Berita Jambi

Dugaan Penganiayaan Kepsek SMAN 10 Tanjab Barat oleh Wali Murid, Kadisdik: Serahkan ke yang Berwajib

Dugaan Penganiayaan Kepsek SMAN 10 Tanjab Barat oleh Wali Murid, Kadisdik: Serahkan ke yang Berwajib

Penulis: Zulkipli | Editor: Deni Satria Budi
Net
Ilustrasi Penganiayaan 

Dugaan Penganiayaan Kepsek SMAN 10 Tanjab Barat oleh Wali Murid, Kadisdik: Serahkan ke yang Berwajib

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Syahran angkat bicara terkait dugaan penganiayaan yang dialami Kepala Sekolah SMAN 10 Tanjung Jabung Barat, oleh oknum wali murid.

M. Syahran mengatakan pihaknya sudah mendapatkan informasi terkait hal tersebut.

”Tadi sudah di laporkan ke Disdik dan sudah dimusyawarahkan dengan PGRI juga pengawas,” terangnya, saat dihubungi via pesan selulernya, Jumat (6/3/2020).

Hasil dari pertemuan itu kata Syahran, diputuskan untuk melaporkan kepada kepolisian.

“Dari kesepakatan tadi, akan melaporkan ke pihak yang berwajib,” ujarnya. 

Terkait keterangan lebih jauh Syahran menyebut, belum bisa menerangkan lebih jauh karena sedang dinas luar.

Mendikbud Perbolehkan Dana BOS untuk Bayar Guru Honorer - Ini Syarat Penerima, Kepsek yang Atur Uang

Petani Kayu Manis di Kerinci Resah, Aksi Pencurian Kembali Terjadi di Desa Pengasi Lama, Kerinci

Tawuran Terulang, Disdik Panggil Semua Kepala Sekolah SMA/SMK di Kota Jambi

“Sayo masih di luar kota, hari Senin sudah di kantor untuk sementaro itu dulu,” pungkasnya.

Menyikapi hal itu, organisasi profesi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Jambi, langsung turun tangan memberikan pendampingan.

Hal ini disampaikan oleh Ketua PGRI Provisni Jambi Drs.H.Lukman, MPd.

Menurut Lukman, pihaknya akan memberikan pendampingan terhadap anggotanya dalam kejadian ini.

“Kita akan lakukan pendampingan,” jelasnya.

Untuk kejadiannya sendiri, Lukman menceritakan berdasarkan pengakuan sang Kepsek kepada perwakilan PGRI bahwa kejadian bermula pada Rabu (6/3/2020) di SMAN 10 Tanjabbar.

Saat itu sedang diadakan ujian yang berbasis android (online) yang menggunakan basis wifi sekolah. Untuk memaksimalkan kerja wifi, sekolah melarang seluruh warga sekolah menggunakan handphone selama ujian berlangsung.

Siswa yang membawa handphone dimintakan mengumpulkannya secara sukarela. Setelah sesi I ujian berlangsung, kepala sekolah menemukan seorang siswa yang tidak menyerahkan handphonenya.

“Siswa bersangkutan beralasan orangtunya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan. Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” terang Lukman.

Selanjutnya, pada sore harinya, dalam kondisi sekolah sudah tidak ada aktivitas belajar, kepsek bersama waka kurikulum masih bekerja di sekolah terkait ujian.

Tiba-tiba terdengar letusan yang keras ( diduga dari senjata api), semua warga sekolah yang ada dilokasi berhamburan keluar.

7 Artis Ini Meninggal Tragis di Usia Muda Saat Lagi Naik Daun, Ada Nike Ardilla dan Adi Firansyah

Perangkat Desa di Sarolangun Diduga Banyak yang Double Job Perbup Nomor 77 Tahun 2018 Belum Maksimal

Pria Ini Disebut Kekasih Terakhir Nike Ardilla, Sayangnya Turut Meninggal di Usia yang Masih Muda

“Dari halaman sekolah, kepala sekolah melihat seorang laki-laki (diduga orangtua murid yang HP nya ditahan) langsung membentak dan memukuli kepsek. Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut. Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip dipinggangnya," sebut Lukman.

"Sambil memaki kepsek, yang bersangkutan mengambil batu bata dan melempar ke arah kepsek, namun tidak kena sasaran. Lalu yang bersangkutan kata Lukman, mengambil kayu stok pramuka yang ada di sekitar dan akan dipukulkan ke kepsek, tapi tak jadi dilakukan,” ujar Lukman, menambahkan.

Setelah puas melakukan intimidasi di sekolah, orang yang diduga orang tua siswa tersebut, mengacungkan pistol ke kepsek sambil berucap.

“Jika dalam 30 menit HP tersebut tidak dikembalikan, awas.. akan kutembak kau”. Kemudian yang bersangkutan meninggalkan sekolah.

Karena merasa terancam, kepsek melakukan koordinasi dengan kepala desa setempat.

“Kades menginisiasi perdamaian dengan menghadirkan tokoh masyarakat setempat pada malam harinya. Saat pertemuan akan diadakan, orangtua siswa tersebut hadir dengan menggenggam pistol di tangannya (diindikasi untuk menakuti masyarakat). Melihat gelagat yang tidak baik, kades membatalkan pertemuan tersebut dan meminta sang kepsek untuk kembali ke Sungai Bahar (rumah kepsek) dan diantar anggota masysarakat sampai ke perbatasan,” jelasnya.

Keesokan harinya (Kamis 5/3/2020) kepsek melapor ke korwil dan dinas pendidikan provinsi. Saran korwil ke kepsek untuk menghadap Kabid GTK Dinas Pendidikan Provinsi. Hari Jumat pagi Kepsek menghadap kabid GTK bersama korwil.

“Inti dari pertemuan tersebut adalah kasus ini akan dilanjutkan ke pihak berwajib, dan harus dikawal sampai tuntas agar kejadian yang sama tidak terulang di masa yang akan datang,” tuturnya.

Dugaan Penganiaan Kepsek SMAN 10 Tanjab Barat oleh Wali Murid, Kadisdik : Serahkan Ke Pihak Berwajib (Tribunjambi.com/Zulkifli)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved