Curhatan Anak-anak WNI eks ISIS di Suriah, Kehilangan Seluruh Anggota Keluarga Saat Bom Jatuh
Yusuf, seorang anak laki-laki mengatakan bahwa orang tuanya sudah meninggal dunia dan tak tahu mau ke mana.
Mahfud menerangkan bahwa tidak akan ada satu kebijakan yang sama.
Menurutnya, setiap kasus akan diperlakukan berbeda.
Komentar Pengamat Terorisme
Sementara itu, seorang pengamat terorisme menyebut bahwa anak-anak WNI eks ISIS di Suriah dimungkinkan tidak akan menjadi risiko apabila dikembalikan ke negara asalnya.
Sidney Jones, peneliti Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) menyebut anak-anak WNI eks ISIS tidak menjadi ancaman apabila dibina oleh pemerintah.
• Janda dari Jakarta Terbang ke Jambi Temui Brondong 17 Tahun, Kuat 4 Hari di Kamar Hotel Tak Keluar
• VIDEO: NGERI!, Gerobak Sampah di Ruangan Jenazah RSUD Wonosari, Begerak Sendiri
• Bila Candi Borobudur Dibongkar, Benda Inilah yang Bakal Ditemukan di Dalamnya, Tak Disangka
Ia mengimbau pemerintah untuk memulangkan anak-anak yatim piatu dari kamp-kamp di Suriah secara bertahap.
Menurut Sidney, hal tersebut penting karena anak-anak tersebut dapat menyaksikan sekaligus mengalami intimidasi dan kekerasan di Suriah.
Sidney menambahkan bahwa Suriah bukanlah tempat yang layak bagi kesehatan dan sanitasi bagi anak-anak tersebut.
Selain itu, Sidney mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia musti mulai memulangkan kelompok kecil anak-anak terlebih dahulu daripada merencanakan untuk mengambil ratusan anak sekalgus.
"Membawa mereka kembali ke Indonesia tidak akan memiliki risiko, apalagi kalau (mereka) dibina di pusat Handayani, yang dipimpin Kementerian Sosial," ujar Sidney kepada BBC News Indonesia.
"Saya kira, apa salahnya pemerintahan Indonesia mulai sekarang, tapi jangan hanya bicara, buka komunikasi dengan Kurdi yang menguasai kamp-kamp itu (untuk mendata anak-anak di sana)," imbuhnya.

Masih Adakah Peluang?
Pemerintah Indonesia sebelumnya sempat menyatakan bahwa tidak akan memulangkan lebih dari 600 orang dari kamp-kamp di Suriah.
Namun demikian, pemerintah masih memberikan peluang adanya repatriasi anak.
"Dari identifikasi dan verifikasi ini, nanti akan kelihatan karena kita memang masih memberikan peluang untuk yatim piatu yang berada pada posisi anak-anak di bawah 10 tahun. Tapi kita belum tahu apakah ada atau tidak," kata Jokowi.