Virus Corona
Pengakuan Dokter Ari Fahrial: Saat Pasien Positif Corona Buka Mulut, Ada Hembusan, Itu Bisa Tertular
Ari menyebut ketiadaan masker jenis N95 untuk para dokter berakibat fatal lantaran hembusan napas pasien positif virus corona bisa menularkan virus
TRIBUNJAMBI.COM - Hingga kini wabah virus corona masih menjadi perhatian serius oleh sejumlah pihak khususnya pemerintah.
Namun sayangnya hingga kini ada saja wilayah yang masih kekurangan fasilitas kesehatan khususnya di rumah sakit.
Padahal ketersediaan peralatan medis khususnya masker sangat dibutuhkan bagi sejumlah tenaga medis.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Prof. dr. Ari Fahrial Syam menceritakan keprihatinannya lantaran fasilitas kesehatan baik untuk pasien virus corona atau tim medis semakin minim.
Ari menyebut ketiadaan masker jenis N95 untuk para dokter berakibat fatal lantaran hembusan napas pasien positif virus corona bisa menularkan virus tersebut.
• Kok Bisa Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Bisa Terinfeksi Covid-19 Lagi? Ini Penjelasan Dokter
• Kesepakatan Tak Biasa Pemerintah Atasi Virus Corona Dibongkar Mahfud MD: Banyak Meninggalkan Panik
• Pengakuan Tak Biasa Mahfud MD Pernah Dihubungi Narapidana Korupsi di Penjara: Kasihan Juga
• Rencana Tak Biasa Glenn Fredly Diungkap Ernest Prakasa Sebelum Meninggal, Ini Percakapan Terakhirnya
Dilansir Tribunnews.com, hal ini disampaikan Ari dalam tayangan YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (7/4/2020).
Awalnya, Ari menceritakan bahwa kapasitas rumah sakit rujukan corona terlalu sedikit di Indonesia.
Belum lagi masalah fasilitas masing-masing rumah sakit yang dinilai tidak memadai, di antaranya adalah ventilator untuk pasien Virus Corona dengan kondisi berat.
"Ventilator juga sudah terbatas, padahal kita tahu ketika seseorang itu mengalami infeksi Covid-19 kemudian dia mengalami infeksi paru yang luas, akhirnya terjadi gagal napas."
"Maka yang harus dikerjakan, dokter pasti berpikir bahwa ini (pasien) mesti (pakai) ventilator."
"Karena tidak mungkin kondisi paru yang sudah terinfeksi untuk dipaksa mendapat oksigen," kata Ari.
Selain itu, alat untuk cuci darah bagi pasien Corona dengan bawaan sakit ginjal juga terbatas.
"Belum lagi kita bicara soal faktor gagal ginjal yang juga pada pasien yang memang di ujung atau keadaannya berat itu bisa terjadi gagal ginjal," ungkap Ari.
"Kita bicara soal fasilitas untuk cuci darah," imbuhnya.
Sebagai dokter, Ari dan para rekannya sudah berusaha untuk sangat waspada lantaran banyak juga dokter yang tumbang karena Virus Corona.