Beratnya Tugas Intel, Siang Jualan Bakso kalau Malam Jual Sekoteng, Kadang Jadi Hansip

Ternyata, tukang bakso yang kerap wira-wiri mendorong gerobak di jalan itu merupakan intelijen.

Editor: Duanto AS
kompas.com
Ilustrasi: Rinto, tukang bakso di Makassar, Sulawesi Selatan, yang keliling mendorong gerobaknya dengan gaya kantoran 

"Jadi pedagang sapu lidi keliling pernah. Keterangan demi keterangan kami kumpulkan, kami cari alat buktinya, dan akhirnya bisa terungkap," ujar Rudi.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai, sebagai perwira menengah lulusan Akpol 2000 ini apalagi, ia sudah melewati banyak hal untuk mengungkap kejahatan.

"Kadang kami menyamar jadi tukang bakso dan pedagang lainnya. Yang bikin bahagia saat mampu ungkap pelaku, baik curat, curas, maupun curanmor," kata AKBP M Rifai belum lama ini.

Ia mengakui, tanpa ada anggota-anggota seperti Tri, Rudi, dan yang lainnya, pelaku kejahatan tidak akan terungkap.

"Anggota punya peranan penting dalam mengungkap kasus. Seringkali mereka tidak pulang berhari-hari untuk cari pelaku, saya apresiasi, mereka sangat berdedikasi," kata AKBP M Rifai.

//

Berubah jadi pedagang cilok

Kisah intelijen yang ini juga menarik. Tim Intelijen Densus 88 berusaha menangkap calon pengantin atau pelaku bom bunuh diri bernama Ali Uighur alias Abu Nash'ab alias Fariz Kusuma (27).

Penyamaran tim Densus 88 sempat menimbulkan kecurigaan sejumlah warga. Dia menyamar jadi pedagang cilok.

Selain cara berdagangnya yang tak lazim, pedagang cilok itu juga muncul beberapa hari sebelum dilakukan penangkapan Ali di rumah kontrakan yang terletak di Kampung Dukuh Jaya, RT 005/RW 009, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (23/12/2018) sore.

Pedagang cilok
Ilustrasi pedagang cilok (Istimewa)

"Janggal dan ngaco banget dagangnya. Saya yakin itu intel Densus. Nah, ini buktinya setelah sudah dapat targetnya, dia nggak dagang lagi," kata Supriyadi, pemilik warung kelontong di samping kontrakan yang ditempati Alli kepada Tribunnews, Kamis (24/12) malam.

Menurut Supriyadi, si pedagang cilok menjajakan dagangan dengan gerobak.

Ia berperawakan kurus, kecil, berkulit hitam kelam dan berambut tipis. Ia juga kerap mengenakan kaos hitam lusuh.

Namun, tas selempang yang dikenakan di tubuhnya terlihat bagus dan mahal.

"Paling usianya 35 tahunan. Dari potongannya nggak kelihatan kalau dia intel," ujarnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved