Virus Corona

Benarkah Virus Corona atau COVID-19 Bisa Menular Lewat Kentut, Alasannya? Simak Penjelasan Dokter

Benarkah Virus Corona atau COVID-19 Bisa Menular Lewat Kentut, Alasannya? Simak Penjelasan Dokter

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Gejala virus corona dan penyebarannya masih banyak diketahui orang banyak dari kontak langsung dengan pasien positif Covid-19.

Kontak yang dimaksud melalui cairan yang keluar dari mulut penderita seperti bersin dan batuk.

Penularan Virus Corona juga mudah menular baik secara kontak langsung maupun secara tidak langsung.

Selain itu penyebarannya terjadi melalui beberapa cara, di antaranya melalui kontak langsung dengan orang yang tertular maupun droplet orang positif Virus Corona terpercik di sekitar kita.

Bantu Warga Terdampak Corona, Bupati Masnah Minta Penyaluran Sembako Harus Tepat Sasaran

Terungkap Penyebab Kasus Virus Corona di Australia Terus Menurun Hingga Nyaris Tanpa Kasus!

Ternyata Bukan China! Inggris yang Disebut Sebagai Negara Pertama Ditemukannya Wabah Virus Corona

Satu di antara yang kini menjadi perhatian adalah apakah Virus Corona juga bisa menular melalui buang angin atau kentut.

Penularan Virus Corona diketahui bisa menyebar melalui berbagai macam cara dan media satu di antaranya disebutkan bisa melalui kentut.
Penularan Virus Corona diketahui bisa menyebar melalui berbagai macam cara dan media satu di antaranya disebutkan bisa melalui kentut. (kanal YouTube KompasTV)

Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis paru asal Indonesia, dr. Erlang Samoedro Sp.P kemudian turun mengkonfirmasi hal tersebut.

Menurutnya memang ada kemungkinan Covid-19 bisa menular melalui buang angin atau kentut.

Bukan tanpa alasan, faktanya Virus Corona ternyata juga terdapat pada feses seorang yang terinfeksi.

"Ada kemungkinan tentang Virus Corona ini menular melalui buang air dari penderita," ujar dr. Erlang

"Secara faktanya, virus ini ditemukan di kotoran penderita."

"Jadi kotoran penderita itu bisa mengandung virus ini," tambahnya.

Bantu Warga Terdampak Corona, Bupati Masnah Minta Penyaluran Sembako Harus Tepat Sasaran

Nasib China, Dampak COVID-19, 40 Negara Gugat Negeri Tirai Bambu ke Pengadilan AS, PBB Juga Didesak

Bangun Gardu Induk di Tanjab Barat, Kepala PLN Cabang Tungkal Jelaskan Hal Ini

Oleh karena itu secara teknis dr Erlang menyebut bahwa Covid-19 memang bisa menular melalui kentut.

Akan tetapi secara praktik hal tersebut sangat sulit terjadi.

Alasannya sederhana, saluran kentut seseorang umumnya akan selalu tertutup rapat apabila bersinggungan dengan orang banyak.

Sehingga kalaupun ketut tersebut mengandung Virus Corona, akan sulit sekali keluar ke udara karena tertutup pakaian.

"Nah apakah bisa menular melalui buang angin? Secara teknis masih mungkin menular dari buang angin, tapi secara praktik sangat sulit untuk terjadi," jelasnya.

"Karena orang ketika bertemu dengan orang lain itu menggunakan celana atau penutup di bagian bawah kita."

"Sehingga sangat jarang sekali untuk bisa keluar ke udara bebas karena menggunakan pakaian tertutup."

"Sedangkan yang paling mungkin terjadi adalah ketika orang berbicara atau batuk dan tidak menggunakan masker sehingga percikan air liur itu bisa sampai ke orang yang di sekitarnya," tutup dr Erlang.

Simak video selengkapnya:

(TribunWow.com/Rilo).

----------------------

Penularan Covid-19 Bisa Lebih Cepat Dua Kali Lipat, Pasien Positif Bisa Menjangkiti 5 Orang Lainnya

Penularan Virus Corona, Covid-19 bisa lebih cepat dari sebelumnya sejak pertama kali muncul di Wuhan, China.

Sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona bisa dua kali lebih menular.

Para epidemiolog sebelumnya memperkirakan bahwa setiap orang dengan Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru ini, rata-rata menginfeksi dua hingga tiga orang, berdasarkan kasus awal di kota Wuhan.

Namun para peneliti di Amerika Serikat mengatakan bahwa kekacauan di Wuhan ketika infeksi di sana meningkat pada awal tahun ini mungkin telah menghasilkan data yang tidak lengkap dan gambaran yang menyimpang.

Dilansir dari South China Morning Post, perkiraan baru oleh Laboratorium Nasional Los Alamos di New Mexico adalah bahwa mereka yang membawa virus corona di Wuhan menyebarkannya kepada rata-rata 5,7 manusia.

Temuan ini dapat membantu para ahli kesehatan masyarakat untuk memperbaiki strategi penahanan dan vaksinasi mereka.

Dalam studi mereka, yang diterbitkan minggu lalu dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, para peneliti yang dipimpin oleh Steven Sanche dan Lin Yen-ting, menulis bahwa tidak tersedianya reagen diagnostik pada awal wabah, perubahan intensitas pengawasan dan definisi kasus, dan pasien yang membanjiri sistem perawatan mengacaukan perkiraan pertumbuhan wabah.

Penelitian Los Alamos menganalisis sekitar 140 pasien awal di luar provinsi Hubei, di mana Wuhan adalah ibu kotanya, untuk memproyeksikan seberapa intens virus corona menyebar dari Wuhan. Sebagian besar kasus awal di provinsi lain memiliki hubungan epidemiologis atau paparan ke Wuhan.

Hasil Tes PDP Corona di Bali Membingungkan 10 Kali Tes Hasilnya Berubah-ubah, Kok Bisa?

Download MP3 Lagu Wali Band-Abatasa, Lagu Religi Populer untuk Sambut Ramadhan 2020, Ada Liriknya

Orangtua di India Beri Nama Bayinya Sanitiser, Biar Tetap Ingat Kalau Lahir di Tengah Wabah Covid-19

"Pada saat kasus dikonfirmasi di provinsi di luar Hubei, semua provinsi di China memiliki akses ke alat diagnostik dan terlibat dalam pengawasan aktif para pelancong di Wuhan," kata para peneliti.

“Sistem perawatan kesehatan di luar Hubei belum kewalahan dengan kasus dan secara aktif mencari kasus positif pertama mereka, yang mengarah ke bias yang jauh lebih rendah dalam pelaporan,” lanjutnya.

Para peneliti AS juga menggunakan data ponsel untuk memperkirakan jumlah pelancong harian yang keluar masuk Wuhan.

Proyeksi mereka kemudian dibandingkan kembali dengan pola angka kematian di Wuhan, yang lebih jelas dan konsisten daripada data kota lainnya tentang wabah ini.

Mereka menemukan bahwa alih-alih mengambil enam hingga tujuh hari untuk jumlah orang yang terinfeksi menjadi dua kali lipat seperti yang diperkirakan sebelumnya, ternyata hanya dibutuhkan 2,3 hingga 3,3 hari untuk melakukannya.

Berdasarkan pada intensitas wabah awal yang baru diperkirakan, tim peneliti mengatakan bahwa untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kawanan akan membutuhkan setidaknya 82% orang untuk kebal untuk menghentikan penyebaran penularan dalam suatu populasi.

Bukan sekitar 60% seperti yang disarankan penelitian sebelumnya. (*)

Artikel ini sebelumnya tayang di TribunWow.com dan Kontan

Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Virus Corona Bisa Saja Menular Lewat Kentut, Alasannya? Simak Penjelasan Dokter Ini

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved