Sekeluarga Terombang-ambing 38 Hari di Samudera Pasifik Usai Kapalnya Hancur Ditabrak Paus

Sekeluarga Terombang-ambing 38 Hari di Samudera Pasifik Usai Kapalnya Hancur Ditabrak Paus

Editor: Andreas Eko Prasetyo
daily mail
Keluarga Robertson akhirnya diselamatkan kapal ikan Jepang 

Tinggalkan kapal

Pada detik-detik tabrakan, ayah Douglas, Dougal, seorang pelaut ulung yang berpengalaman, meminta keluarganya untuk meninggalkan kapal.

Dia menyalakan radio untuk mengirim sinyal 'SOS' sementara istrinya, Lyn, mengumpulkan persediaan darurat mereka.

"Saya menatapnya," kata Douglas, "dan berpikir: Ini pasti mimpi." Butuh beberapa menit untuk menyalakan radio. Namun, kapal sudah tenggelam.

Perahu itu dilengkapi dengan rakit tiup dan perahu kayu berukuran sekitar tiga meter.

Douglas meluncurkan keduanya ke samping dan mengikatnya bersisian sebelum dia tersapu dari geladak.

Saya terus berpikir 'Inilah cara saya akan mati. Saya akan dimakan oleh paus pembunuh' kata Douglas Robertson.

"Saya terus merasakan kaki saya untuk melihat apakah kaki saya masih ada. Katanya, kita tidak akan merasakan gigitan paus, lalu tiba-tiba sudah tidak punya kaki. Saya terus memperhatikan kaki saya dan berpikir, ya setidaknya saya masih punya kaki."

Rute Kapal Lucette yang ditumpangi keluarga Robertson keliling dunia
Rute Kapal Lucette yang ditumpangi keluarga Robertson keliling dunia (daily mail)

Robin Williams, seorang pemuda yang ikut dalam perjalanan itu, diberi tempat tidur sebagai imbalan kerja, sedang tidur setelah jaga malam, ketika kapal mulai tenggelam.

Dia melangkah ke rakit karet dengan gugup. Satu sisi rakit masuk dalam dalam air tak lama kemudian tenggelam. Rakit itu mengambang tepat di bawah permukaan, tidak dapat digunakan.

Akibatnya, tujuh orang yang ada di kapal tu tidak punya pilihan lain. Mereka harus berdesakan di kapal kecil berkapasitas enam orang.

Di kapal itu mereka bertahan hidup sambil terapung-apung di lautan.

Hirarki bertahan hidup

Keluarga Robertson perlu rencana.

"Waktu bertahan hidup tanpa udara hanya dalam hitungan menit, dengan suhu ekstrem dalam beberapa jam, tanpa cairan, beberapa hari, dan tanpa makanan beberapa minggu," kata Mike Tipton, seorang ahli fisiologi dari University of Portsmouth yang spesialisasinya adalah kelangsungan hidup di lingkungan ekstrem.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved