yang diceritakannya pada buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Sutanto mengaku, saat itu dia menyaksikan Soeharto terus mendampingi sang Ibu Negara.

Ngerinya Latihan SERE Paskhas TNI AU, Siswa Komando Sampai Pernah Hilang dan Masuk Alam Gaib

Di Tengah Pandemi Corona, Ketua Dewan Sungai Penuh Manfaatkan Waktu ke Ladang

Tiga Warga Merangin Positif Corona, Al Haris Minta Warga Terbuka Ini Bukan Aib

70 Orang Dinyatakan Positif Covid-19, Gegara Gadis 22 Tahun Nekat Mudik, Kota Pun di Lockdown

"Saya menyaksikan langsung bagaimana Pak Harto mengalami kesedihan yang amat mendalam," kata Sutanto dalam buku itu.

Menurutnya, bagaimanapun seseorang pasti akan sedih saat kehilangan pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

"Ibu Tien telah banyak berkorban dan menemani Pak Harto dalam suka dan duka. Namun, dalam keadaan itu Pak Harto tetap nampak tegar, tenang, dan tabah,"ujar Sutanto.

Soeharto dan Bu Tien
Soeharto dan Bu Tien (Instagram @cendana.archives)

Beberapa hari pasca peristiwa itu, Sutanto melanjutkan, beredar isu mengenai penyebab meninggalnya Tien.

Isu itu menyebutkan, Tien meninggal karena dua anak lelakinya, Tommy dan Bambang saling berebut proyek mobil nasional.

Keduanya pun terlibat baku tembak.

Satu di antara tembakan kemudian mengenai Tien.

"Itu adalah rumor dan cerita yang sangat kejam dan tidak benar sama sekali. Saya saksi hidup yang menyaksikan Ibu Tien terkena serangan jantung mendadak, membawanya ke mobil, dan terus menunggu di luar ruangan saat tim dokter RSPAD melakukan upaya medis.

Oleh karena itu, Sutanto pun berharap agar masyarakat tidak termakan rumor tersebut.

"Saya harap jangan sampai rumor tidak benar itu tetap dipercaya oleh sebagian orang yang hingga kini terus menganggapnya benar," ujar Sutanto.

Detik-detik meninggalnya Tien Soeharto

Mantan Kapolri, Jenderal Polisi Purnawirawan Sutanto, rupanya memiliki sejumlah kenangan dengan keluarga besar Soeharto.

Sutanto memang pernah menjadi ajudan Soeharto dari tahun 1995 hingga 1998.

Satu di antara kenangan yang masih diingat oleh Sutanto adalah saat dia menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto.

Seperti yang diceritakannya dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

KASN Belum Balas Surat Keberatan Pemprov Jambi Soal 6 Pejabat Eselon II yang Dicopot

Dampak Virus Corona, Penjualan Ikan Laut di Pasar Angso Duo Makin Sedikit

Aktivitas Bandar Udara Muara Bungo Diberhentikan Sementara, Putus Mata Rantai Covid-19

Menguak Cara Sukses Swedia yang Tanpa Lockdown di Tengah Negara Lain yang Kelimpungan Atasi COVID-19

Saat itu, dia baru saja menemani Soeharto memancing di Anyer, pada Jumat, 26 April 1996.

Ketika Soeharto sedang memancing, rupanya Tien sedang berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Menurut Sutanto, saat itu Tien terlalu asyik, dan bergembira melihat sejumlah tanaman yang sedang berbuah di tempat itu.

Sehingga, dia pun kurang memperhatikan kesehatannya.

Mbak Tutut saat masih usia satu tahun digendong Buk Tien
Mbak Tutut saat masih usia satu tahun digendong Buk Tien (twitter)

Padahal, sebenarnya Tien tidak boleh berjalan terlalu jauh dan lama.

Alasannya, Tien memang sedang mengidap penyakit gangguan jantung.

Saat Soeharto kembali ke rumah, dan bertemu sang istri pada sore harinya, menurut Sutanto, suasana berlangsung seperti biasanya.

Meski demikian, kala itu Tien tetap harus terus beristirahat karena kelelahan.

Namun, sesuatu tiba-tiba terjadi pada Minggu (28/4/1996) dini hari.

Tepatnya, sekitar pukul 04.00 WIB.

"Baru pada Minggu dini hari sebelum subuh, sekitar pukul 04.00, Ibu Tien mendapat serangan jantung mendadak," kata Sutanto, seperti dikutip dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories".

Saat itu, sang Ibu Negara terlihat sulit bernapas.

Link Live Streaming TVRI Jadwal dan Materi Belajar Dari Rumah Minggu 26 April 2020

Lagi, Dua Warga Merangin Dinyatakan Positif Corona, Ini Identitasnya

Peduli Wabah Corona, Komisioner Bawaslu Bagikan Puluhan Paket Sembako pada Warga Terdampak Covid-19

Oleh karena itu, Tien kemudian dibawa ke RSPAD Gatot Subroto.

"Saya melihat dokter Kepresidenan, Hari Sabardi, memberi bantuan awal pernapasan dengan tabung oksigen. Saya sendiri turut membawa Ibu Negara dari rumah ke mobil dan selanjutnya ke RSPAD. Saat itu, selain Pak Harto, Mas Tommy dan Mas Sigit ikut mendampingi," sambung Sutanto.

Sejumlah upaya medis untuk menyelamatkan Tien pun dilakukan oleh tim dokter, meski pada akhirnya Tien wafat.

"Sekitar pukul 05.10, Ibu Tien menghembuskan napas terakhir dan meninggalkan berbagai kenangan kepada seluruh rakyat Indonesia," kata Sutanto.

Celetukan Soeharto saat mancing jadi firasat

Sehari sebelum Tien meninggal dunia, Sutanto mengaku tengah menemani Soeharto memancing di perairan sebelah barat Anyer.

Saat itu, hanya dua ekor ikan yang berhasil ditangkap.

Soeharto kemudian sempat mengeluarkan celetukan.

"Ini kok tidak seperti biasanya?," celetuk Soeharto.

Awalnya, Sutanto mengaku dia menganggap celetukan itu biasa saja.

Namun, selang beberapa hari kemudian, dia baru menyadari hal itu mungkin pertanda menjelang wafatnya sang Ibu Negara.

"Baru beberapa hari kemudian saya menyadari, hal itu mungkin pertanda menjelang wafatnya Ibu Negara," tandas Sutanto.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved