Virus Corona

Terungkap Bahaya yang Mengintai Masyarakat yang Nekat Mudik Saat Pandemi Covid-19

Pemerintah meminta masyarakat tak mudik di tengah pandemi Covid-19, agar penyebarannya tak semakin meluas.

Editor: Heri Prihartono
Tribunjambi/Wahyu Herliyanto
Jumlah bus yang masuk ke Terminal Sribulan Sarolangun meningkat hingga 250 unit per hari saat arus mudik lebaran. 

"Kalau karantina mandiri di rumah, kami sudah siap rumah."

"Sebagai orangtua, kami juga takut, apalagi anak kami bukan apa datang dari daerah wabah."

"Kami juga takut tinggal bergabung, jadi lepas di satu rumah kecil sendiri," ungkap Lambertus kepada sejumlah awak media di Kampung Waipare, belum lama ini, sebagaimana dilansir Kompas.com.

Ia menambahkan, anaknya terpaksa mudik karena sudah diberhentikan dari perusahaan sawit tempat ia bekerja.

Daripada tinggal di Samarinda dengan kondisi menganggur, lebih baik pulang kampung membantu orangtua.

"Kami jual satu ekor babi dan belikan dia tiket pulang dari Samarinda ke Maumere."

"Sampai di sini, dia diusir warga kampung. Kami kecewa juga."

"Kami harap ada upaya dari pemerintah untuk menangani soal ini," ujar Lambertus.

Sementara itu, Camat Kangae, Aqualinus mengimbau warga agar tidak main hakim sendiri, setelah mengetahui adanya insiden pemudik diusir warga.

Ia meminta warga kampung dan keluarga Yohanes Januarius Subandi tetap tenang.

"Jangan main hakim sendiri, ikuti arahan dari pemerintah. Kalau main hakim sendiri begini, kacau balau nanti. Saya harap ini peristiwa pertama dan terakhir," ujar Aqualinus.

Rumah pemudik dipasangi stiker

Sementara di Metro, Lampung, pemerintah setempat menempelkan stiker di rumah pemudik.

Pemkot Metro, Lampung mengimbau warga yang berasal dari daerah pandemi virus corona atau Covid-19 untuk menunda pulang kampung.

Hal itu demi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved