Misteri Penjara Kuno di Bawah Bekas Hotel Novita Jambi, Tempat Hukuman Pencuri Perampok Sadis 1930
Ini dimulai 90 tahun lalu, pada 1930, saat Pemerintah Belanda membangun gedung strafgevangenis (penjara dalam bahasa Belanda) untuk menghukum...
Penulis: Teguh Suprayitno | Editor: Duanto AS
Ini dimulai 90 tahun lalu, pada 1930, saat Pemerintah Belanda membangun gedung strafgevangenis (penjara dalam bahasa Belanda) untuk menghukum pencuri, rampok dan pedagang karet ilegal.
TRIBUNJAMBI.COM - Banyak warga Kota Jambi yang tak mengetahui misteri misteri penjara kuno di bawah bekas Hotel Novita Jambi.
Kisah ini dimulai sekira 90 tahun uang lalu, masa saat kejahatan di Jambi semakin meningkat. Sebuah strafgevangenis dibangun di tengah kota.
Misteri penjara kuno di bawah bekas Hotel Novita Jambi seakan telah terkubur dalam.
Sebenarnya ada catatan sejarah menarik, jauh sebelum bangunan bertingkat di pusat perdagangan Kota Jambi itu berdiri.
Tidak banyak yang mengetahuinya, bahkan warga Jambi sendiri.
Pada 1930, Pemerintah Belanda membangun gedung strafgevangenis (penjara dalam bahasa Belanda) untuk menghukum pencuri, rampok dan pedagang karet ilegal.
• Terekam Kamera Perempuan Cantik Baju Hitam di Pojok Tiba-tiba Goyang, Efek Cidro Didi Kempot
• Punya Wajah Oriental, Istri Didi Kempot Juga Seorang Penyanyi, Yan Vellia Sering Manggung Sama Suami
• Ukuran Milik Via Vallen dan Nella Kharisma Selisih Dikit, Cuma Beda 3 Cm
Beberapa gedung penjara dibangun di kawasan Kampung Encelek, Kampung Manggis dan daerah Pasar.
Kawasan itu berada di sekitar sekarang Jalan Gatot Subroto Nomor 44, Kota Jambi.
“Jadi yang yang merampok, jual karet tidak lewat Belanda juga ditangkap dan dimasukin ke sana,” kata Junaidi T Noor, Sejarawan Jambi, kepada wartawan Tribunjambi.com, beberapa waktu lalu.
Setelah 10 tahun bangunan itu berdiri, kejahatan di Jambi kala itu meningkat.
Belanda memperbesar bahkan menambah bangunan gedung. Belanda juga menambah jumlah militer (polisi).
“Setiap kawedanan itu ada polisinya, dan waktu itu yang jadi Wedana merangkap sebagai kepala polisi di daerahnya,” kata Junaidi.
Sejarah gedung strafgevangenis dimulai saat OL Helfrich, seorang Belanda yang dikenal sebagai residen pertama di Jambi.
Pada 1906, Jambi merupakan produsen lada yang cukup besar dalam perdagangan dunia. Luas kebunnya ribuan hektare.
Namun dari kepala Helfrich muncul gagasan untuk mengubah perkebunan lada menjadi perkebunan karet.
Dia membuat sektor pembibitan pohon karet di Pondok Meja, Sarolangun dan Tebo.
