Berita Muarojambi

Ekspedisi di Maro Sebo, Empat Areal di Kecamatan Ini Diyakini Warga Sebagai Areal Keramat

Ekspedisi di Maro Sebo, Empat Areal di Kecamatan Ini Diyakini Warga Sebagai Areal Keramat

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Deni Satria Budi
Tribunjambi.com/Samsul Bahri
27022020_Lokasi yang dianggap keramat oleh warga di Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi 

Ekspedisi di Maro Sebo, Empat Areal di Kecamatan Ini Diyakini Warga Sebagai Areal Keramat

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Samsul Bahri

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI- Adat istiadat, dan tradisi masih terasa kental dirasakan dan masih diyakini oleh masyarakat Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi khususnya.

Keyakinin ini satu diantaranya meyakini adanya areal yang tidak boleh dirusak atau bahasa masyarakat sekitar menyebutnya areal keramat.

Masyarakat meyakini bahwa jika ada orang yang berkunjung ke tempat tersebut dan menggeluarkan kata-kata kasar atau bahkan merusak areal tersebut, akan ada akibat yang diterima oleh orang itu.

Ada empat real yang diyakini oleh masyarakat Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, sebagai areal keramat.

Peringati Bulan K3, IPC Jambi Adakan Sosialisasi Antisipasi Penyebaran Novel Corona Virus (COVID-19

Heboh Soal Izin Visa Umrah Distop Arab Saudi Karena Virus Corona, Apa Bedanya Visa dengan Paspor?

Hal ini diungkapkan Adi Ismanto dalam ekpedisi yang dilakukan bersama dengan sejumlah awak media dan juga masyarakat sekitar, Kamis (27/2/2020).

Empat areal yang diyakini sebagai tempat keramat tersebut dikenal yakni Keramat Kelingking, Keramat Sungke, Keramat Temening dan Keramat Gantung.

Menurut Adi, penamaan keramat tersebut sesuai dengan kondisi yang ada di sekitar areal.

Buka Musda Forum KPPNS Kota Jambi, Walikota Fasha Sampaikan Ini kepada Pensiunan ASN

2 Pelaku Begal yang Beraksi Pakai Parang di Bajubang Diringkus Polisi, 2 Pelaku Lainnya Masih Buron

"Keramat kelingking ini berkaitan dengan jari kelingking yang ditemukan dan diyakini oleh masyarakat berdasarkan sejarah yang ada sebagai jari kelingking Raden Mattaher," terangnya.

Kondisi areal keramat itu kata Adi, sebagai Tempat Pemakaman Umum (TPU). Sementara itu untuk arel lainnya yaitu Keramat Sungke, penamaan inipun lantaran di sekitar areal tersebut dulunya memiliki banyak pohon sungke.

"Kemudian ada keramat temening. Kalau ini memang dari dulunya dinamakan itu. Kemudian keramat jantung, inilah yang dipercaya oleh masyarakat ada areal yang dulunya digunakan untuk menghukum seseorang dengan cara di gantung," ungkapnya.

Dengan adanya empat areal tersebut masyarakat sekitar memiliki keyakinan bahwa areal tersebut dilarang untuk diganggu.

Disisi lain, kata Adi keyakinan ini membuat masyarakat lebih menjaga alam sekitar.

"Jadi masyarakat takut untuk merusak alam itu. Ini lah peradaban yang ada dan kita yakini membawa hal baik untuk alam ini. Secara umum areal yang diyakini sebagai areal keramat ini rimbun, karena memang masyarakat tidak berani untuk merusaknya," bebernya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved