Citizen Journalism

Online, Tapi Tidak Berpartisipasi? Parah, Sih (Partisipasi Sensus Penduduk Online)

Lantas, apakah kemudian ini bisa menjadi sinyal adanya jaminan bahwa mereka yang telah mengakses internet akan berpartisipasi pada SP Online?

Editor: Duanto AS
Istimewa
Ni Kadek Suardani, Kasi Integrasi Pengolahan Data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi 

*Ni Kadek Suardani

ONLINE. Inilah kata kunci dari terobosan luar biasa hajatan 10 tahun sekali, Sensus Penduduk (SP).

Seperti diketahui bahwa selain dengan wawancara di bulan Juli, Sensus Penduduk 2020 juga dapat dilakukan secara online dan mandiri.

Akses terhadap internet menjadi hal yang sejalan dengan apa yang dimaksud dengan online.

Jika melihat persentase penduduk yang mengakses internet pada 2019 (Susenas 2019), angkanya cukup menjanjikan.

Tata Cara Pengisian Sensus Penduduk Online di sensus.bps.go.id, Siapkan NIK & Nomor KK

Sensus Penduduk 2020, Harus Online? Apa Bedanya Nonton Video dan Main TikTok

Sejarah Terbentuknya Warkop DKI sejak 1970-an, Siapa Sebenarnya Rudy Badil dan Nanu Mulyono

Sekira 42,68% penduduk Jambi berusia lima tahun ke atas telah mengakses internet.

Persentase di perkotaan (57,3%) tentu lebih tinggi dibanding di perdesaan (35,63%).

Konsep yang digunakan dalam mengumpulkan informasi ini, mengacu pada akses internet selama tiga bulan terakhir, tidak harus menggunakan gadget sendiri, dan dapat saja dibantu orang lain.

Sebenarnya sudah ada gambaran kemandirian dari konsep tersebut, walau tidak sepenuhnya.

Namun yang penting juga diketahui, apakah mereka mengakses internet untuk hal yang positif dan edukatif?

Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) menanyakan kepada penduduk 5 tahun ke atas, apa saja yang menjadi tujuan mereka mengakses internet.

Sensus Penduduk 2020 secara online.
Sensus Penduduk 2020 secara online. (Twitter @bps_statistic)

Hasilnya, sekira 84,6% mengaku mengakses internet untuk tujuan sosial media/jejaring sosial, 70,46% untuk mendapat berita/informasi dan 63,83% untuk mencari hiburan.

Lantas, apakah kemudian ini bisa menjadi sinyal adanya jaminan bahwa mereka yang telah mengakses internet akan berpartisipasi pada SP Online?

Tidak mudah menjawab hal ini, karena SP Online juga membutuhkan kesadaran.

Ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian terhadap pentingnya data kependudukan untuk penyusunan berbagai program pembangunan. Artinya, literasi berperan besar.

Jika dilihat berdasarkan pendidikan tertinggi, penduduk berpendidikan SD ke bawah saja sudah sekira 21% yang mengakses internet.

Untuk kelompok kuintil pengeluaran 40% ke bawah, ada sekitar 31%.

Angka ini bisa dikatakan cukup tinggi.

Namun, ketika mereka telah mengakses internet namun minim pengetahuan, maka tak yakin banyak dari mereka yang berpartisipasi pada SP Online.

Bagi kelompok penduduk ini, internet bisa jadi hanya untuk hiburan. Sekadar untuk melepas penat, mereka bisa mengunggah foto, video, bermain TikTok, atau menonton video-video lucu.

Bagaimana dengan kelompok penduduk tandingannya, yang berada di kuintil pengeluaran 20% teratas atau pendidikan yang lebih tinggi?

Harapan untuk mereka berpartisipasi di SP Online tentu lebih tinggi.

Jumlah mereka tentu lebih banyak. Susenas 2019 mencatat ada 58% penduduk di kuintil pengeluaran 20% teratas telah mengakses internet.

Pada kelompok penduduk berpendidikan SMP ke atas, angkanya pun menjanjikan, sekitar 66%. Inilah kelompok yang di dalamnya terdapat penduduk sasaran utama SP Online.
Karena pada kelompok ini, akan ada sekumpulan masyarakat yang sibuk, waktu luang hanya di malam hari atau akhir pekan, butuh privasi, dan akan cukup sulit ditemui oleh petugas sensus.

“Jika mereka selalu online, namun tidak berpartisipasi pada SP Online, parah sih. “

Komentar ala milenial jaman now seperti itu bisa saja spontan terucap.

Ini seperti bentuk kekecewaan bagi pemerintah, khususnya BPS sebagai penyelenggara.

Oleh karena itu, BPS terus berupaya melaksanakan sosialisasi dan kegiatan lain, seperti Ngibar alias Ngisi Bareng SP Online di sejumlah dinas/instansi/kampus/sekolah untuk lebih menggugah semangat dan partisipasi kelompok masyarakat yang selalu online tersebut.

Partisipasi Sensus Penduduk 2020 secara online dan dilakukan mandiri sangat dibutuhkan, utamanya dari kelompok masyarakat yang selalu online.

Keterlibatan penduduk sebagai subjek dalam pembangunan sangat dengan mudah diwujudkan dalam partisipasi SP Online yang berakhir pada 31 Maret 2020, melalui sensus.bps.go.id.

*Ni Kadek Suardani, Kasi Integrasi Pengolahan Data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi

Berapa Tarif Mangggung Didi Kempot Per 1 Jam? Via Vallen dan Nella Kharisma Kalah Mahal

Ukuran Milik Via Vallen dan Nella Kharisma Selisih Dikit, Cuma Beda 3 Cm

Siapa Sebenarnya Istri Dono Warkop DKI yang Tak Pernah Muncul? Ini Foto Penampilan Cantiknya

Siapa Sebenarnya Tokoh Bento di Lagu Ciptaan Naniel C Yakin? Iwan Fals Singkap Tabir Misteri

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved