Harga Gula Pasir Tak Stabil, Tak Semua Komoditas Bisa Ditanam di Jambi
Sejumlah komoditas kebutuhan pokok beberapa waktu terakhir mulai tidak stabil. Misalnya harga gula pasir yang masih mengalami naik turun.
Penulis: Rohmayana | Editor: Teguh Suprayitno
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Sejumlah komoditas kebutuhan pokok beberapa waktu terakhir mulai tidak stabil. Misalnya harga gula pasir yang masih mengalami naik turun hingga Rp 18 ribu per kilogram. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) sudah ditetapkan sebesar Rp 12.500 per kilogram.
Menanggapi hal ini kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi membenarkan bahwa beberapa komoditas sempat tidak stabil. Misalnya bawang merah, bawang putih, gula pasir, cabai rawit, dan ayam potong. Sementara komuditas yang masih stabil hingga saat ini yakni beras, jagung dan cabai merah.
“Komuditi yang tidak stabil ini memang harganya masih fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Misalnya gula pasir yang sampai saat ini masih menjadi masalah nasional,” kata Amir Hasbi, Rabu (22/4).
• Pandemi Covid-19, Odua Weston Jambi Hotel Tetap Buka, Bahkan Sediakan Layanan Delivery
• 1.700 Pedagang di Kota Jambi Kena Dampak Covid-19, Gunakan Modal untuk Tutupi Kebutuhan Hidup
• Update Kasus Corona di Jambi 22 April 2020, Jumlah PDP di Provinsi Jambi Bertambah
Sementara pihak Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi terus berupaya untuk mendorong pemerintah pusat untuk percepatan penyaluran gula pasir ke Provinsi Jambi.
“Sehingga harga yang diberikan ke masyarakat kembali ke HET. Memang saat ini stok gula pasir masih ada di Bulog, tapi itu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Jambi,” katanya.
Menurut Amir beberapa komoditi memang bisa ditanggulangi sendiri oleh Provinsi Jambi. Misalnya cabai merah dan bawang putih.
“Tapi tidak semua komuditi bisa ditanam di Provinsi Jambi. Misalnya bawang putih hanya bisa ditanam di merangin dan Kerinci, itu juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan di Provinsi Jambi. Sehingga memang harus didatangkan dari luar,” sebutnya.
Bahkan pihaknya sudah memiliki program unggulan yakni Kawasan Rumah Pangan Lestari yang ada di Provinsi Jambi. Bahkan program ini sudah ada di jalankan oleh 95 persen kelompok wanita tani di Provinsi Jambi.
“Program ini mewajibkan setiap anggota kelompok wanita tani untuk menanam sayuran sendiri di rumah, sehingga bisa memenuhi kebutuhan sayur sendiri tanpa harus membeli lagi ke pasar,” pungkasnya. (Rohmayana)